Dulunya Ramai Pengunjung, Ini Cerita Jeritan Hati Pedagang Tanah Abang yang Kian Meredup!
Siapa yang tak tahu tentang kepopuleran Pasar Tanah Abang? Rasanya, semua orang pasti akan mengetahuinya ya, Beauties.
Tanah Abang adalah pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara. Serba-serbi tentang dunia tekstil, akan dengan mudahnya kamu temukan di sini. Selain lengkap, harga yang ditawarkan pun sangatlah murah-meriah.
Biasanya, orang berbondong-bondong untuk berbelanja dan membeli kebutuhannya di sini. Membawa tas besar hasil belanja atau bahkan karung, bukanlah hal aneh yang kamu temukan di Tanah Abang.
Sayangnya itu dulu. Kini, Tanah Abang justru malah meredup.
Pasar Tanah Abang Meredup Sejak Pandemi Covid-19
Potret sepinya pasar Tanah Abang saat ini/Foto: Rifkianto Nugroho
Sejak pandemi Covid-19 melanda, memang semua hal dalam aspek kehidupan telah berubah. Hal ini pun merubah keramaian dari pasar Tanah Abang ini.
Tanah Abang sempat 'lumpuh' saat pandemi Covid-19 terjadi. Namun kini, selepas keadaan membaik, pasar tekstil terbesar ini belum juga pulih 100%.
Beberapa toko memang ada yang kembali buka, menjajakan barang dagangannya. Sayangnya ini tak semua.
Banyak Toko Tutup di Tanah Abang
Potret sepinya pasar Tanah Abang saat ini/Foto: Rahmat Khairurizqi
Seperti di lantai 5 Blok B Pasar Tanah Abang, saat dikunjungi oleh tim detikX, ternyata hanya beberapa saja kios yang masih beroperasi. Beberapa di antaranya, justru tutup.
Kondisi yang sama pun terjadi juga di lantai 4 dan 3. Meski waktu masih menunjukkan pukul 12.00 WIB, kios malah sepi.
Pengunjung yang hilir mudik pun bisa dihitung pakai jari. Karena ini juga, lampu penerangan dipadamkan dan eskalator pun tak lagi dihidupkan.
Ini Cerita Jeritan Hati Pedagang Pasar Tanah Abang
Potret sepinya pasar Tanah Abang saat ini/Foto: Belia/detikcom
Melansir detikX, seorang karyawan di Toko Richeelyn di lantai 7 yang menjual aneka sepatu dan sendal khusus perempuan dan anak-anak, menceritakan betapa sepinya kondisi saat ini.
"Kalau saya sendiri bosnya, tahun kemarin kita sudah tutup. Ibaratnya menunggu sesuatu yang nggak ada kepastian itu buat apa?" ucap Cipto yang merasa geram karena melihat sepinya toko di Tanah Abang.
Bahkan, Cipto pun bercerita, Toko Richeelyn yang telah 10 tahun beroperasi ini akan tutup juga dalam waktu dekat. Kabar buruk ini didapatkan langsung dari bosnya.
Ternyata, sebagai karyawan ia telah merasakan penurunan penjualan sejak tahun 2018. Lalu, kondisi pun diperparah dengan datangnya pandemi Covi-19.
Sejak saat itu, pasar Tanah Abang tak pernah kembali membaik.
Dulu Ramai Pengunjung, Kini Barang Dagangan Bisa Tak Terjual
Potret sepinya pasar Tanah Abang saat ini/Foto: Rifkianto Nugroho
Lebih lanjut, Cipto bercerita jika dulu Tanah Abang tak pernah sepi. Pembelinya pun banyak dari luar kota.
Saat sedang ramai, dalam sehari Cipto bisa menjual 50 pasang sendal dan sepatu. Namun kembali, itu dulu.
Kini, Cipto pernah berhari-hari tak ada penjualan sama sekali.
"Kalau sekarang pernah 4 sampai 5 hari berturut-turut nggak ada penjualan sama sekali," ujarnya.
Sempat Berjualan Online, Tapi Tetap Sepi
Potret sepinya pasar Tanah Abang saat ini/Foto: Rifkianto Nugroho
Bukan tak ada usaha lain, ternyata Toko Richeelyn pun pernah merambah ke bisnis online di salah satu e-commerce, namun hasilnya belum signifikan.
Kini, yang membuat Cipto dan Bosnya masih bertahan adalah karena ingin menjual stok lama dengan harga yang murah.
"Stok lama jual-jual murah, itu saja susah. Mau diratain semua, dijual obral semua, tapi kalau nggak ada pengunjung mau dijual ke siapa? ha-ha-ha," tutur Cipto yang ingin beralih profesi jika toko sudah tidak beroperasi.
Hal sama pun terjadi pada Ade, pemilik Toko Vania Hijab, ia kini telah menutup lima toko miliknya dan hanya sisa satu toko saja, karena penjualan yang terus sepi.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |