Seiring berjalannya waktu anak tumbuh besar, sebagai orangtua wajar kalau kamu dan pasangan ada rencana berkeinginan menyekolahkan anak di sekolah-sekolah yang dianggap bagus.

Namun, ketika sudah sekolah, mungkin kamu akan merasa ada yang aneh bila si kecil tampak beda dari anak sebaya. Ia yang terlihat lebih senang menyendiri, hanya sesekali berbicara, kemudian melakukan gerakan sesuai imajinasi mereka.

Anehnya, si kecil menilai teman-teman lainlah yang aneh, Beauties. Itulah yang dialami Bunda Ani kala itu saat anaknya masih TK.

"Di TK itu enggak mengikuti pelajaran. Menganggap teman-teman lainnya aneh, kayak anak kecil. Bilangnya bosan-bosan gitu tapi kalau nilainya, bagus, kata gurunya malah yang pertama," kata Ani.

Putuskan Melakukan Tes IQ

Ilustrasi anak cerdas/ Foto: Getty Images/Erdark

Rasa khawatir Bunda Ani kemudian membuatnya membawa si kecil untuk melakukan tes IQ, Beauties. Singkat cerita, betapa terkejutnya ia kalau ternyata IQ putranya itu tergolong superior alias di atas rata-rata.

Hasil tes menunjukkan skor IQ 95 berdasarkan skala tes intelegensi Colour Progressive Matrices (CPM). Jadi, dikatakan si kecil sudah siap masuk SD dengan catatan. Itu karena kemampuan motorik halusnya masih kurang. Kemampuan motorik halus berkaitan dengan kemampuan menulis, menggunting, menggambar, dan lain sebagainya.

Ia pun kemudian mendaftarkan si kecil ke sekolah dasar. Lantas seperti apa perubahan yang terjadi di bangku SD dan bagaimana cara menangani anak dengan IQ tinggi?

Lanjutkan membaca kisah Bunda Ani di sini ya, Beauties.

---

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!