Dalam sebuah hubungan romantis, bukan hanya ikatan batin dan perasaan kasih sayang saja yang terus mengalami perkembangan, melainkan juga komunikasi. Hal ini wajar mengingat komunikasi adalah kemampuan yang juga akan terus dipelajari seumur hidup.
Komunikasi dalam hubungan asmara sendiri berguna untuk membantu kedua belah pihak mencapai tujuan bersama yang jelas. Dilansir dari Psychology Today, komunikasi dalam sebuah hubungan asmara biasanya terbagi dalam 3 tingkatan berikut.
Tingkat 1
Apabila dianalogikan, melakukan komunikasi ibarat mengemudikan sebuah mobil. Yang pertama harus dilakukan adalah menentukan arah pembicaraan, kemudian menjaga agar percakapan berjalan mulus.
Sayangnya, pasangan yang masih berada dalam tingkatan komunikasi pertama seperti ini kerap tidak bisa menentukan tujuan dari pembicaraan dan berakhir dengan hasil yang buruk. Pasangan yang menjalin hubungan asmara dan berada dalam tingkatan komunikasi ini akan sering berdebat dan bahkan berakhir dengan tindakan kekerasan.
Tidak hanya sarat emosi, pembicaraan akan berputar-putar membahas fakta dan sisi realita mana yang benar. Masing-masing pihak akan mengumpulkan bukti untuk membenarkan pendapatnya, mengungkit masalah di masa lalu, dan tidak akan pernah mencapai kesimpulan.
Perdebatan berubah menjadi ajang saling lempar kesalahan dan baru akan berakhir ketika salah satu pihak lari dari situasi itu. Mereka akan saling mendiamkan hingga beberapa hari atau hanya mengucapkan permintaan maaf seadanya di keesokan hari.
Meskipun sudah saling meminta maaf, pembicaraan tidak dilanjutkan dan masalah tidak diselesaikan karena takut terjadinya pertengkaran berikutnya. Pada akhirnya, masalah yang diabaikan ini akan kembali menjadi pemicu pertengkaran di masa depan.