3 Kalimat Ini Bisa Bikin Kamu Dicap Arogan, Orang Lain Jadi Ilfeel!
Dalam percakapan sehari-hari, tak jarang kita tanpa sadar menyampaikan sesuatu yang meninggalkan kesan arogan meskipun niat kita sama sekali tidak demikian. Hal ini karena komunikasi bukan hanya soal menyampaikan pesan, tetapi juga tentang bagaimana pesan itu diterima dan ditafisirkan oleh lawan bicara.
Kesan pertama juga bisa tercipta hanya dari satu kalimat yang terdengar “salah”. Dilansir dari Worth Explorer, ada beberapa kalimat yang menyinggung dan bisa terdengar arogan bagi pendengarnya. Yuk, cari tahu!
“Sebenarnya, Kamu Salah”
![]() Ilustrasi/Foto: Freepik |
Kata-kata sombong ini menyiratkan bahwa sudut pandang orang lain tidak valid bahkan sebelum diskusi dimulai. Penelitian tentang arogansi interpersonal menunjukkan banyak dari kita menilai pengetahuan kita sendiri secara berlebihan, lalu membela ilusi itu dalam bentuk penolakan secara langsung terhadap perspektif lain.
Alih-alih mengatakan kalimat itu, kamu bisa menggunakan respons yang lebih tenang, seperti: “Itu sudut pandang yang bagus—tapi izinkan aku menyampaikan versiku.” Saat kamu memberi ruang bagi berbagai sudut pandang untuk disuarakan, percakapan bisa tetap terbuka, alih-alih berubah menjadi perlombaan untuk mencari pendapat siapa yang paling “superior”.
Orang yang sering menggunakan frasa itu sendiri biasanya menyimpan rasa rendah diri di balik topeng kesombongannya. Mereka perlu “menang” agar merasa posisinya di panggung sosial aman. Untuk menghindari situasi ini, kamu perlu tetap tenang dalam menghadapi sebuah perbedaan.
“Aku Sudah Tahu”
Ilustrasi/Foto: Freepik
Orang yang sombong sebenarnya merasa sangat terganggu jika dinilai terlambat ikut ambil bagian dari sebuah ide, karena bagi mereka, terlihat tidak unggul sedikit saja sudah merupakan sebuah aib. Jadi, begitu ada informasi atau pencapaian baru, mereka lebih suka mengklaim bahwa mereka sudah mengetahuinya sejak lama daripada mengakui bahwa itu adalah sesuatu yang benar-benar baru bagi mereka.
Padahal sesungguhnya, ada jurang lebar antara sekadar mendapat informasi dan benar-benar memiliki wawasan mendalam. Namun, ketika seseorang lebih memilih untuk berpura-pura tahu daripada benar-benar berkontribusi, mereka dengan sendirinya kehilangan kesempatan untuk menyelami diskusi dengan lebih serius dan bermakna.
“Aku Hanya Berkata Jujur”
Ilustrasi/Foto: Freepik
Kejujuran adalah hal yang baik, tetapi tidak dengan kata-kata kejam yang disamarkan sebagai kejujuran. Ketika seseorang terlalu sering berdalih “aku cuma jujur”, mereka justru memberikan kesan bahwa mereka adalah pribadi yang dingin dan tidak tulus dibandingkan dengan jika mereka langsung berbicara dengan lugas.
Selain itu, kejujuran tanpa empati adalah cara untuk melepaskan perasaan tidak nyaman kepada orang lain secara terselubung. Jadi, jangan keliru antara berbicara tajam dan berkata jujur. Kita tetap bisa kok menyampaikan maksud kita dengan jelas tanpa menghilangkan kesan ramah dan hangat dalam berkomunikasi!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
