Beauties, kamu pasti nggak asing lagi dengan istilah tes kepribadian. Tes yang masuk ke dalam kategori tes psikologi ini sering dipakai dalam berbagai situasi. Mulai dari rekrutmen dan seleksi kebutuhan sekolah, perguruan tinggi, hingga pekerjaan.
Meski tes kepribadian ini bukan ujian yang memunculkan hasil salah atau benar, tapi masih banyak yang salah kaprah tentang hal ini. Parahnya lagi, justru terjebak lewat mempelajari soal tes yang beredar secara tidak sah di media sosial.
Simak sejumlah fakta psikologis di balik alasan tes kepribadian tidak perlu dipelajari. Dikutip dari buku Psychological Testing: History, Principles, and Applications dari Robert Gregory dan penelitian psikolog klinis dan kepribadian Untung Dharmawan, berikut faktanya!
1. Mendeteksi Kecenderungan Hambatan Psikologis Seseorang
Menggali Hambatan Psikologis/Foto: Freepik.com/Freepik |
Tak jarang orang menjadi punya ekspektasi tersendiri untuk menyelesaikan tes kepribadian ini dengan sempurna. Kepribadian fokus pada sifat yang ada dalam diri seseorang. Bukan pada kemampuan berpikir logis untuk mengerjakan keahlian tertentu semata. Bayangkan jika ada seorang calon karyawan yang memiliki pengalaman traumatis atau pun hambatan psikologis lainnya seperti depresi, pelaku kekerasan verbal, dan bipolar memanipulasi hasil tes.
Jika seseorang mengerjakan tes dengan hasil dari mempelajari kunci jawaban, maka tentu akan membawa dampak negatif di tempat kerja. Namun, bukan berarti orang-orang dengan hambatan psikologis tidak boleh bekerja.
Siapa pun kamu tetap perlu mengerjakan tes kepribadian dengan jujur, sesuai kondisimu saat ini. Biarkan pihak perekrut mengetahui latar belakang kamu, sehingga mereka bisa mengenali kelebihan dan kelemahanmu tanpa ada yang dimanipulasi dan bisa memberikan pendampingan yang pas untuk karir kamu, karena tiap orang itu pasti punya kelebihan dan kekurangan. Jadi kamu nggak perlu minder, ya, Beauties. Perusahaan butuh hasil tes yang jujur untuk mengantisipasi hal negatif di kemudian hari.