7 Produk Ini Sering Dikira "Made in Indonesia" Padahal Bikinan Luar Negeri, Banyak yang Nggak Sadar!
Beauties, sadar nggak, sih, bahwa selama ini kamu mungkin selalu menggunakan produk-produk dari luar negeri? Faktanya, ada banyak produk sehari-hari yang dikira made in Indonesia namun ternyata bikinan luar negeri.
Hal ini dikarenakan oleh brand image produk yang lokal banget, sehingga masyarakat salah mengira barang-barang tersebut adalah produksi dalam negeri. Penasaran merek apa saja yang dimaksud? Berikut ulasannya!
1. Bata
![]() Salah Satu Produk Bata/Foto: Instagram.com/bataindonesia |
Hampir satu abad beredar di Indonesia, masyarakat sudah sangat akrab dengan sandal dan sepatu Bata sehingga menyangka brand ini berasal dari Indonesia. Padahal, walaupun memiliki nama brand yang Indonesia banget, perusahaan yang memproduksi produk alas kaki ini didirikan oleh pengusaha asal Republik Ceko, yaitu Tomas Anna dan Antonin Beta, pada tahun 1894.
Berdasarkan informasi dari situs resminya, produk Bata pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh PT Sepatu Bata Tbk pada tahun 1931. Namun saat itu perusahaan bertindak sebagai importir dari produsen aslinya di Ceko. Hingga akhirnya, produk ini baru mulai diproduksi secara lokal di Kalibata, Jakarta pada tahun 1940.
2. Blue Band
![]() Blue Band/Foto: Instagram.com/blueband_id |
Bicara soal margarin atau keju oles, kebanyakan orang Indonesia akan langsung memikirkan Blue Band. Saking ikoniknya, sampai-sampai banyak masyarakat tidak sadar bahwa brand ini sebenarnya berasal dari Belanda, tepatnya diproduksi oleh Van den Bergh.
3. Salonpas
![]() Salonpas/Foto: wikipedia.org |
Koyo pereda nyeri otot ini sangat populer di Indonesia dan menjadi andalan banyak kalangan. Namun meski namanya yang mengesankan produk lokal, Salonpas ternyata diproduksi oleh Hisamitsu Pharmaceutical yang berbasis di Tosu, Jepang. Hadir pertama kali di negara asalnya pada tahun 1934, Salonpas kini telah beredar di lebih dari 50 negara.
4. Susu Bendera
![]() Susu Bendera/Foto: frisianflag.com |
Melihat namanya, semua orang pasti akan langsung berpikir bahwa Susu Bendera adalah produk Indonesia. Namun tak banyak yang tahu bahwa PT Frisian Flag Indonesia (FFI), selaku perusahaan yang memproduksi, ternyata masih bernaung di bawah Friesland Campina yang didirikan di Belanda sejak tahun 1922.
Dilansir dari Wikipedia, Susu Bendera awalnya diimpor dari Cooperative Condensfabriek Friesland (nama awal Friesland Campina) dengan merk Friesche Vlag. PT Friesche Vlag Indonesia baru berdiri pada tahun 1968, dan hingga kini masih jadi bagian dari perusahaan induknya.
5. Rinso
![]() Rinso/Foto: Instagram.com/rinsoid |
Brand ini sudah sangat melekat dengan Indonesia, sampai-sampai masyarakat menyebut semua detergen dengan sebutan Rinso. Namun perlu diketahui bahwa produk ini sebenarnya diciptakan oleh seorang pria bernama Robert S. Hudson, dan awalnya dijual dengan mereka Hudson’s Soap.
Namun pada tahun 1908, Hudson's Soap dibeli oleh perusahaan Inggris bernama Lever Brothers, yang merupakan cikal bakal Unilever. Rinso sendiri kemudian mulai diproduksi oleh Unilever pada tahun 1918, dan kemudian masuk Indonesia pada 1970.
Strategi Pemasaran yang Bikin Produk Terkesan Made in Indonesia
Produk yang Dikira Made in Indonesia Padahal Bikinan Luar Negeri/Foto: freepik.com
6. Lifebuoy
![]() Lifebuoy/Foto: lifebuoy.co.id |
Seperti Rinso, brand yang memiliki produk sabun mandi, shampoo, hingga hand sanitizer ini juga berada di bawah naungan Unilever yang sebenarnya berasal dari Inggris. Hanya saja, masyarakat sering mengira Lifebuoy sebagai produk lokal karena kemasan produk hingga strategi pemasarannya memang Indonesia banget.
Lifebuoy sendiri mulai diperkenalkan pada tahun 1895 di Inggris sebagai sabun anti kuman untuk anggota keluarga kerajaan. Namun seiring waktu, popularitasnya meningkat hingga menjadi produk populer di Amerika Serikat pada 1923. Kini, produk ini sudah digunakan di banyak negara, termasuk Indonesia.
7. Saridon
![]() Saridon/Foto: saridon.co.id |
Sekilas, nama Saridon memang Indonesia banget, sehingga banyak orang mengira obat pereda nyeri dan sakit kepala ini adalah produk Indonesia. Namun jika ditelusuri lagi, produk ini ternyata diproduksi oleh perusahaan farmasi Bayer yang berpusat di Leverkusen, Jerman.
Menurut Wikipedia, Saridon sendiri masih satu perusahaan dengan Aspirin, obat pereda nyeri, penurun demam, dan anti inflamasi yang dikenal di seluruh dunia.
Wah, ternyata selama ini kita tidak sadar telah menggunakan produk luar negeri. Masyarakat sama sekali tidak sadar karena kemasan dan image yang sudah dirancang sedemikian rupa sehingga menyatu dengan kehidupan kita.
Meski demikian, jangan lupa tetap pakai produk lokal, ya! Karena masih banyak barang-barang made in Indonesia yang berkualitas tinggi sampai dikira produk impor!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!






