Lingkungan kerja memang berpengaruh yang besar terhadap kinerja karyawannya. Jika berada di lingkungan yang membahagiakan dan suportif, maka kinerja karyawan cenderung maksimal, dan begitupun sebaliknya.
Sebagai karyawan, tentu kita tak selamanya bisa menentukan akan bekerja dengan siapa. Ada banyak jenis tipe atasan yang bisa saja kita temui, mulai dari yang suportif hingga toxic.
Dilansir dari Forbes, atasan yang toxic dapat menghancurkan kepercayaan diri karyawan, berdampak negatif pada pekerjaan mereka, hingga menyebabkan kesehatan mental mereka memburuk.
Duh, terdengar berbahaya ya! Nah, untuk itu kita harus bisa mengenali bagaimana ciri atasan toxic agar bisa lebih waspada selama di kantor. Untuk lebih lengkapnya, bisa simak artikel berikut ini, ya!
Antikritik
Atasan toxic yang antikritik/foto: freepik.com/cookie_studio |
Atasan yang baik tentu dapat menerima feedback yang membangun dari anggotanya. Namun, sebaliknya atasan toxic tidak senang menerima masukan dan saran yang kamu utarakan. Semua hal yang kamu sampaikan hanya akan dianggap sebagai serangan dan penolakan yang melukai harga dirinya.
Mudah Tersinggung
Atasan toxic yang mudah tersinggung/foto: freepik.com/master1305 |
Karena sifatnya yang antikritik tadi, tak heran atasan yang toxic juga seringkali mudah tersinggung. Dilansir dari laman Y Scout, atasan toxic umumnya tidak terbuka terhadap ide-ide baru yang berbeda dari miliknya, mereka membenci pertanyaan dan menghindarinya sebisa mungkin.
Hal ini tentu juga dapat berakibat buruk bagi perusahaan, karena perusahaan jadi tidak inovatif dan kekurangan ide-ide baru.
Tidak Memiliki Kepercayaan Diri
Atasan toxic yang tidak percaya diri/foto: freepik.com/cookie_studio |
Walaupun terlihat sangat percaya diri, tapi sebenarnya atasan toxic cenderung tak memiliki kepercayaan diri, lho. Hal ini bisa dirasakan dengan sikapnya yang juga sulit untuk mempercayai timnya. Akhirnya banyak masalah yang diabaikan dan disembunyikan.
Memiliki Ekspektasi yang Tidak Realistis
Atasan toxic dengan ekspektasi yang tidak realistis/foto: freepik.com/yanalya |
Ciri selanjutnya adalah ia kerap memiliki ekspektasi yang luar biasa, sedangkan tenggat waktu yang diberikan tidak memungkinkan masa pengerjaan. Bahkan bisa saja kamu tidak mengetahui urgensi dari kerjaan ‘mepet’ yang diberikan.
Belum lagi, atasan toxic juga seringkali tidak konsisten dengan ekspektasinya. Ia seringkali mengganti detail pekerjaan sehingga menyulitkan anggota yang sedang mengerjakannya.
Autokrasi
Atasan toxic yang otokrasi/foto: freepik.com/katemangostar |
Gaya kepemimpinan otokrasi banyak digunakan oleh atasan toxic. Ia ingin semua orang mematuhi perkataan/permintaannya tanpa mempertanyakan apapun. Tanpa ada kritik maupun saran.
Dalam pandangannya, ia adalah seorang ‘raja’ yang paling benar, sehingga perkatannya adalah mutlak dan harus diikuti oleh bawahannya. Iklim kerja seperti ini tentu tidak sehat bagi karyawan dan perusahaan.
Bila sudah begini, kamu perlu tahu cara mengatasinya dengan benar. Seperti apa?