Double Texting Bahaya atau Justru Bikin Percakapan Lebih Seru? Yuk, Cari Tahu!

Retno Anggraini | Beautynesia
Sabtu, 16 Aug 2025 19:30 WIB
Cara Melakukan Double Texting yang Benar
Mengenal istilah double texting dalam sebuah hubungan/Foto: Freepik.com/wayhomestudio

Dalam era komunikasi serba cepat seperti sekarang, chat sering kali menjadi sarana utama untuk membangun koneksi, baik secara personal maupun profesional. Namun, ketika pesan yang dikirim tidak segera mendapat respons, sebagian orang memilih untuk mengirim pesan kedua tanpa menunggu balasan dari yang pertama. Inilah yang disebut double texting.

Fenomena ini cukup umum, terutama saat seseorang sedang antusias dalam percakapan atau merasa tidak sabar menunggu jawaban. Namun, apakah double texting merupakan tanda perhatian atau justru sinyal bahwa seseorang terlalu menuntut? Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang double texting berikut ini, mulai dari pengertian hingga cara melakukannya dengan bijak!

Apa Itu Double Texting?

double texting
Ilustrasi/Foto: Freepik.com

Melansir Verywell Mind, double texting adalah tindakan mengirimkan dua atau lebih pesan secara berurutan sebelum menerima respons dari pesan sebelumnya. Ini biasanya terjadi dalam konteks percakapan melalui pesan instan, baik dengan teman, pasangan, maupun rekan kerja.

Double texting sering muncul sebagai refleksi dari rasa ingin tahu, cemas, atau kebutuhan untuk segera mendapat kepastian. Meskipun sekilas terlihat sederhana, kebiasaan ini sebenarnya menyimpan banyak makna psikologis tergantung pada situasinya.

Contoh Double Texting yang Sering Terjadi

Mengenal istilah double texting dalam sebuah hubungan/Foto: Freepik.com

Double texting sering kali muncul dalam situasi sehari-hari yang sebenarnya cukup sederhana. Misalnya saat seseorang sedang menunggu konfirmasi pertemuan, lalu merasa perlu mengirim pesan lanjutan untuk memastikan. Atau ketika seseorang ingin menambahkan informasi tambahan karena merasa pesan sebelumnya kurang jelas atau tidak lengkap.

Bentuk lainnya bisa berupa pengiriman pesan lanjutan karena kekhawatiran atau ketidaksabaran. Contohnya seperti seseorang merasa gelisah karena pesan pertamanya belum dibaca atau dibalas dalam waktu yang dianggap terlalu lama, sehingga dia merasa terdorong untuk mengirim pesan kedua hanya untuk mencari kepastian. Ini adalah refleksi umum dari kebutuhan akan respons cepat dalam komunikasi digital saat ini.

Psikologi Dibalik Double Texting

double texting
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/tirachardz

Melansir CalmSage, double texting bisa menjadi cerminan kondisi emosional seseorang, terutama yang berkaitan dengan rasa cemas dan overthinking. Ketika seseorang merasa tidak segera mendapat respons, otaknya langsung bekerja keras mencari alasan, yang sering kali tidak berdasar.

Selain itu, double texting juga bisa menunjukkan keinginan untuk tetap terhubung secara emosional. Bagi sebagian orang, keterlambatan respons bisa diartikan sebagai penolakan, padahal belum tentu demikian. Memahami motif dibalik tindakan ini membantu kita untuk lebih bijak dalam merespons maupun melakukannya.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Double Texting?

Mengenal istilah double texting dalam sebuah hubungan/Foto: Freepik.com/rawpixel.com

Double texting bisa menjadi hal yang wajar dalam situasi tertentu, misalnya ketika ada hal penting yang harus segera dikomunikasikan atau saat sedang mengatur pertemuan. Dalam konteks profesional, follow-up juga dianggap sopan jika dilakukan setelah jangka waktu yang masuk akal.

Namun, dalam konteks personal seperti PDKT atau komunikasi informal, timing adalah segalanya. Sebaiknya beri jeda waktu yang cukup sebelum mengirim pesan lanjutan, sekitar satu hingga dua jam agar tidak terkesan terlalu menuntut. Respons yang tepat waktu jauh lebih dihargai daripada pesan yang terlalu sering.

Dampak Negatif Double Texting

double texting
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/stockking

Jika dilakukan secara berlebihan, double texting bisa menimbulkan kesan yang kurang menyenangkan. Seseorang bisa terlihat tidak sabaran, kurang percaya diri, atau bahkan terlalu menuntut. Ini bisa menjadi sinyal negatif terutama di tahap awal hubungan, baik personal maupun profesional.

Lebih jauh lagi, kebiasaan ini juga bisa memperburuk kondisi mental seseorang, terutama bagi mereka yang sudah cenderung overthinking. Ketika pesan kedua juga tidak mendapat balasan, rasa cemas bisa meningkat dan menimbulkan stres yang sebenarnya tidak perlu. Oleh karena itu, penting untuk mengenali batas diri dan menjaga ekspektasi dalam berkomunikasi.

Cara Melakukan Double Texting yang Benar

Mengenal istilah double texting dalam sebuah hubungan/Foto: Freepik.com/wayhomestudio

Jika memang harus melakukan double texting, pastikan nada pesan kamu tetap sopan dan tidak terkesan menekan. Penggunaan kalimat yang empatik dan ringan menunjukkan bahwa kamu menghargai waktu orang lain. Hindari frasa-frasa yang menyalahkan atau memaksa karena justru bisa membuat lawan bicara enggan merespons sama sekali.

Alternatif Selain Double Texting

double texting
Ilustrasi/Foto: Freepik.com

Kalau kamu merasa ingin segera mengirim pesan kedua, coba alihkan perhatian ke hal lain dulu. Menonton film, membaca buku, atau menyibukkan diri dengan aktivitas produktif bisa membantu menurunkan dorongan untuk langsung mengirim pesan lanjutan.

Selain itu, kamu juga bisa membangun komunikasi yang sehat sejak awal. Misalnya, sepakat bahwa masing-masing tidak selalu bisa langsung membalas pesan. Dengan begitu, kamu dan lawan bicara bisa saling memahami ritme komunikasi satu sama lain tanpa merasa tertekan atau khawatir.

Pada akhirnya, double texting bukanlah sesuatu yang mutlak salah. Hal yang terpenting adalah memahami konteks, mengenali situasi, dan melakukannya dengan penuh empati. Kalau dilakukan secara tepat, justru bisa menunjukkan bahwa kamu peduli dan menghargai komunikasi.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.