Saat kita berada bersama teman-teman, rasanya obrolan mudah mengalir begitu saja karena semuanya saling sahut menyahut. Namun, bagaimana saat kita hanya berdua saja bersama seseorang?
Tak jarang kita menjadi canggung, bingung akan topik yang akan menjadi bahan pembicaraan, dan merasa kurang percaya diri karena merasa tidak pandai berbicara.
Merasa canggung saat ingin membuka obrolan memang kerap terjadi, terlebih jika kita merupakan seorang introvert. Maka dari itu, mari kita lakukan cara berikut ini agar lebih percaya diri saat membuka obrolan baik pada teman atau pun pada orang yang saja kita temui.
1. Atur Pernafasan
Jika kamu adalah seorang yang mudah gugup, cobalah untuk mengatur pernafasan sedemikian rupa. Jangan terburu-buru untuk membuka percakapan, dan tunggulah hingga kondisimu tenang dan nyaman.
Lalu carilah posisi duduk yang membuatnya nyaman dan tidak terkesan kaku, agar orang lain melihatmu sebagai sosok yang percaya diri.
2. Perhatikan Bahasa Tubuh Lawan Bicara
Ilustrasi gestur lawan bicara yang antusias/Foto: pexels.com/ekaterina-bolovtsova |
Saat kamu ingin membuka percakapan, perhatikan dulu lawan bicaramu. Perhatikan, apakah dia sedang tidak mood untuk diajak bicara, atau dia tampak terbuka jika diajak bicara. Kamu bisa mengetahui dari gestur tubuhnya, apakah dia nampak cemas atau sedang santai.
3. Bertanya
Hal paling mudah untuk membuka percakapan adalah dengan bertanya, karena dengan bertanya kamu bisa melihat kondisi hatinya. Cobalah bertanya tentang sesuatu yang umum seperti, “Baru sibuk apa sekarang?”.
Nah, jika orang tersebut menjawab dengan ceria dan dan kalimat yang panjang, itu berarti dia nampak nyaman untuk diajak berbicara. Namun, jika jawabannya hanya singkat dan terkesan seperlunya saja, mungkin dia sedang enggan untuk diajak berbicara.
4. Topik Sekitar Lokasi
Ilustrasi saat berbicara di cafe/Foto: pexels.com/jonathanborba |
Terkadang seseorang akan kehabisan bahan saat sedang mengobrol. Jika hal itu terjadi, kamu bisa melihat sekeliling dan buatlah obrolan menarik dengan hal tersebut. Sebagai contoh, jika kamu sedang berada di sebuah cafe, kamu bisa membuka obrolan tentang minuman yang sedang kamu nikmati.
Selain itu, ornamen-ornamen dalam cafe juga bisa dijadikan sebagai bahan obrolan seperti, “Wah, nuansa cafe di sini terkesan sangat moderen, ya, padahal jaman sekarang banyak cafe mengangkat teman vintage.” Kalimat tersebut akan mengundang pemikiran dari lawan bicara dan membuat obrolan kembali hidup.