6 Pertanyaan Menyebalkan yang Paling Sering Ditanyakan Saat Bukber dan Cara Menjawabnya

Diny Putri | Beautynesia
Kamis, 07 Apr 2022 16:30 WIB
6 Pertanyaan Menyebalkan yang Paling Sering Ditanyakan Saat Bukber dan Cara Menjawabnya
Ilustrasi Buka Bersama/Pexels/mentatdgt

Beauties, umat Muslim kembali menyambut bulan suci Ramadan. Selama 30 hari, umat Muslim di dunia harus menahan hawa nafsunya dari Subuh hingga Maghrib tiba. Tidak hanya menahan hawa nafsu, tetapi berpuasa juga mengajarkan kita untuk mengendalikan emosi beserta kalimat yang akan kita tuturkan saat sedang berbicara.

Berbicara tentang Ramadan, tentu identik dengan salat tarawih, beragam takjil yang tersaji di atas meja maupun yang dijual di pinggir jalan, serta buka bersama alias bukber dengan orang-orang terkasih.

Biasanya buka bersama akan dijadwalkan pada jauh-jauh hari, bahkan ada beberapa orang yang merelakan waktu serta tenaganya untuk mengurus buka bersama agar acara berjalan lancar. Namun, momen bukber yang harusnya dihabiskan dengan sukacita terkadang justru dijadikan ajang pamer serta membandingkan kehidupan satu sama lain.

Tidak hanya itu, beberapa pertanyaan sensitif dan bersifat pribadi pun juga terlontarkan hanya untuk basa-basi semata. Berikut pertanyaan yang sering dilontarkan saat bukber dan cara menjawabnya, check it out!

Pekerjaan dan Penghasilan

Bekerja Sebagai CEO./Foto: pexels.com/Tima MiroshnichenkoIlustrasi bekerja/Foto: Pexels.com/Tima Miroshnichenko/ Foto: Jovanka Rachel

Beauties, pernah mendengar pertanyaan di bawah ini?

“Eh, udah kerja belum?”

“Kerjanya di mana?”

“Jabatannya apa?”

“Gajinya berapa?”

Kamu mungkin pernah mendengar atau bahkan mendapatkan pertanyaan tersebut ketika sedang bukber dengan keluarga maupun teman-teman lama. Sekilas, pertanyaan itu terdengar sederhana dan tidak sensitif. Namun, bagi sebagian orang pertanyaan tersebut benar-benar melelahkan untuk didengar, terutama jika orang yang menanyakan memiliki maksud tertentu seperti membandingkan hidupnya dan membanggakan pekerjaannya.

Untuk mengatasinya, kita bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan jujur dan sederhana. Sayangnya, kadang jawaban yang kamu lontarkan tak mampu memuaskan si penanya. Mereka tanpa diminta akan menuturkan kalimat seperti, wah, kalau saya sih kerjanya di xxx dengan gaji sekian” atau “oh kalau anak om/tante kerjanya di sini, gajinya juga besar, padahal dia kerjanya belum ada setahun,” dan tuturan lainnya yang mampu membuat diri kita menjadi kecil serta keki.

Kamu bisa menjawab pertanyaan tadi dengan sederhana. Tetapi jika mendapat respon seperti yang telah disebutkan tadi, kamu juga bisa membalas ucapan mereka dengan beberapa contoh kalimat di bawah ini:

“Selama kebutuhan terpenuhi, gaji saya sudah lebih dari cukup kok. Kebutuhan kan lebih penting daripada keinginan.”

“Wah, bagus dong, kalau ada lowongan kerja kasih tahu ya, siapa tau saya bisa gabung dan bernasib sama kayak kamu.”

“Tahu nggak? Nanya persoalan gaji itu hal pribadi dan sensitif, jadi nggak etis untuk ditanyain ya dan saya juga punya pilihan untuk tidak menjawab.”

Pasangan

Ilustrasi Pasangan/Freepik/rawpixel.com
Ilustrasi Pasangan/Freepik/rawpixel.com

“Kok nggak sama pasangannya?”

“Pasangannya mana?”

“Nggak bosen sendiri terus?”

Beauties, kamu tentu pernah mendengar pertanyaan seperti di atas bukan? Saat pertama, reaksi kamu mendengar pertanyaan tersebut mungkin akan biasa saja. Tetapi bagaimana jika pertanyaan tersebut dilontarkan berulang kali? Terutama ketika bertemu lagi setelah tidak lama berjumpa, kamu tentu akan bosan serta jengkel mendengarnya. Bahkan jawaban yang kamu berikan pun tak mampu membuat si penanya menjadi puas.

Karena itulah terkadang hal tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat seseorang malas untuk mengikuti acara bukber maupun kumpul keluarga. Namun, kamu mungkin bisa mengeluarkan kalimat ini untuk menjawab pertanyaan tersebut.

“Memang saya harus selalu bersama pasangan saya?”

“Saya lagi belajar mandiri, makanya lagi nggak perlu pasangan.”

“Didoakan saja, ya.”

Pernikahan

Ilustrasi Pasangan Menikah/Freepik/bristekjegor
Ilustrasi Pasangan Menikah/Freepik/bristekjegor

Ketika kamu sudah punya pasangan, pertanyaan yang paling sering ditanyakan ketika bukber adalah tentang pernikahan, seperti, “kapan nikah?”, “emang kamu nggak punya keinginan untuk menikah?”, “udah pacaran lama masa nggak mau nikah?”, “ayo cepat nikah, nanti keburu tua,” dan beragam pertanyaan pernikahan lainnya.

Pertanyaan tersebut tentunya mampu menghadirkan rasa kesal dan jengkel. Jika kamu salah satu orang yang jengkel dengan pertanyaan tersebut dan lelah menjawabnya, mungkin kamu bisa mencoba menjawabnya dengan kalimat di bawah ini:

“Mau kok menikah, tapi kan semua orang punya targetnya masing-masing.”

“Menikah kan nggak gampang, perlu biaya ini itu, belum lagi nanti kehidupan pernikahan. Cinta kan nggak bikin kenyang.”

“Usia kan nggak jadi penentu kita harus menikah saat itu juga.”

Begini Cara Menjawab Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan saat Bukber!

Ilustrasi Buka Bersama/Pexels/RODNAE Production

Anak

Ilustrasi Ibu dan Anak/Pexels/William Fortunato
Ilustrasi Ibu dan Anak/Pexels/William Fortunato

Kemudian pertanyaan mengenai keturunan atau anak. Pertanyaan ini paling sering dilontarkan kepada pasangan yang baru menikah maupun sudah lama menikah.

“Kok belum hamil, sih?”

“Itu si A baru 3 bulan menikah sudah isi.”

“Kehamilan jangan ditunda, nggak baik, lho.”

“Kapan mau nambah anak lagi?”

Beauties, tahukah kamu jika pertanyaan-pertanyaan di atas bersifat sensitif? Sebab, tidak semua pasangan diberikan anugerah buah hati dengan cepat oleh Sang Pencipta. Terkadang mereka harus melalui berbagai cara untuk bisa mendapatkan buah hati mereka sendiri. Maka tak jarang beberapa orang memilih untuk tidak mengikuti acara bukber maupun kumpul keluarga, agar dirinya tak mendengar pertanyaan tersebut.

Akan tetapi, jika kamu merasa perlu datang dan menjawab pertanyaan tersebut, mungkin kamu bisa menjawabnya dengan beberapa kalimat di bawah ini:

“Yang menentukan hamil atau tidaknya kan bukan saya, tapi Tuhan. Kalau Tuhan bilang belum ya berarti memang belum waktunya dikasih.”

“Hamil pasti mau dong, tapi mungkin saya belum dikasih kepercayaan. Kan ngurus anak nggak semudah masak mi instan, apalagi tanggung jawabnya seumur hidup bukan tiga menit.”

Pendidikan

Ilustrasi Kelulusan/Freepik
Ilustrasi Kelulusan/Freepik

Pertanyaan lainnya sering terlontar saat bukber adalah seputar pendidikan. Biasanya pertanyaan seperti ini dilontarkan untuk para pelajar yang baru lulus sekolah, mahasiswa baru, atau mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi.  

“Kenapa universitas swasta? Emang nggak nyoba untuk masuk universitas negeri?”

“Kenapa ambil jurusan itu? Nanti kerjanya susah, lho.”

“Gimana skripsinya? Ayo cepet diselesaikan, masa skripsian aja lama.”

“Kapan lulus? Saya aja lulus dalam waktu tiga setengah tahun.”

Keempat pertanyaan di atas umumnya paling sering ditanyakan setiap kali bertemu. Tak jarang, kamu yang sedang berada di posisi tersebut merasa jengkel, kesal, hingga stres. Bahkan, ketika kamu sudah menjawabnya dengan baik, lagi-lagi respon yang tak ingin didengar justru dituturkan.

Akan tetapi, kamu biasa menyiasati jawaban dari pertanyaan di atas dengan jawaban seperti di bawah ini, lho, Beauties!

“Memang ada yang salah dengan universitas swasta? Swasta atau negeri kan beda labelnya saja. Yang penting sama-sama bertujuan untuk pendidikan.”

“Kalau nantinya saya nggak bisa kerja karena jurusan yang saya ambil, ya berarti saya ditakdirkan untuk membuka lapangan kerja bukan menjadi pekerja.”

“Saya skripsi bukan lomba lari.”

“Ayo bantu saya, biar saya bisa lulus cepat seperti kamu.”

Penampilan

Ilustrasi Perempuan/Freepik
Ilustrasi Perempuan/Freepik

Pertanyaan terakhir yang paling sering dilontarkan adalah mengenai penampilan. Sepertinya pertanyaan seputar penampilan menjadi topik yang paling sering diperbincangkan ketika bukber atau kumpul keluarga. Apalagi, jika penampilan kita berubah tak seperti kali terakhir bertemu.

“Eh, kamu kok gemukkan? Makan terus ya?”

“Kamu kurus banget, sih. Banyak pikiran, ya?”

“Ya ampun, kenapa muka kamu jadi jerawatan gitu? Kamu nggak perawatan?”

Lalu pertanyaan lainnya yang mampu menghadirkan perasaan kesal, bahkan membuat kita tak ingin berlama-lama berada di acara tersebut. Pertanyaan seputar penampilan memang merupakan salah satu topik yang sensitif, karena terkadang banyak orang yang berujung melakukan body shaming sehingga menyebabkan diri kita merasa minder, serta berusaha mengubah diri hanya untuk kesenangan orang lain semata.

Tapi tenang, mungkin jawaban di bawah ini bisa membantu kamu untuk menjawab pertanyaan di atas:

“Iya, soalnya selagi masih dikasih nikmat untuk makan, kita harus makan. Nanti kalau nggak bisa makan, pasti susah.”

“Perawatan, kok, tapi kayaknya jerawatnya masih sayang banget sama muka saya makanya nggak mau hilang. Kamu kalau mau bantu biaya perawatan wajah saya, saya dengan senang hati menerima.”

Beauties, itu tadi beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan saat acara bukber berlangsung atau pertemuan keluarga. Jawaban yang diberikan mungkin bisa kamu tuturkan jika kamu mendapatkan pertanyaan yang dicontohkan.

Semoga kamu bukan menjadi bagian dari orang-orang yang melontarkan pertanyaan tersebut, ya. Sudah tahun 2022, yuk, lebih cerdas dalam membuka topik pembicaraan apalagi untuk teman atau kerabat jauh yang sudah lama tidak bertemu! Be wise, Beauties!

***

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE