7 Kisah Tokoh Muslim yang Mengubah Dunia, Ada Ilmuwan hingga Pemimpin Besar!
Sepanjang sejarah, banyak tokoh Muslim yang memberikan kontribusi luar biasa dalam berbagai bidang, mulai dari ilmu pengetahuan hingga kepemimpinan. Mereka bukan hanya mengukir prestasi, tetapi juga mengubah dunia dengan pemikiran, penemuan, dan strategi mereka.
Dari ilmuwan seperti Al-Khwarizmi yang meletakkan dasar matematika modern, hingga Mehmed II yang menaklukkan Konstantinopel, jejak mereka masih terasa hingga kini. Kisah-kisah inspiratif ini bukan sekadar catatan sejarah, tetapi juga bukti bahwa dengan ilmu, keberanian, dan tekad yang kuat, seseorang bisa membawa perubahan besar.
Mari kita kenali lebih dalam sosok-sosok Muslim yang telah mengubah dunia. Simak!
1. Al-Khwarizmi
Al-Khwarizmi/ Foto : Goodreads
Al-Khwarizmi adalah seorang ilmuwan Muslim yang hidup pada abad ke-9 di Kekhalifahan Abbasiyah. Ia bekerja di House of Wisdom (Baitul Hikmah) di Baghdad, tempat para ilmuwan dari berbagai bidang berkumpul untuk meneliti dan menerjemahkan ilmu pengetahuan.
Salah satu karyanya yang paling berpengaruh adalah Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabala, yang menjadi dasar ilmu aljabar. Bahkan, kata aljabar yang kita kenal sekarang berasal dari bukunya. Dalam buku ini, Al-Khwarizmi menjelaskan cara menyelesaikan persamaan matematika dengan sistematis, yang kemudian menjadi dasar bagi ilmu matematika modern.
Tak hanya itu, ia juga membantu mengembangkan sistem bilangan desimal dan konsep angka nol yang kita gunakan saat ini. Pengaruhnya begitu besar hingga namanya diabadikan dalam istilah algoritma, yang merupakan prinsip dasar dalam ilmu komputer dan teknologi modern.Â
2. Ibn Sina (Avicenna)
Ibn Sina (Avicenna)/ Foto : Wikipedia
Ibn Sina, atau Ibnu Sina dikenal sebagai Avicenna adalah salah satu ilmuwan Muslim paling berpengaruh dalam sejarah, terutama di bidang kedokteran, filsafat, dan sains. Ia lahir pada tahun 980 M di Persia (sekarang Iran) dan sudah menunjukkan kecerdasannya sejak kecil. Pada usia 10 tahun, ia telah menghafal Al-Qur'an, dan di usia remaja, ia sudah mempelajari berbagai ilmu seperti matematika, astronomi, kimia, dan tentunya, kedokteran.
Karyanya yang paling terkenal adalah The Canon of Medicine (Al-Qanun fi al-Tibb), sebuah ensiklopedia medis yang membahas berbagai penyakit, metode diagnosis, obat-obatan, serta pentingnya pola hidup sehat dan kebersihan. Buku ini menjadi rujukan utama dalam dunia medis selama berabad-abad dan bahkan digunakan di universitas-universitas di Eropa hingga abad ke-17.
Salah satu kontribusi penting Ibn Sina dalam kedokteran adalah pemahamannya tentang penyebaran penyakit melalui udara dan air, yang kemudian menjadi dasar konsep higiene dan pencegahan infeksi dalam dunia medis modern. Selain itu, ia juga mengembangkan metode operasi, penggunaan anestesi, serta pendekatan berbasis sains dalam pengobatan.Â
3. Al-Razi (Rhazes)
Al-Razi (Rhazes)/ Foto : Themuslimtimes
Al-Razi adalah dokter dan ahli kimia yang hidup pada abad ke-9. Ia dikenal karena kontribusinya dalam bidang farmasi dan kedokteran. Salah satu pencapaiannya yang luar biasa adalah menemukan alkohol sebagai bahan antiseptik untuk membersihkan luka dan mencegah infeksi.
Selain itu, ia juga menulis ratusan buku tentang pengobatan dan eksperimen ilmiahnya. Salah satu karyanya, Kitab al-Hawi adalah ensiklopedia medis yang menggabungkan berbagai ilmu dari Yunani, Persia, dan India. Ia juga merupakan orang pertama yang mampu membedakan cacar dan campak sebagai dua penyakit yang berbeda.
4. Jabir Ibn Hayyan
Jabir Ibn Hayyan/ Foto : Goodreads
Jabir Ibn Hayyan adalah seorang ilmuwan Muslim yang hidup pada abad ke-8 dan dikenal sebagai "Bapak Kimia". Ia mengembangkan berbagai metode ilmiah dalam bidang kimia, termasuk teknik distilasi yang merupakan proses pemisahan zat berdasarkan titik didihnya. Teknik ini masih digunakan hingga sekarang dalam industri minyak, parfum, dan farmasi.
Selain itu, Jabir juga menemukan banyak asam penting, seperti asam sulfat dan asam nitrat, yang digunakan dalam berbagai keperluan ilmiah. Ia adalah orang pertama yang memperkenalkan metode eksperimental dalam kimia, menjadikannya sebagai ilmu yang berbasis pada bukti dan percobaan, bukan sekadar teori.
5. Al-Zahrawi
Al-Zahrawi / Foto : Wikepedia
Al-Zahrawi adalah seorang dokter dan ahli bedah Muslim yang hidup pada abad ke-10. Ia sering disebut sebagai "Bapak Bedah Modern" karena kontribusinya yang luar biasa dalam dunia medis. Ia menulis buku Al-Tasrif, sebuah ensiklopedia medis yang berisi lebih dari 200 ilustrasi alat bedah yang ia ciptakan.
Banyak dari alat tersebut masih digunakan dalam dunia kedokteran saat ini, seperti pisau bedah, pinset, dan alat untuk menjahit luka. Salah satu inovasi besarnya adalah penggunaan benang yang bisa larut sendiri untuk menjahit luka dalam operasi. Teknik ini masih digunakan dalam operasi modern untuk mengurangi risiko infeksi dan mempercepat proses penyembuhan pasien.
6. Ibn Al-Haytham
Ibn Al-Haytham/ Foto : Freepik/ Freepik
Ibn Al-Haytham adalah seorang ilmuwan Muslim yang hidup pada abad ke-10 dan dikenal sebagai "Bapak Optik". Ia melakukan eksperimen tentang cahaya dan bagaimana mata manusia melihat objek. Sebelum penelitiannya, banyak orang percaya bahwa mata mengeluarkan cahaya untuk melihat benda, tetapi Ibn Al-Haytham membuktikan bahwa cahaya dari benda yang masuk ke mata yang memungkinkan kita melihat.
Ia juga menciptakan kamera obscura, sebuah alat yang menjadi cikal bakal kamera modern. Penelitiannya tentang lensa dan pembiasan cahaya menjadi dasar bagi perkembangan teleskop dan mikroskop di kemudian hari.
7. Mehmed II - Sultan Utsmani
Mehmed II - Sultan Utsmani/ Foto : Wikipedia
Mehmed II, atau Mehmed Sang Penakluk, adalah Sultan Utsmani yang berhasil menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453. Ia naik tahta pada usia 19 tahun dan memiliki ambisi besar untuk merebut ibu kota Kekaisaran Bizantium yang dianggap mustahil ditaklukkan. Dengan strategi militer yang canggih dan penggunaan meriam raksasa, ia berhasil menghancurkan pertahanan kota.
Setelah pengepungan selama 53 hari, Konstantinopel jatuh ke tangan Utsmani pada 29 Mei 1453. Keberhasilan ini mengakhiri Kekaisaran Bizantium dan menjadikan Konstantinopel ibu kota baru Utsmani dengan nama Istanbul. Mehmed II dikenal sebagai pemimpin visioner yang mendukung pendidikan, seni, dan ilmu pengetahuan. Ia juga menjaga keberagaman budaya dan agama di wilayahnya. Keberaniannya menjadikannya salah satu pemimpin Islam paling berpengaruh dalam sejarah.
****
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!