5 Kalimat Toxic yang Bisa Merusak Hubungan Menurut Psikolog Harvard, Hindari!

Budi Rahmah Panjaitan | Beautynesia
Sabtu, 20 Jan 2024 20:00 WIB
5 Kalimat Toxic yang Bisa Merusak Hubungan Menurut Psikolog Harvard, Hindari!
Foto: Freepik.com/pressfoto

Beauties mungkin setuju bahwa komunikasi adalah hal penting dalam sebuah hubungan. Berkenaan dengan itu, komunikasi dibangun lewat kalimat-kalimat yang disampaikan kepada pasangan masing-masing. Mengingat arti pentingnya komunikasi, maka rusaknya sebuah hubungan juga bisa berawal dari komunikasi. Melontarkan kalimat yang berkesan penghinaan misalnya, tentu ini sangat berbahaya.

Selain menyerang karakter, penghinaan juga dapat mengambil posisi superior. Contoh lainnya yang juga patut diwaspadai adalah ungkapan tidak hormat, mengejek dengan sarkasme, meremehkan, mengejek dengan bahasa tubuh, dan lainnya.

Dikutip dari CNBC, jika ini terjadi, maka hubungan sedang tidak bai-baik saja alias bermasalah. Cortney S Warren, PhD, psikolog bersertifikat yang telah menerima pelatihan klinis di Harvard Medical School membeberkan beberapa kalimat beracun yang dapat merusak hubungan. Apa saja? Simak selengkapnya di bawah ini.

1. “Kamu Tidak Pantas Untukku”

Pantas untuk pasangan/ Foto: Freepik.com/our-team
Pantas untuk pasangan/ Foto: Freepik.com/our-team

Kalimat yang satu ini termasuk beracun dalam hubungan karena mengisyaratkan penilaian yang merendahkan. Kalimat ini mencerminkan adanya anggapan bahwa pasangan lebih rendah sehingga dapat merusak harga dirinya. Versi kalimat lainnya yang masih senada dengan ini adalah “kamu beruntung aku bisa bertahan denganmu”.

Alih-alih mengatakan itu, cobalah untuk menyatakan perasaan dengan jujur, namun tetap dengan kalimat yang tidak merendahkan. Misalnya, “saat ini aku melihat kita di posisi yang sulit sebagai pasangan, sehingga kita perlu memperbaikinya”.

2. “Berhenti Bertanya Apakah Aku Baik-Baik Saja. Semuanya Baik-baik Saja”

Merasa tidak baik-baik saja/ Foto: Freepik.com/tirachardz

Ini menjadi frasa beracun apabila kondisi sesungguhnya tidaklah baik-baik saja. Kalimat ini juga bagian dari bahasa pasif agresif yang dapat menghalangi kejujuran untuk menceritakan masalah sebenarnya.

Jika terus dibiarkan, ini dapat mempersulit penyelesaian konflik dan dapat membuat kedua belah pihak merasa tidak aman. Frasa ini bisa diganti dengan “saat ini aku benar-benar kesal, tapi aku belum siap membicarakannya”. Ini memberikan pengertian bahwa butuh waktu sejenak untuk merenungkan persoalan yang terjadi.

3. “Kamu Menyedihkan”

Merasa sosok menyedihkan/ Foto: Freepik.com/drazenzigic

Pernah mendengar ini diungkapkan oleh seseorang? Jika ya, Beauties mungkin bisa menilai seberapa beracunnya kalimat ini. Melabeli seseorang sebagai sosok yang menyedihkan bukan sesuatu yang positif. Ini bisa menyiratkan sebuah ejekan atau bahkan hinaan yang terkesan merendahkan.

Mengucapkan kalimat ini seperti menyederhanakan seseorang menjadi satu atribut negatif, tanpa menghargai kompleksitas identitas sebagai individu yang punya beragam karakteristik. Sebagai gantinya, sebaiknya memfokuskan pada perilaku atau tindakan yang mungkin kurang disukai, daripada menyerang secara langsung sifat pribadi seseorang.

4. “Aku Sudah Melupakan Ini”

Menganggap sudah melupakan/ Foto: Freepik.com/tirachardz

Frasa yang satu ini juga sebaiknya dihindari dalam sebuah hubungan karena bisa menjadi sesuatu yang mengancam. Kalimat ini bisa menyiratkan adanya keinginan untuk pergi, menyudahi, dan sejenisnya.

Ini dapat menciptakan ketidakstabilan dalam hubungan dan rasa tidak aman. Untuk itu, yang sebaiknya dilakukan adalah mengatakan dengan jujur, misalnya “saat ini aku sedang kesal dan perlu mengambil waktu sejenak” atau “kita perlu membicarakan hubungan kita secara serius”.

5. “Kamu Adalah Orang Tua yang Buruk”

Menjadi orang tual/ Foto: Freepik.com/freepik

Kalimat satu ini bisa jadi sangat menusuk dan berbahaya. Ya, seseorang bisa saja merasa gagal menjadi orang tua karena kalimat ini. Padahal, ada banyak hal yang terkadang memang sedang berproses dan butuh waktu. Frasa ini terdengar menyakitkan dan mengeksploitasi.

Ini bisa merusak kepercayaan dan membuat diri yang mengatakannya seakan-akan lebih baik. Gunakanlah frasa yang lebih baik dan menunjukkan adanya penghargaan. Misalnya “kamu terlalu memanjakannya, dan itu karena ibumu juga memanjakanmu”.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE