10 Tanda Kucing Cacingan dan Cara Terbaik Atasinya
Beauties, pernahkah kamu melihat kucing kesayangan tiba-tiba sering muntah, bulunya kusam, atau perutnya tampak membuncit? Gejala-gejala itu mungkin terlihat sepele, tapi bisa jadi tanda bahwa si bulu sedang terserang cacing. Kondisi ini umum dialami kucing dari berbagai usia, terutama anak kucing yang masih rentan.
Cacingan pada kucing bukan hanya membuat mereka tidak nyaman, tetapi juga bisa berbahaya jika dibiarkan. Selain menurunkan kualitas hidup kucing, beberapa jenis cacing bahkan bisa menular ke manusia. Itu sebabnya, penting bagi kamu untuk mengenali tanda-tandanya sejak dini sekaligus tahu cara terbaik mengatasinya. Simak, yuk!
1. Perut Buncit dan Badan Kurus
Ilustrasi kucing kurus/Freepik: freepik
Kucing yang terkena cacing, terutama anak kucing, sering memperlihatkan perut buncit padahal tubuhnya kurus. Cornell Feline Health Center menyebut fenomena ini sebagai “pot-bellied appearance” yang khas pada kucing dengan infestasi cacing gelang. Cacing gelang hidup di usus dan menyerap nutrisi dari makanan kucing, sehingga tubuhnya kehilangan asupan gizi penting untuk tumbuh sehat.
Kondisi ini dapat membuat pemilik salah mengira bahwa kucing sedang gemuk karena perutnya membesar. Padahal, pembesaran tersebut disebabkan penumpukan cacing di saluran pencernaan. Jika tidak segera ditangani, kucing bisa mengalami malnutrisi parah dan rentan terhadap penyakit lain karena imunitasnya menurun.
2. Bulu Kusam dan Kering
Ilustrasi bulu kering/Freepik:wirestock
Bulu kucing yang sehat biasanya terlihat berkilau, lembut, dan rapi. Namun, ketika kucing terinfeksi cacing, bulunya dapat tampak kusam, kering, bahkan mudah rontok. Dokter hewan dari Small Door Veterinary New York menjelaskan bahwa cacing menyerap nutrisi penting seperti protein dan vitamin yang seharusnya diserap tubuh untuk menjaga kesehatan kulit serta bulu.
Kekurangan nutrisi ini membuat bulu kehilangan kelembapan dan kilau alaminya. Dalam jangka panjang, kucing bisa terlihat seperti tidak terawat, meski pemilik sebenarnya rutin membersihkan dan menyisir bulu.
3. Muntah atau Diare
Ilustrasi kucing sakit/Freepik: freepik
Muntah dan diare termasuk gejala yang paling sering dialami kucing cacingan. VCA Animal Hospitals menjelaskan bahwa cacing dapat mengiritasi lapisan lambung maupun usus, sehingga tubuh bereaksi dengan memuntahkan isi perut atau mengeluarkan feses encer. Pada beberapa kasus, kucing bahkan memuntahkan cacing yang masih hidup, yang tentu sangat mengkhawatirkan bagi pemilik.
Diare akibat cacing juga sering disertai lendir atau darah, terutama ketika infeksi sudah parah. Kondisi ini berbahaya karena bisa membuat kucing mengalami dehidrasi. PetMD menambahkan bahwa dehidrasi pada kucing bisa berkembang cepat dan mengancam nyawa, terutama pada anak kucing. Karena itu, tanda muntah dan diare tidak boleh diabaikan.
4. Berat Badan Menurun
Ilustrasi berat badan kucing menurun/Freepik: freepik
Penurunan berat badan bisa terjadi meski kucing tetap makan dengan porsi normal. Hal ini karena nutrisi dari makanan diserap lebih dulu oleh cacing di dalam usus. PetMD menjelaskan bahwa infeksi cacing dalam jangka panjang menyebabkan malnutrisi yang signifikan, sehingga tubuh kucing terlihat kurus meski asupan makanan cukup.
Pada anak kucing, penurunan berat badan menjadi lebih berbahaya karena mereka membutuhkan banyak energi untuk tumbuh. Cornell Feline Health Center menekankan bahwa kondisi ini bisa menghambat perkembangan fisik maupun organ vital anak kucing. Jadi, berat badan yang menurun tanpa sebab jelas harus segera diperiksakan ke dokter hewan.
5. Gusi Memutih (Anemia)
Ilustrasi kucing sehat/Freepik: freepik
Cacing tambang dikenal sebagai penyebab utama anemia pada kucing karena mereka menghisap darah langsung dari dinding usus. Gusi kucing yang normal harus berwarna merah muda segar. Namun pada kucing cacingan, gusi bisa tampak lebih pucat atau bahkan putih. American Veterinary Medical Association menyebut hal ini sebagai tanda jelas anemia yang berbahaya.
Selain pucat, kucing juga bisa mengalami napas cepat, detak jantung meningkat, dan kelemahan otot akibat berkurangnya sel darah merah. Pada kasus yang parah, anemia bisa mengancam nyawa. Itu sebabnya, pemeriksaan gusi secara rutin sangat penting untuk mendeteksi tanda awal infestasi cacing pada kucingmu.
6. Menyeret Pantat
Ilustrasi kucing berjalan/Freepik: freepik
Kucing yang sering menyeret pantatnya di lantai biasanya merasakan gatal atau iritasi di area anus. The Spruce Pets menjelaskan bahwa cacing pita sering melepaskan segmen kecil yang mirip butiran nasi kering, dan potongan ini keluar melalui anus sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman.
Perilaku ini bukan hanya mengganggu kenyamanan kucing, tetapi juga berisiko menyebarkan telur cacing ke lingkungan rumah. Segmen cacing yang jatuh di tempat tidur atau karpet bisa menjadi sumber infeksi baru, baik untuk kucing lain maupun manusia.
7. Lesu dan Lemas
Ilustrasi kucing lemas/Freepik: freepik
Kucing yang biasanya aktif mendadak lebih banyak tidur dan kehilangan minat bermain bisa jadi sedang menderita cacingan. Cats Protection UK menjelaskan bahwa energi kucing terkuras karena nutrisi yang seharusnya diserap tubuh diambil alih oleh cacing. Akibatnya, tubuh menjadi lemas dan tidak bertenaga.
Gejala ini sering kali disalahartikan sebagai tanda kucing malas atau menua. Padahal, rasa lelah yang berlebihan pada kucing muda justru patut dicurigai sebagai tanda masalah kesehatan.
8. Perubahan Feses
Ilustrasi kucing buang air/Freepik: freepik
Feses kucing yang sehat biasanya berbentuk padat dan berwarna cokelat normal. Namun, infestasi cacing dapat mengubah tekstur, warna, bahkan bau feses. Loch Haven Veterinary Hospital menyebutkan bahwa feses kucing cacingan sering kali lebih encer, berlendir, atau disertai darah.
Selain itu, segmen cacing juga bisa terlihat langsung di kotoran. Bagi pemilik, memeriksa feses setiap kali membersihkan litter box sangat penting untuk mendeteksi dini infestasi cacing. Perubahan kecil pada feses dapat memberikan petunjuk besar tentang kondisi kesehatan si bulu.
9. Batuk dan Kesulitan Bernapas
Ilustrasi kucing sedang sakit/Freepik: freepik
Beberapa jenis cacing, seperti cacing gelang, bisa bermigrasi ke paru-paru kucing. Smalldoor Vet menjelaskan bahwa larva cacing dapat masuk ke sistem pernapasan, menyebabkan batuk, mengi, atau kesulitan bernapas. Gejala ini sering dikira asma, padahal penyebabnya adalah parasit.
Infeksi pada saluran pernapasan membuat kucing tampak terengah-engah setelah aktivitas ringan. Kondisi ini tentu membuat mereka tidak nyaman dan bisa berakibat serius jika tidak segera diobati. Karena itu, jika kucing batuk terus-menerus, jangan ragu untuk memeriksakan ke dokter hewan agar bisa dibedakan apakah penyebabnya asma atau cacingan.
10. Nafsu Makan Berubah
Ilustrasi kucing yang nafsu makannya berubah/freepik: freepik
Perubahan nafsu makan bisa menjadi salah satu tanda cacingan. VCA Hospitals menjelaskan bahwa beberapa kucing menjadi lebih rakus karena tubuhnya kekurangan nutrisi, sementara yang lain justru kehilangan selera makan karena merasa mual atau tidak nyaman di perut.
Perubahan pola makan ini, jika berlangsung lama, bisa memengaruhi berat badan dan energi kucing. Pemilik harus waspada bila kucing tiba-tiba makan lebih banyak dari biasanya atau malah enggan menyentuh makanan favoritnya. Kedua kondisi tersebut bisa sama-sama menandakan adanya infestasi cacing di dalam tubuh.
Cara Terbaik Mengatasi Cacingan pada Kucing
Ilustrasi proses penyembuhan kucing/Freepik: Freepik
Cara paling efektif mengatasi cacingan adalah dengan obat cacing (anthelmintik) yang diresepkan dokter hewan. Menurut Shelter Medicine Program University of Wisconsin, kombinasi obat seperti praziquantel, pyrantel pamoate, atau fenbendazole terbukti efektif membasmi berbagai jenis cacing. Pemilihan obat, dosis, dan durasi pemberian harus disesuaikan dengan usia, berat badan, serta kondisi kesehatan kucing.
Selain pengobatan, pencegahan juga sangat penting. AVMA merekomendasikan pemberian obat cacing secara rutin, membersihkan litter box setiap hari, mencuci alas tidur kucing dengan air panas, dan menjaga kebersihan lingkungan. Dengan pencegahan yang konsisten, risiko infeksi ulang bisa ditekan secara signifikan.
Beauties, menjaga kesehatan kucing dari ancaman cacing adalah bentuk nyata cinta kita pada mereka. Yuk, jadikan langkah kecil ini sebagai kebiasaan positif agar sahabat berbulu kesayangan selalu terlindungi!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!