
Cek Sebelum Melangkah Lebih Jauh, Ini 5 Tanda Pasangan Berpotensi Melakukan Kekerasan dalam Hubungan

Kekerasan dalam hubungan menjadi persoalan terberat yang harus dihadapi, kebanyakan pada pihak perempuan. Romantisme di awal hubungan perlahan terganti dengan perasaan tertekan akibat 'drama-drama rumit' yang diciptakan oleh pasangan.
Melansir dari laman detikcom, data dari Komnas Perempuan menunjukkan angka sebesar 79% atau setara dengan 6.480 jumlah kasus akan kekerasan perempuan, terjadi dalam ranah hubungan baik pernikahan ataupun pasangan kekasih.
Tak cuma berbicara secara fisik,Ā kesehatan mental dan emosional juga dapat terganggu akibat tindak kekerasan yang sering dilakukan oleh pasangan. Hubungan tidak lagi berjalan sehat dan hanya dipenuhi dengan paksaan serta tekanan.
Guna melindungi diri, kamu perlu mengetahui beberapa kebiasaan yang menunjukkan potensi tindak kekerasan dalam hubungan. Berikut ini Beautynesia telah merangkum 5 kebiasaan pasangan yang dapat berujung kekerasan.
1. Pasangan Terlalu Mengontrol Kehidupanmu
![]() Terlalu mengatur hidupmu membuat pasangan merasa superior dan bertindak semaunya/Foto:Freepik.com/DCstudio |
Rasa cinta yang semula begitu besar berubah menjadi ketakutan berlebih akan kehilanganmu. Segala macam cara rela dilakukan untuk mempertahankan kehadiranmu dalam hubungan, tak terkecuali mengatur kehidupanmu dengan tidak wajar.
Bukan bentuk cinta, tapi sikap posesif dari pasangan lambat laun dapat berubah menjadi ancaman tidak sehat untuk kelangsungan hubungan. SehinggaĀ ranah pribadi serta keputusan untuk hidupmu sendiri tidak akan pernah dilihat dan dihargai oleh pasanganmuĀ lagi.
Tidak menutup kemungkinan pasangan akan melakukan tindak kekerasan untuk memaksamu mengikuti aturan yang dibuatnya, ke depannya.
2. Sering Berteriak pada Kamu
![]() Sering berteriak dengan kasar terhadapmu/Foto:Freepik.com/Freepik |
Sudah berhati-hati dalam berkata-kata, tetapi pasanganmuĀ tetap terus-menerus berteriak, bahkan membentakmu di depan umum?
Dilansir dari laman Very Well Mind, kebiasaan berteriak menunjukkan cara seseorang untuk menunjukkan kuasa sehingga terlihat superior daripada orang lain. Tindakan ini dilakukan untuk mengontrol dan mengintimidasi pasangan, agar melalukan apapun yang diminta.
Kebiasaan ini tentunya bisa menimbulkan ketakutan serta perasaan tertekan dalam diri kamu. Semakin lama, percintaan menjadi tidak seimbang karena pasangan memegang kendali hubungan yang akhirnya memaksa kamu untuk selalu menurutinya.
3. Memanipulasi Kebenaran
![]() Kamu akan dibuat selalu merasa bersalah dan ragu atas diri sendiri/Foto:Freepik.com/Wayhomestudio |
Kebiasaan buruk lainnya yang tampak dari perilaku kekerasan ialah gemar memutar-balikkan fakta. Ketika merasa kecewa, mereka akan menunjukkan reaksi yang berlebihan seperti sedih, tertekan hingga stres berat dengan tujuan membuat kamu merasa bersalah.
Seperti dilansir dari laman Bustle, tindakan manipulatif yang dilakukan dalam hubungan menjadi bentuk kekerasan emosional yang membawa banyak dampak buruk untuk pasangan. Mereka dengan sengaja membuat pasangannya meragukan kebenaran atas dirinya sendiri.
4. Tidak Ingin Disalahkan
![]() Selalu merasa paling benar akan segala tindakannya/Foto:Freepik.com/Pressfoto |
Selalu merasa benar akan segala hal biasanya membuat mereka tidak menerima kritik dan sanggahan dari orang lain ataupun pasangannya. Tidak peduli baik atau tidaknya tindakan yang dilakukan, mereka akan berusaha membela diri bahkan melimpahkan kesalahanya kepada orang lain.
Memang akan terkesan biasa di awal, namun lama kelamaan sikap inilah yang membawa pasanganmu kepada tindak kekerasan. Mereka akan melakukan segala cara, bahkan kekerasan sekalipun untuk tetap berada pada posisi menang atas dirimu.
5. Ā Mood Swing Berlebihan
![]() Ketidakmampuan mengontrol emosi dapat berujung pada tindak kekerasan/Foto:Freepik.com/Yanalya |
Perubahan suasana hati pasangan secara berlebihan menjadi sebuah red flag tersendiri yang harus kamu waspadai.
Melansir dari laman Bride, psikolog John Gottman menyebut bahwa ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol suasana hati dapat berubah menjadi ancaman kekerasan untuk ke depannya. Hubungan berpotensiĀ berlangsung tidak sehat, karena terus terganggu karena mood swing secara tiba-tiba.
John Gottman juga mengungkap, pelaku kekerasan akan memberikan banyaknya hadiah kepada pasangannya setelah marah besar tanpa alasan, hanya demi diterima kembali dan dimaafkan. Tidak menutup kemungkinan, dia akan melakukan tindakan yang lebih parah ketika mood-nya sedang terganggu.
Jika menemui beberapa kebiasaan di atas pada pasangan, ada baiknya kamu dapat berpikir ulang ya, Beauties!
--------------------
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!