Kasus kekerasan bisa dibilang amat sering terjadi di lingkungan sekitar kita, terutama kekerasan dalam hubungan pada perempuan. Menanggapi hal tersebut, respons yang paling masuk akal untuk ditunjukkan oleh korbannya adalah melapor kepada pihak berwenang atau orang terdekat.
Namun, kebanyakan perempuan yang menjadi korban dalam kasus kekerasan lebih memilih untuk tetap diam dan tidak melapor. Dilansir dari Glamour, inilah beberapa alasan yang membuat korban kekerasan tidak berani speak up meskipun mengalami kekerasan dalam hubungan.
Risiko yang Mengancam Nyawa
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/Kamran Aydinov |
Dalam kebanyakan kasus kekerasan, waktu paling berbahaya bagi korban adalah ketika mereka memilih untuk pergi. Hal ini mungkin bisa menjelaskan mengapa rata-rata korban membutuhkan hingga 7 kali percobaan sebelum bisa benar-benar meninggalkan pelaku.
Sayangnya, ketika korban memutuskan untuk pergi atau melaporkan kasus kekerasan tersebut, pelaku akan merasa kehilangan kuasa dan kemampuan untuk mengontrol korban. Hasilnya, pada tahun 2018, dilaporkan bahwa sebanyak 41 persen perempuan yang terbunuh oleh pasangan atau mantan pasangannya di Inggris, Wales, dan Irlandia Utara telah berpisah atau sedang mengambil langkah untuk mempersiapkan perpisahan tersebut.