Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat meninggalkan duka yang mendalam. Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban tewas akibat bencana ini mencapai 753 orang per Rabu (3/12) pagi.
Di media sosial, ramai netizen membagikan informasi warga terdampak yang kini berusaha bertahan hidup sembari menunggu bantuan datang, salah satunya warga di Kabupaten Aceh Tamiang. Belum mendapatkan bantuan, warga Aceh Tamiang mengaku belum makan berhari-hari dan bertahan hidup dengan minum air banjir.
"Kami sudah 3-4 hari belum makan. Kalau mengenai bantuan sama sekali kami belum ada menerima. Apapun bantuan kami belum ada terima," kata jurnalis Transmedia, Irwan, dikutip dari CNN Indonesia.
Irwan menuturkan bahwa kondisi di Aceh Tamiang saat ini sangat memprihatinkan. Warga mengalami krisis makanan dan air bersih. Warga terpaksa bertahan hidup dengan mengonsumsi sisa makanan yang terseret arus banjir
"Kami ambil seperti Indomie yang sudah basah. Kami panasi, kami rebus, kami makan," ucap dia.
Bahkan, warga juga terpaksa mengolah air banjir untuk bertahan hidup karena krisis air bersih.
"Kami sangat kehausan, untuk bertahan hidup, kami harus ambil air minum dari banjir itu. Kami panasi, kami minum bersama keluarga," ujarnya.
Sempat ada swalayan yang bisa berjualan di lingkungan sekitar. Tapi selang beberapa hari, persediaan kebutuhan telah habis dan warga belum mendapatkan bantuan.