Apa Itu Greenflation yang Sedang Ramai Diomongin? Ini yang Perlu Kamu Ketahui

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Selasa, 23 Jan 2024 11:00 WIB
Inflasi Akan Tetap Terjadi di Masa Depan Akibat Krisis Iklim
Ilustrasi krisis iklim/ Foto: Getty Images/China Photos

Ketika perubahan iklim menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi dunia, terdapat banyak istilah yang kita perlu pahami. Dalam sektor lingkungan, perubahan ke arah terbarukan akan memengaruhi sektor-sektor lainnya, seperti ekonomi.

Oleh sebab itu, saat debat cawapres melibatkan istilah 'Greenflation', mungkin terdengar asing untuk banyak orang. Apakah kamu salah satunya? Yuk baca lebih lanjut tentang greenflation dari rangkuman berbagai sumber berikut.


Mengenal Greenflation

Energi hijauIlustrasi energi hijau/ Foto: Dok. Kedubes Inggris

Greenflation (inflasi hijau) berkaitan dengan perubahan menuju energi baru dan terbarukan. Sebagai contoh, selama ini, Indonesia mengandalkan PLTU sebagai pembangkit listrik yang menggunakan bahan baku batu bara. Dinilai tidak terbarukan dan merusak lingkungan, peralihan energi yang ramah lingkungan pun harus dilakukan.

Selama proses peralihannya, dampak ke sektor ekonomi sangat mungkin terjadi karena bagaimanapun, ada biaya besar yang harus dikeluarkan. Tidak terbatas pada PLTU, contoh lainnya adalah berganti ke kendaraan listrik yang juga butuh biaya besar. Peralihan ke energi hijau akan memengaruhi kenaikan harga atau inflasi akibat harga komoditas yang akan semakin mahal, berlakunya pajak karbon, hingga kenaikan tarif listrik karena biaya pembangkit energi terbarukan relatif mahal.

Maka, greenflation dapat didefinisikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa (inflasi) sebagai konsekuensi transisi dari sektor yang merusak ke ramah lingkungan, sebagaimana dirangkum oleh Greenpeace.

Inflasi Akan Tetap Terjadi di Masa Depan Akibat Krisis Iklim

Ilustrasi kekeringan

Ilustrasi krisis iklim/ Foto: Getty Images/China Photos

Meski dunia tidak beralih ke sektor yang lebih ramah lingkungan dan terbarukan, inflasi masih akan tetap terjadi sebagai akibat krisis iklim. Misalnya, dari sektor pangan di mana krisis iklim bisa mengakibatkan kenaikan bahan pangan. Krisis lingkungan juga akan berdampak pada kenaikan di sektor lainnya, seperti properti hingga asuransi. 

Begitu dampak krisis iklim terhadap ekonomi global yang dilaporkan oleh Network for a Greener Financial System (NGFS), sebagaimana dilansir dari Forbes. 

Ketika dua kasus disuguhkan, yakni inflasi akibat peralihan ke ramah lingkungan (greenflation) atau inflasi akibat krisis iklim, mana yang kamu pilih, Beauties? Kasus ini mengajak kita untuk berpikir apa pun langkah yang diambil, pasti akan ada risiko yang ditanggung. Namun, pilihan mana yang lebih etis untuk masa depan lebih baik?

 

Alternatif Solusi Greenflation

Ilustrasi global warming

Ilustrasi/ Foto: Freepik/Freepik

Meski berpotensi menimbulkan inflasi, bukan berarti kita harus menghindarinya jika hal tersebut punya alasan yang tepat. Pemerintah perlu mengambil strategi konkret dan langkah mitigasi. Greenpeace menjelaskan salah satu cara mengurangi greenflation yaitu dengan menerapkan Polluter Pays Principle, yakni dana dari pajak karbon dan pajak batu bara digunakan untuk subsidi energi bersih dan terbarukan terutama untuk kalangan ekonomi rendah.

Di sisi lain, Bill Gates dalam bukunya How to Avoid A Climate Change Disaster dan blog miliknya, mengusung istilah Green Premium (Greenium). Greenium mengidentifikasi selisih harga produk yang menghasilkan emisi karbon dengan produk alternatif yang tidak sehingga ramah lingkungan. Semakin besar Greenium sebuah produk, semakin mahal dan sulit untuk menghilangkan emisi karbonnya. Sebab itu, gol dari Greenium adalah membuatnya sekecil apa pun.

Untuk menanganinya, Gates menjelaskan berbagai solusi seperti dibutuhkannya banyak inovasi, kerja sama antara perusahaan dan pemerintah untuk membiayai proyek teknologi atau sistem hijau yang aman, serta penerapan pajak karbon. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE