Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali terjadi ketidakseimbangan dalam pembagian tugas rumah tangga antara suami dan istri. Padahal di zaman sekarang, banyak istri yang juga bekerja di luar rumah untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Sehingga tanpa pembagian tugas rumah tangga yang jelas istri akan mengemban beban ganda, yakni tugas rumah tangga dan pekerjaan di luar rumah.
Jika tidak dibicarakan dengan baik pada suami, hal ini akan memberikan efek negatif bagi kondisi fisik dan mental istri dan juga keharmonisan rumah tangga.
Yuk simak lima alasan berikut kenapa istri harus berani membagi tugas rumah tangga yang adil bersama suami.
1. Kesetaraan dan Keadilan
Ilustrasi suami istri/Foto: Pexels.com/Ketut Subiyanto |
Memiliki pembagian tugas rumah tangga yang adil adalah tentang menciptakan kesetaraan dalam hubungan.
Ketika suami dan istri secara adil membagi tanggung jawab rumah tangga, mereka menunjukkan penghargaan dan pengakuan terhadap kontribusi dan waktu yang dihabiskan masing-masing dalam menjaga rumah dan keluarga. Ini membantu menghindari kesan bahwa pekerjaan rumah tangga hanya menjadi tanggung jawab satu pihak, sehingga menciptakan keadilan dalam hubungan.
2. Membagi Beban Bersama
Ilustrasi suami istri/Foto:Pexels.com/ Meruyert Gonullu |
Memiliki tanggung jawab yang terbagi secara adil membantu mengurangi beban yang ditanggung oleh satu orang. Dengan membagi tugas, istri dan suami dapat saling membantu satu sama lain dalam menjalankan pekerjaan rumah tangga. Ini dapat mengurangi stres dan kelelahan yang berlebihan, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih seimbang dan harmonis di rumah.
3. Waktu Me Time
Ilustrasi istri me time/Foto: Pexels.com/ Andrea Piacquadio |
Waktu me time sangat diperlukan bagi setiap orang termasuk istri. Ketika tugas rumah tangga dibagi dengan adil, istri memiliki kesempatan untuk memiliki waktu luang yang sehat.
Ini memungkinkannya untuk mengejar minat pribadi, mengembangkan diri, atau sekadar bersantai. Dengan membagi tugas rumah tangga, istri dapat menghindari kelelahan dan burnout yang dapat terjadi jika semua tanggung jawab jatuh pada dirinya.