14 Remaja Indonesia Inspiratif Terpilih Menjadi Ashoka Young Changemaker 2025

Nadya Quamila | Beautynesia
Jumat, 23 May 2025 06:15 WIB
Yugo dan Gerakan Buta Digital Indonesia
Yugo dan Gerakan Buta Digital Indonesia/Foto: Dok. Ashoka Indonesia

Generasi muda memiliki peran krusial dalam membawa perubahan. Mereka memiliki ide yang segar, siap melakukan aksi nyata, hingga mengedukasi sesama. Hal inilah yang diharapkan dapat diwujudkan oleh 14 remaja Indonesia yang terpilih menjadi Ashoka Young Changemaker 2025.

Sebanyak 14 remaja dari sembilan kota dan kabupaten di Indonesia yang telah melakukan berbagai inisiatif lingkungan resmi mendapatkan gelar Ashoka Young Changemaker 2025, pada 22 Mei 2025.

"Ke-14 remaja ini terpilih dari 356 pendaftar dari seluruh Indonesia dan telah melalui rangkaian seleksi di tingkat nasional dan global," ujar Ara Kusuma, Youth Years Manager Ashoka Indonesia, Kamis (22/5), berdasarkan rilis yang diterima Beautynesia.

Ashoka Young Changemaker adalah jejaring global orang muda usia 12-20 tahun yang telah meluncurkan inisiatif sosial dan membentuk tim yang dipimpin oleh orang muda sebagai solusi nyata terhadap isu di sekitar. Nantinya, bersama Ashoka dan mitra lainnya, para penggerak muda ini diharapkan mampu memimpin gerakan Everyone a Changemaker yang mendukung generasi muda untuk berani bersuara dan berperan aktif di masyarakat.

Direktur Regional Ashoka untuk Asia Tenggara, Nani Zulminarni, menyatakan bila umumnya orang muda dipersiapkan untuk terjun aktif ke kehidupan sosial saat mereka telah lulus SMA atau ketika mengenyam pendidikan tinggi, seperti melalui program magang.

"Namun di Ashoka, kami percaya bila kita perlu melibatkan orang muda dalam mempraktikkan pembuatan perubahan di komunitas mereka sejak muda, sehingga mereka akan menemukan kekuatan dalam dirinya," ujar Nani.

Yugo dan Gerakan Buta Digital Indonesia

Yugo, Ashoka Young Changemaker 2025 Asal Surabaya

Yugo dan Gerakan Buta Digital Indonesia/Foto: Dok. Ashoka Indonesia

Remaja-remaja inspiratif ini membawa pelbagai inisiatif dan gerakan yang telah berkontribusi besar terhadap masyarakat. Seperti meningkatkan keterampilan digital remaja tunanetra, memperkenalkan STEM secara interaktif dan menarik, membuka pembicaraan tentang kekerasan seksual di pesantren, membangun ketahanan bencana, mendorong terciptanya area bebas rokok, dan banyak lagi lainnya.

Sebut saja Yugo S. (16), pembaharu muda asal Surabaya. Lewat gerakan Buta Digital Indonesia, Yugo yang merupakan remaja tunanetra ingin berbagi keterampilan digital yang dimilikinya dengan teman sebayanya untuk meningkatkan kemandirian, kepercayaan diri, dan kemampuan mereka dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.

Saat ini, terdapat 20 siswa tetap di Buta Digital. Mereka adalah teman-teman sekolah Yugo dari berbagai kelas serta teman-teman kakaknya yang juga tuna netra. Juga ada siswa yang hanya datang untuk sesi-sesi tertentu, sebagian besar adalah orang dewasa yang menjadi anggota kelompok pengajian Al-Qur'an yang diikuti ibunya.

Di kelas, Yugo memberikan pelajaran Keterampilan Mengetik, Google Docs, Kemandirian, Peningkatan Mobilitas dan Pemahaman Geografi, serta Manfaat Profesional.

“Untuk pelajaran Kemandirian, kami mengajarkan siswa cara memesan transportasi daring atau berbelanja online. Sementara di pelajaran Peningkatan Mobilitas dan Pemahaman Geografi, siswa diajarkan cara berbagi lokasi, yang meningkatkan mobilitas dan keamanan mereka,” ujar Yugo saat presentasi di depan juri panel Ashoka Young Changemaker 2025 dan menunjukkan cara dia menggunakan telepon genggam pintar dalam mengakses media sosial Instagram, pada 25 April 2025.

Yugo percaya bila keterlibatannya dalam gerakan Everyone a Changemaker (Semua Orang Pembaharu) akan menunjukkan bila semua orang, termasuk penyandang disabilitas tunanetra, bisa menjadi penggerak perubahan.

“Saya ingin mendorong banyak orang, terutama orang-orang dengan disabilitas, untuk aktif dalam berbagai gerakan dan kegiatan positif, seperti olahraga, isu lingkungan, inisiatif sosial, teknologi, musik, dan lainnya," tambahnya.

Nadia dan Daur Karbon

Nadia, Ashoka Young Changemaker asal Yogyakarta dengan program Daur Karbon

Nadia, Ashoka Young Changemaker asal Yogyakarta dengan program Daur Karbon/Foto: Dok. Ashoka Indonesia

Gagasan lain dibawa oleh Nadia M. (20), mahasiswa asal Yogyakarta yang berhasil mengolah kotoran ternak di instalasi biogas dan mengubahnya menjadi listrik oleh generator.

“Listrik ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga warga, dengan sebagian disimpan di pembangkit listrik dan disalurkan ke Eco-Charging Stations, yang menyediakan listrik,” kata Nadia dalam presentasinya di Panel Ashoka Young Changemaker 2025.

"Inistiatif ini saya gagas karena banyak tumpukan kotoran ternak di desa dan akses listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih belum merata," tambahnya.

Selain mengolah kotoran ternak, Nadia dan timnya (Eco Zoomers) juga mengolah dan mendaur ulang sampah sisa makanan serta pertanian yang kemudian diurai oleh maggot yang kemudian diubah menjadi pakan ternak dan pupuk pertanian. Dalam dua tahun gerakan Daur Ulang Project, Eco Zoomers telah melibatkan lebih dari 700 warga. Bahkan melalui pengelolaan limbah sirkular ini, masyarakat sekitar dapat mengelola makanan dan limbah organik secara mandiri, mengubahnya menjadi pakan ternak dan pupuk.

Hanna, Pembaharu Termuda di Ashoka Young Changemaker 2025

Hanna, Pembaharu Termuda di Ashoka Young Changemaker 2025 asal Jakarta

Hanna, Pembaharu Termuda di Ashoka Young Changemaker 2025 asal Jakarta/Foto: Dok. Ashoka Indonesia

Pembaharu termuda di Ashoka Young Changemaker 2025 kali ini adalah Hanna A. (12) yang menyebarkan kecintaan membaca di kalangan anak-anak lewat gerakan Jadikan Buku Teman Baikmu. Inisiatif ini berawal dari keresahan Hanna saat melihat bahwa banyak anak-anak dan remaja lebih tertarik melihat gadget daripada buku.

Dengan dukungan dari orang tua dan teman-teman, Hanna menciptakan Rumah Literasi Lampu Baca, Klub Baca ABC (Ayo Baca dan Cerita), Koper Baca, Program Sekolah – Harta Karun, dan donasi buku cerita ke panti asuhan.

Berikut daftar lengkap pembaharu muda Ashoka Young Changemaker 2025:

  1. Danendra F. (18/Panoramind-modul STEAM interaktif untuk siswa sekolah dasar/Boyolali, Jawa Tengah)
  2. Febriand V. (20/Black Screen-platform produksi dan distribusi film untuk penyandang disabilitas/Surabaya, Jawa Timur)
  3. Grestine D. (19/PARTY-platform yang memberdayakan remaja untuk mengadvokasi perlawanan terhadap rokok/Semarang, Jawa Tengah)
  4. Hanna A. (12/Jadikan Buku Teman Baikmu-komunitas membaca di kalangan anak-anak/Jakarta)
  5. 5. Kanaya M. (19/Edukasi Berjalan-wadah pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas di masyarakat kurang mampu/Muara Bungo, Jambi)
  6. Maylyn F. (16/Educe-klub debat, simulasi konferensi diplomatik, dan kelas pemrograman untuk remaja di seluruh negara/Bandung, Jawa Barat)
  7. Michelle K. (17/Book Buddies-komunitas literasi yang menyenangkan dan mudah diakses oleh kaum muda./Bekasi, Jawa Barat)
  8. Nadia M. (19/Daur Karbon-inovasi sumber energi yang terjangkau bagi masyarakat lokal melalui ekonomi sirkular/Yogyakarta)
  9. Putri L. (18/Walice-gerakan mencegah, mengurangi, dan mengatasi kekerasan seksual di pesantren/Bandung, Jawa Barat)
  10. Rana A. (16/Jabar Tapa-gerakan pelatihan bencana gempa bumi bagi anak dan remaja/Bandung, Jawa Barat)
  11. Reva F. (14/Intensifikasi Bunga Telang-membangun kebun kota dengan bunga telang untuk melawan polusi/Surabaya)
  12. Salwa K. (14/Readocil & Grandung-akses literasi dan ruang aman anti perundungan bagi anak/Jakarta)
  13. Tsani R. (17/Green Circle Sustainability-gerakan sistem pengelolaan sampah di pesantren/Yogyakarta)
  14. Yugo S. (16/Buta Digital Indonesia-pelatihan literasi digital untuk individu dengan gangguan penglihatan/Surabaya)

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE