Awas Mental Trap! Begini Cara Menghindari Informasi Palsu dari Google

Riswinanti Pawestri Permatasari | Beautynesia
Kamis, 28 Nov 2024 17:00 WIB
Cara Menghindari Mental Trap Google
Ilustrasi Cara Menghindari Mental Trap Google

Di zaman yang serba digital ini, keberadaan mesin pencarian seperti Google telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Semua orang akan langsung terpikir untuk googling setiap kali memiliki masalah atau pertanyaan tertentu, mulai dari tips kesehatan, cara memperbaiki perangkat, atau sekadar mencari informasi sederhana.

Namun kemudahan akses informasi ini ternyata membawa dampak yang tak selalu positif. Melansir CNBC Make It, masyarakat modern kini semakin bergantung pada mesin pencari sehingga cenderung menelan mentah-mentah semua informasi yang muncul di urutan teratas hasil pencarian. Padahal, informasi yang disampaikan di sana belum tentu benar-benar bisa dipercaya.

Dengan kata lain, Google dan sejenisnya dapat membuat kita terjebak dalam mental trap yang disebut availability bias. Seperti halnya berita hoax yang banyak bersliweran di media sosial, mengakses konten dengan informasi tidak tepat akan memicu banyak kesalahpahaman dan mungkin akan membahayakan diri sendiri dan orang lain. Simak penjelasannya sebagai berikut!

Bagaimana Google Bisa Menjadi Mental Trap?

Ilustrasi Mental Trap/Foto: Freepik.com/rawpixel.com
Ilustrasi Mental Trap/Foto: Freepik.com/rawpixel.com

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, terlalu bergantung pada Google bisa menimbulkan availability bias, yaitu kecenderungan untuk menganggap informasi yang paling mudah diakses, seperti hasil pencarian teratas di Google, sebagai fakta paling akurat. Menurut Cynthia Borja dari The Decision Lab, melansir CNBC Make It, jebakan ini membuat kita menerima informasi tanpa menggali lebih dalam kredibilitas sumbernya.

Padahal, algoritma Google tidak selalu memprioritaskan keakuratan. Sebaliknya, hasil yang muncul pertama kali sering kali dipengaruhi oleh popularitas, SEO (Search Engine Optimization), atau bahkan informasi yang bias. Akibatnya, kita bisa tertipu oleh berita yang tidak valid atau pandangan yang hanya mewakili satu sisi.

Kenapa Hal Ini Bisa Berbahaya?

Ilustrasi Availability Bias/Foto: Freepik.com

Mengakses informasi yang tidak tepat merupakan hal yang berbahaya. Misalnya, saat mencari tips “cara cepat membangun otot,” hasil teratas mungkin berasal dari situs yang mempromosikan suplemen tertentu. Jika kita tidak mengecek siapa yang mendanai penelitian tersebut atau mencari perspektif lain, kita bisa saja terjebak dalam klaim yang sebenarnya tidak sepenuhnya benar.

Setelah mengakses informasi, orang cenderung akan menerapkannya untuk diri sendiri dan orang sekitar. Bahkan, beberapa akan menyebarkannya secara lebih meluas, baik secara langsung maupun melalui platform digital. Jika informasi yang disampaikan ternyata keliru, maka akan memicu kesalahpahaman yang lebih meluas dan mungkin akan berdampak fatal bagi masyarakat.

Cara Menghindari Mental Trap Google

Ilustrasi Cara Menghindari Mental Trap Google

Mengingat dampak besarnya terhadap kehidupan sehari-hari, maka Beauties harus melakukan tindakan preventif agar tidak terjebak dalam availability bias. Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan:

1. Gunakan Sumber yang Beragam saat Mengakses Informasi

Jangan hanya mengandalkan satu halaman atau situs. Cari informasi dari berbagai jenis sumber, seperti universitas, organisasi nirlaba, atau jurnal ilmiah. Misalnya, setelah menemukan artikel di situs kesehatan populer, coba bandingkan dengan informasi dari situs akademis atau lembaga terpercaya lainnya.

2. Latih Lateral Reading

Lateral reading adalah teknik membaca dengan memverifikasi informasi menggunakan tab tambahan untuk mengecek kredibilitas sumbernya. Pastikan untuk:

  • Menelusuri siapa penulisnya.
  • Memeriksa siapa yang mendanai situs tersebut.
  • Melihat latar belakang organisasi atau website yang menerbitkan informasi tersebut.

Teknik ini membantumu melihat apakah informasi yang disajikan benar-benar valid atau hanya bias tertentu.

3. Periksa Kredibilitas Sumber

Bahkan jika kamu membaca artikel dari situs yang dianggap terpercaya, cek ulang sumber yang mereka kutip. Apakah sumber tersebut berasal dari lembaga yang bereputasi baik atau sekadar opini individu tanpa dasar ilmiah?

4. Manfaatkan Sumber di Luar Internet

Internet memang memudahkan pencarian informasi, tetapi jangan lupakan buku dan perpustakaan. Informasi yang diterbitkan dalam buku sering kali melalui proses penyuntingan yang lebih ketat, sehingga lebih dapat diandalkan.

5. Jangan Biarkan Google Mendominasi Cara Berpikir

Google adalah alat, bukan pengganti pemikiran kritis. Gunakan hasil pencarian sebagai bahan referensi, tetapi tetap analisis dan evaluasi sendiri sebelum menyimpulkan sesuatu. Walaupun mempermudah akses informasi, tetapi kita harus bijak dalam menggunakannya.

Jangan langsung percaya pada hasil pencarian teratas tanpa mengecek kredibilitas sumbernya. Latih kemampuan membaca kritis dan perbanyak referensi dari berbagai sumber agar kamu tidak terjebak dalam availability bias. Dengan cara ini, Google dapat menjadi alat yang benar-benar memberimu manfaat, bukan malah menyesatkan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.