Di zaman yang serba digital ini, keberadaan mesin pencarian seperti Google telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Semua orang akan langsung terpikir untuk googling setiap kali memiliki masalah atau pertanyaan tertentu, mulai dari tips kesehatan, cara memperbaiki perangkat, atau sekadar mencari informasi sederhana.
Namun kemudahan akses informasi ini ternyata membawa dampak yang tak selalu positif. Melansir CNBC Make It, masyarakat modern kini semakin bergantung pada mesin pencari sehingga cenderung menelan mentah-mentah semua informasi yang muncul di urutan teratas hasil pencarian. Padahal, informasi yang disampaikan di sana belum tentu benar-benar bisa dipercaya.
Dengan kata lain, Google dan sejenisnya dapat membuat kita terjebak dalam mental trap yang disebut availability bias. Seperti halnya berita hoax yang banyak bersliweran di media sosial, mengakses konten dengan informasi tidak tepat akan memicu banyak kesalahpahaman dan mungkin akan membahayakan diri sendiri dan orang lain. Simak penjelasannya sebagai berikut!
Bagaimana Google Bisa Menjadi Mental Trap?
Ilustrasi Mental Trap/Foto: Freepik.com/rawpixel.com |
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, terlalu bergantung pada Google bisa menimbulkan availability bias, yaitu kecenderungan untuk menganggap informasi yang paling mudah diakses, seperti hasil pencarian teratas di Google, sebagai fakta paling akurat. Menurut Cynthia Borja dari The Decision Lab, melansir CNBC Make It, jebakan ini membuat kita menerima informasi tanpa menggali lebih dalam kredibilitas sumbernya.
Padahal, algoritma Google tidak selalu memprioritaskan keakuratan. Sebaliknya, hasil yang muncul pertama kali sering kali dipengaruhi oleh popularitas, SEO (Search Engine Optimization), atau bahkan informasi yang bias. Akibatnya, kita bisa tertipu oleh berita yang tidak valid atau pandangan yang hanya mewakili satu sisi.