5 Tradisi Kelulusan di Korea Selatan Ini Tergolong Unik Hingga Tak Lazim, Apa Saja?

Sierra Ayuningtyas Muktisari | Beautynesia
Selasa, 17 Jan 2023 11:30 WIB
Ilustrasi murid di Korea Selatan/ Foto: soompi.com

Kelulusan menjadi salah satu momentum di kehidupan yang kerap dinantikan banyak orang. Mulai dari lulus sekolah hingga lulus kuliah. Jika di Indonesia atau beberapa negara lainnya momen kelulusan identik dengan wisuda, pemberian buket bunga, dan lainnya, Korea Selatan pun memiliki tradisi kelulusan yang nggak kalah menarik lho, Beauties.

Dilansir dari Creatrip, ini dia beberapa tradisi kelulusan di Korea Selatan yang tergolong unik hingga tak lazim!

Membawa Tepung

Ilustrasi tepung/ Foto: freepik.com

Saat lulus, para murid kerap membawa tepung dan saling melemparkan ke satu sama lain. Karena momen kelulusan di Korea Selatan umumnya terjadi pada bulan Februari atau musim dingin, tepung-tepung yang dilemparkan pun terlihat seperti serpihan salju.

Selain membawa tepung, ada pula yang menambahkan mayonnaise hingga telur untuk membuat tepung semakin menempel.

Merobek Seragam

Ilustrasi seragam sekolah Korea/ Foto: KBS

Selain membawa tepung, tradisi lainnya yang dulu kerap dilakukan adalah merobek seragam sebagai aksi yang menunjukkan bahwa para murid sudah menjadi orang dewasa dan bisa melakukan apapun yang mereka mau.

Namun, tradisi merobek seragam tersebut tampaknya sudah tak dilakukan, Beauties. Pada tahun 2011 lalu, murid-murid sekolah yang lulus pun memutuskan untuk menyimpan seragam mereka. Mengingat tindakan merobek seragam juga dinilai menghabiskan uang dan justru menimbulkan timbunan sampah yang tidak perlu.

Tak hanya itu saja, karena beberapa tindakan membawa tepung atau merobeks seragam dianggap melewati batas dan terlalu ekstrem, polisi dan menteri pendidikan Korea Selatan pun menghentikan tradisi tersebut.

Sementara melansir Korea Joongang Daily, ada sejarah mengenai tradisi kelulusan di Korea. Saat masa penjajahan Jepang tahun 1910 hingga 1945, para lulusan sekolah menengah melempari diri mereka dengan tepung dan merusak seragam sekolah sebagai bentuk aksi protes terhadap Jepang.

(sim/sim)