
8 Budaya dan Mitos Joseon yang Menarik di Balik Film Kpop Demon Hunters di Netflix

Salah satu film animasi terbaru yang tayang di Netflix yakni Kpop Demon Hunters berhasil 'menggemparkan' dunia, Beauties. Menggabungkan aksi menegangkan, visual idol K-Pop, serta budaya dan mitos Korea kuno, "KPop Demon Hunters" juga menyelami budaya yang mendalam pada era Joseon.
Melansir Kpoppost, simak delapan budaya dan mitos era Joseon yang menjadi inspirasi dari "Kpop Demon Hunters" berikut ini!
1. Gwishin: Roh Pendendam Korea yang Menghantui Manusia
Kpop Demon Hunters / Foto: Netflix
Konflik utama dari film ini adalah gwishin (귀신), roh pendendam dari mitologi Korea. Hantu-hantu ini biasanya mengenakan hanbok putih tradisional dan rambut panjang yang acak-acakan, sering kali muncul karena dendam yang belum terselesaikan.
Dalam "KPop Demon Hunters," para hunters menghadapi gwishin mengerikan yang diambil dari legenda Joseon yang berarti padanan Korea untuk banshee atau onryō (怨霊) dalam cerita rakyat Jepang, yang sangat terkait dengan tragedi sejarah nyata.
Namun, Saja Boys adalah iblis, bukan roh. Mereka pernah menjadi manusia (seperti Jinu) tetapi membuat perjanjian dengan Gwi Ma dan menjadi makhluk abadi yang jahat.
Gwi Ma (귀마), kekuatan jahat yang kuat yang menguasai dunia roh, membawa ancaman supranatural ke tingkat yang lebih tinggi.
Tidak seperti Gwishin, yang dulunya manusia, Gwi Ma adalah ciptaan asli berdasarkan konsep tradisional Korea tentang "ma (마)," kekuatan jahat atau korup.
2. Ordo Rahasia Mudang: Dukun dari Dinasti Joseon
Kpop Demon Hunters / Foto: Netflix
HUNTR/X, idol group yang menjadi inti dari film ini, merupakan garis keturunan mudang (무당), dukun perempuan dalam tradisi Korea yang berkomunikasi dengan roh dan melakukan gut (ritual) untuk mengusir kejahatan.
Mudang di kehidupan nyata masih melakukan ritual hingga saat ini, terutama selama upacara leluhur dan upacara penyembuhan spiritual.
3. Saingeom, Woldo, Shinkal: Senjata Tradisional Prajurit
Kpop Demon Hunters / Foto: Netflix
HUNTR/X menggunakan senjata yang terinspirasi dari tradisi bela diri Korea yang sesungguhnya. Rumi bertarung dengan Saingeom (사인검), pedang legendaris "Four Tigers Evil Slayers."
Mira menggunakan Woldo (월도), bilah melengkung berbentuk bulan yang pernah digunakan oleh prajurit elit Joseon. Zoe menyalurkan kekuatan perdukunan melalui Shinkal (신칼), bilah spiritual Mudang.
4. Hanbok yang Terinspirasi dari Busana Joseon
Kpop Demon Hunters / Foto: Netflix
Member Saja Boys tampil yang dengan aura mengancam, mengenakan hanbok yang memadukan busana istana Joseon dengan karisma yang tidak terduga. Penampilan mereka terinspirasi dari gwanbok (관복), jubah resmi pejabat kerajaan, yang diubah karena transformasi mereka yang mengerikan.
Jubah hitam panjang, pinggang yang ketat, dan siluet yang berwibawa memancarkan aura bangsawan yang korup dan jahat.
Masing-masing dari mereka mengenakan gat (갓), topi bertepi lebar yang dulunya hanya diperuntukkan bagi kaum elit yangban. Ditambah tali emas, aksesori jimat, dan jahitan berwarna merah darah mengisyaratkan ritual terlarang dan kekuatan kuno.
5. Samsin Halmoni: Dewi Kehidupan dan Takdir
Kpop Demon Hunters / Foto: Netflix
Alur cerita utamanya berkisar pada dewi kuno yang melindungi manusia, yang kemungkinan terinspirasi oleh Samsin Halmoni (삼신 할머니), dewi kelahiran dan takdir pada era Joseon.
Tokoh suci ini sering digambarkan sebagai dewi rangkap tiga, yang mencerminkan simbolisme trinitas Asia Timur (kelahiran-hidup-kematian).
6. Harimau Pelindung (호랑이): Pelindung Ganas dalam Mitos Joseon
Kpop Demon Hunters / Foto: Netflix
Dalam "K-Pop Demon Hunters", salah satu makhluk gaib yang paling mencolok adalah harimau putih sebagai teman Jinu yang seperti hewan peliharaan.
Sekilas, harimau putih tampak seperti pilihan estetika yang keren bagi Jinu. Namun seiring berjalannya cerita, kita mengetahui bahwa harimau ini bukan hewan biasa.
Harimau putih adalah perwujudan Baekho (백호), Harimau Putih dari Barat, pelindung mitologis yang kuat. Baekho (白虎) adalah salah satu dari Empat Simbol (사상, Sasang) dalam mitologi Asia Timur, binatang surgawi yang menjaga arah mata angin dan mewakili unsur alam, waktu, dan kebajikan.
7. Hierarki Konfusianisme Joseon: Pemberontakan Melalui Irama
Kpop Demon Hunters / Foto: Netflix
Di luar mitos dan iblis, film ini mengeksplorasi bagaimana pemberontakan idol K-pop mencerminkan penolakan historis terhadap hierarki konfusianisme di Joseon Korea.
Pemeran utamanya menantang ekspektasi, seperti halnya dukun, perempuan di istana, dan bahkan rakyat jelata yang pernah diam-diam melawan norma-norma sosial. Musik, gerakan, dan ritual merupakan alat subversif di masa lalu, seperti halnya K-pop yang menjadi suara keadilan dalam film ini.
8. Honmoon (혼문): Segel yang Menjauhkan Iblis
Kpop Demon Hunters / Foto: Netflix
Dalam "Kpop Demon Hunters", salah satu hal terpenting yang melindungi dunia manusia adalah sesuatu yang disebut Honmoon (혼문), yaitu segel spiritual kuat yang menghentikan iblis untuk menyeberang.
Menurut kepercayaan Joseon kuno, Honmoon seperti kontrak antara dunia manusia dan dunia roh yang diciptakan shaman untuk menjaga semuanya tetap seimbang. Dalam tradisi Korea, orang-orang percaya bahwa kata-kata, ritual, dan simbol tertulis memiliki kekuatan spiritual yang nyata.
Dalam film, HUNTR/X adalah pelindung terakhir dari segel kuno ini. Tugas mereka bukan hanya melawan iblis, tetapi menjaga Honmoon agar tidak hancur. Jika gagal, alam iblis dapat dengan mudah menyerang dunia manusia.
Itu dia delapan budaya dan mitos pada era Joseon di balik film "Kpop Demon Hunters". Untuk yang belum nonton, film ini bisa disaksikan di Netflix!
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beauties? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!