6 Kesalahan Membuat Resolusi yang Sering Bikin Tujuan Jadi Sulit Tercapai

Belinda Safitri | Beautynesia
Sabtu, 27 Dec 2025 09:00 WIB
2. Tidak Memiliki Jaringan Akuntabilitas
Tidak memiliki jaringan akuntabilitas/ Foto: Freepik.com/freepik

Awal tahun sering terasa seperti momen paling tepat untuk memulai hidup baru. Dengan semangat yang masih penuh, banyak orang menetapkan resolusi sebagai bentuk harapan agar tahun ke depan berjalan lebih baik, sehat, dan lebih produktif. Sayangnya, tidak sedikit resolusi yang hanya bertahan beberapa minggu sebelum akhirnya terlupakan.

Bukan karena kurang niat, kegagalan resolusi sering kali dipicu oleh kesalahan yang sama dan berulang setiap tahun. Tanpa disadari, cara menetapkan tujuan yang kurang tepat membuat resolusi terasa berat dan sulit dijalani secara konsisten.

Untuk menghindarinya, kenali sejumlah kesalahan membuat resolusi seperti dirangkum dari Breathe Strong! 

1. Tujuan Terlalu Luas

Tujuan terlalu luas/ Foto: Freepik.com/janoon028

Salah satu kesalahan paling umum adalah menetapkan tujuan yang terlalu umum, seperti, ingin lebih sehat atau ingin lebih produktif. Tujuan seperti ini memang terdengar positif, tetapi terlalu luas dan tidak memberi arah yang jelas tentang apa yang harus dilakukan setiap hari. Akibatnya, semangat mudah hilang karena tidak tahu harus mulai dari mana.

Agar resolusi lebih terarah, tujuan perlu dibuat SMART, yaitu specific (spesifik), measurable (terukur), achievable (dapat dicapai), relevant (relevan), dan time-bound (memiliki batas waktu). Misalnya, daripada sekadar ingin lebih aktif, kamu bisa menetapkan target berjalan kaki 30 menit setiap hari atau mencapai jumlah langkah tertentu. Tujuan yang jelas membuat progres lebih mudah dipantau dan terasa lebih nyata.

2. Tidak Memiliki Jaringan Akuntabilitas

Tidak memiliki jaringan akuntabilitas/ Foto: Freepik.com/freepik

Resolusi yang hanya disimpan sendiri sering kali lebih mudah dilanggar. Tanpa ada pihak lain yang mengetahui tujuanmu, alasan untuk menunda atau melewatkan satu hari perlahan berubah menjadi kebiasaan buruk yang berulang. Dari satu kali bolos, lalu dua kali, hingga akhirnya resolusi benar-benar terhenti.

Memiliki orang yang bisa dimintai pertanggungjawaban membuat kamu lebih disiplin. Entah itu teman, pasangan, keluarga, atau komunitas online, keberadaan mereka bisa menjadi pengingat sekaligus penyemangat. Bahkan sekadar berbagi progres di media sosial dapat membantu sebagian orang tetap konsisten karena merasa diawasi secara positif.

3. Membuat Terlalu Banyak Resolusi Sekaligus

Membuat terlalu banyak resolusi sekaligus/ Foto: Freepik.com/pressphoto

Keinginan untuk memperbaiki banyak hal sekaligus di awal tahun sering berujung pada kelelahan mental. Ketika terlalu banyak tujuan dikejar bersamaan, fokus menjadi terpecah dan hasil yang dicapai tidak maksimal. Alih-alih puas, yang muncul justru rasa kecewa karena merasa gagal di banyak hal.

Oleh karena itu, kamu sebaiknya memprioritaskan satu atau dua resolusi utama terlebih dahulu. Fokus pada satu tujuan sampai terasa stabil, lalu perlahan tambahkan tujuan lain yang masih berkaitan. Prinsip ini akan membantu resolusi terasa lebih ringan dan realistis untuk diwujudkan. 

4. Tidak Membuat Rencana yang Realistis

Tidak membuat rencana realistis/ Foto: Freepik.com/katemangostar

Resolusi tanpa rencana yang jelas sering kali hanya menjadi angan-angan. Banyak orang tahu apa yang ingin dicapai, tetapi tidak memikirkan langkah konkret yang perlu dilakukan setiap hari, minggu, atau bulan. Akibatnya, resolusi terasa besar dan menakutkan.

Membuat rencana yang realistis membantu tujuan terasa lebih dekat dan bisa dijalani. Dengan memecah tujuan besar menjadi langkah-langkah kecil, kamu bisa melihat progres secara bertahap. Rasa pencapaian dari target kecil inilah yang membantu menjaga semangat, terutama di saat motivasi mulai menurun.

5. Resolusi Tidak Menyenangkan untuk Dijalani

Resolusi tidak menyenangkan untuk dijalani/ Foto: Freepik.com/cookie_studio

Banyak resolusi gagal karena terasa seperti hukuman, bukan pilihan. Memaksakan diri mengikuti metode yang tidak disukai hanya karena sedang tren atau berhasil bagi orang lain sering membuat proses terasa membosankan dan melelahkan.

Resolusi seharusnya menantang, tetapi tetap menyenangkan. Jika satu cara tidak cocok, tidak ada salahnya mencari alternatif. Olahraga tidak harus selalu ke gym, dan belajar hal baru tidak harus dengan cara yang kaku. Semakin kamu menikmati prosesnya, semakin besar kemungkinan resolusi tersebut bertahan lama.

6. Tidak Merayakan Kemajuan

Tidak merayakan kemajuan/ Foto: Freepik.com/wayhomestudio

Banyak orang terlalu fokus pada tujuan akhir hingga lupa menghargai proses yang sudah dijalani. Padahal, melihat kemajuan kecil sangat penting untuk menjaga motivasi. Tanpa perayaan atau pengakuan, resolusi bisa terasa stagnan meski sebenarnya sudah berkembang.

Merayakan kemenangan kecil tidak harus berlebihan. Menghadiahi diri sendiri dengan hal sederhana seperti perlengkapan baru, waktu istirahat, atau perawatan diri bisa menjadi dorongan positif. Dengan begitu, perjalanan menuju resolusi terasa lebih bermakna dan tidak sekadar mengejar hasil akhir.

Itulah sejumlah kesalahan membuat resolusi yang perlu dihindari. Ingat baik-baik dan jangan sampai kamu lakukan lagi di tahun depan, ya! 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE