6 Kalimat Sarkas yang Terdengar Seperti Pujian Menurut Ahli, Awas Terkecoh!

Florence Febriani Susanto | Beautynesia
Selasa, 19 Aug 2025 12:00 WIB
“Kamu Berani Banget Pakai Baju Itu!”
Memuji outfit seseorang/Foto: Freepik

Kalimat sarkas yang terdengar seperti pujian sering membuat kita merasa bingung. Dari luar, kata-kata itu terdengar manis dan memuji. Namun, ada nada sinis di baliknya yang sulit diabaikan. Pernah nggak kamu mengalami hal ini, Beauties?

Kadang, orang sengaja menggunakan sarkasme dengan cara yang halus. Mereka menyembunyikan kritik di balik kata-kata yang seolah positif. Akibatnya, kamu jadi bertanya-tanya, “Apakah mereka benar-benar memuji atau ini hanya sindiran?”

Dilansir dari  Bolde, yuk, kita bahas 6 kalimat seperti ini agar kamu tidak terkecoh!

“Kamu Punya Banyak Potensi, Deh!”

Orang yang sarkas/Foto: Freepik

Kalimat ini memang terdengar memotivasi di awal. Namun, makna yang tersembunyi bisa berbeda. Mereka seolah bilang bahwa kamu belum cukup baik saat ini. Kamu dianggap baru sebatas potensi, bukan seseorang yang sudah berhasil.

Pujian seperti ini sering terasa seperti beban. Alih-alih merasa dihargai, kamu justru merasa tidak cukup. Ini bukan apresiasi terhadap apa yang sudah kamu capai, tapi lebih ke tekanan untuk menjadi lebih baik.

Menurut Dr. Heidi Grant Halvorson, seorang psikolog sosial, komentar seperti ini bisa mendorong motivasi. Namun, ada sisi lain yang menciptakan rasa cemas. Fokus pada potensi masa depan membuat orang lupa menghargai pencapaian saat ini.

Kalau kamu sering mendengar kalimat ini, coba perhatikan konteksnya. Apakah mereka memuji dengan tulus, atau justru membuatmu merasa kurang?

“Kamu Berani Banget Pakai Baju Itu!”

Memuji outfit seseorang/Foto: Freepik

Sekilas, ini terdengar seperti pujian atas pilihan gaya kamu. Namun, sering kali kalimat ini diucapkan dengan nada heran atau menilai. Pesannya bisa berarti bahwa pakaianmu terlalu berani atau tidak sesuai selera mereka.

Sarkasme seperti ini membuatmu merasa ragu dengan keputusan yang sudah kamu buat. Padahal, fashion adalah cara seseorang mengekspresikan diri. Kalau komentar ini membuatmu canggung, itu tandanya pujian ini tidak sepenuhnya tulus.

Dr. Susan Krauss Whitbourne, profesor psikologi dari University of Massachusetts Amherst, menyebutkan bahwa pujian sarkas adalah bentuk backhanded compliment. Ini adalah cara halus untuk menempatkan diri di atas orang lain.

Jadi, kalau ada yang berkata demikian, tanya pada dirimu sendiri. Apakah mereka benar-benar mendukung gayamu, atau hanya mencari cara untuk menilai?

“Kamu Sangat Beruntung”

Memuji orang lain/Foto: Freepik

Kata “beruntung” memang terdengar positif. Namun, jika disampaikan dengan nada tertentu, ini bisa meremehkan usaha kamu. Mereka seolah menganggap kesuksesanmu hanya hasil keberuntungan, bukan kerja keras atau kemampuan.

Bayangkan jika kamu bekerja keras untuk mencapai sesuatu, lalu hanya dianggap “beruntung.” Rasanya pasti tidak enak, kan? Ini adalah cara halus untuk menurunkan nilai dari apa yang sudah kamu lakukan.

Dr. Carol Dweck, peneliti terkenal dari Stanford University, menegaskan bahwa kesuksesan seharusnya dilihat dari usaha, bukan hanya hasil. Menyebut seseorang beruntung tanpa mengakui kerja kerasnya bisa melemahkan rasa percaya diri.

Jika kamu sering mendengar ini, anggap saja sebagai pengingat bahwa usahamu nyata. Kamu berhak mendapat pengakuan atas kerja kerasmu, bukan sekadar kata “untung.”

“Kamu Terlalu Baik”

Kalimat Sarkas/Foto: Freepik

Awalnya, ini terdengar seperti sanjungan. Tapi kata “terlalu” membuatnya terdengar negatif. Mereka mungkin ingin bilang bahwa sifat baikmu tidak realistis atau berlebihan.

Pujian ini sering membuatmu merasa terisolasi. Seolah-olah sifat baik yang kamu miliki adalah sesuatu yang “aneh” atau “tidak wajar.” Padahal, bersikap baik itu adalah kekuatan, bukan kelemahan.

Menurut Dr. Kristin Neff, pakar self-compassion, pujian berlebihan bisa menciptakan tekanan. Saat seseorang mengatakan kamu “terlalu baik,” mereka mungkin menempatkanmu di posisi yang sulit.

Coba tanya pada dirimu sendiri, Beauties. Apakah kamu merasa bahagia dengan sifatmu? Jika iya, jangan biarkan komentar seperti ini membuatmu meragukannya.

“Aku Nggak Akan Bisa Kayak Kamu”

Pujian dari seseorang/Foto: Freepik

Kedengarannya seperti kekaguman, ya? Tapi ada nuansa sarkas di baliknya. Mereka seolah bilang bahwa tindakanmu terlalu aneh atau tidak sesuai norma mereka. Kalimat ini lebih terdengar seperti pembanding daripada pujian tulus.

Pujian sejati tidak butuh perbandingan. Mereka tidak perlu berkata “Aku nggak bisa seperti kamu” untuk menghargai usahamu. Kata-kata ini sering membuat kamu merasa canggung atau dipertanyakan.

“Kamu Sangat Santai!”

Kalimat sarkas/Foto: Freepik

Siapa sih yang tidak ingin dikenal sebagai orang santai? Tapi, kata ini bisa punya makna ganda. Bisa jadi mereka menganggap kamu terlalu cuek atau tidak peduli.

Pujian seperti ini bisa membuat kamu merasa salah dalam bersikap. Padahal, menjadi santai adalah kualitas positif yang berarti kamu mampu mengelola stres.

Pujian yang tulus akan menyoroti kelebihanmu dengan cara positif. Kalau komentar ini membuatmu merasa tidak nyaman, mungkin ada sarkasme yang tersembunyi.

Beauties, tidak semua pujian itu tulus. Keenam contoh di atas membuktikan bahwa banyak kalimat yang ternyata sarkas tersembunyi di balik kata-kata manis. Mulai sekarang, yuk, lebih peka terhadap cara orang memuji. Kalau sudah paham polanya, kamu akan lebih percaya diri menghadapi komentar apa pun.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.