Banyak orang bermimpi untuk bisa menjadi seorang pemimpin. Namun kita tentu tahu bahwa itu bukanlah hal yang mudah. Menjadi seorang pemimpin yang sukses membutuhkan banyak dedikasi, perjuangan, pengorbanan, bahkan perilaku dan tutur kata yang bisa memotivasi tim.
Ya, seorang pemimpin juga harus sangat memerhatikan ucapan yang ia lontarkan kepada tim. Jangan sampai ucapan tersebut bersifat 'toksik' yang bisa membuat tim tidak bekerja dengan maksimal dan produktif.
Dilansir dari Inc, berikut 6 kalimat 'toksik' yang tidak seharusnya diucapkan oleh seorang pemimpin. Yuk, simak ulasannya!
"Saya Tidak Butuh Pendapat Siapa pun. Inilah Arah yang Kita Tuju"
Kamu tidak akan pernah mendengar ucapan di atas dari seorang pemimpin yang mengutamakan timnya. Seorang pemimpin yang baik akan selalu mencari perspektif dan tanggapan dari berbagai sudut pandang.
Saat situasi sulit muncul, pemimpin yang baik akan berbicara dengan berbagai rekan kerja dari berbagai divisi untuk mendapatkan kejelasan dan menentukan arah tindakan. Ketika mereka sampai pada suatu keputusan, mungkin keputusan tersebut belum tentu berhasil, namun sudah menjadi yang terbaik karena telah mencari banyak pandangan dan pendapat.
"Saya Tidak Bertanggung Jawab untuk Hal Itu, Salahkan Orang Lain Saja"
Pemimpin terbaik menolak kecenderungan untuk mengalihkan tanggung jawab dan menyalahkan orang lain untuk melindungi diri mereka sendiri dengan segala cara. Mereka menerima bahwa mereka tidak sempurna dan membuat kesalahan. Jadi ketika mereka melakukan kesalahan, mereka mengakuinya.
Mereka menyadari bahwa mereka bertanggung jawab kepada orang lain di bawah pandangan mereka, bukan hanya kepada orang-orang di atas mereka. Saat pemimpin melakukan ini, anggota timnya akan merasa aman untuk mengambil risiko, membuat kesalahan, dan belajar dari pengalaman tersebut.
"Saya Tidak Perlu Dilatih. Saya Tahu Segalanya yang Perlu Diketahui"
Terkadang, karena mengemban posisi yang tinggi, seorang pemimpin merasa bahwa ia sudah tahu segalanya. Padahal, pemimpin yang baik terbuka untuk menerima informasi dan ingin terus belajar, entah itu secara mandiri ataupun belajar dari anggota timnya.
Para pemimpin tahu bahwa mereka harus banyak belajar dan bahwa setiap orang memiliki sesuatu yang penting untuk diajarkan kepada mereka. Sebenarnya, pemimpin tidak selalu tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang harus dilakukan. Mereka bersedia mendengarkan sebelum memberikan saran. Mereka mengajukan pertanyaan, dan dengan tulus tertarik pada jawabannya.