Eks Menkes Terawan Dipecat dari IDI, Ini Sederet Kontroversinya: Cuci Otak Hingga Vaksin Nusantara
Terawan Agus Putranto adalah nama yang begitu sering didengar masyarakat kala virus corona mulai melanda Indonesia di tahun 2020. Saat itu, ia menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI hingga akhir Desember 2020. Baru-baru ini, Terawan dikabarkan dipecat permanen dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
IDI menghentikan keanggotaan mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dalam Muktamar IDI ke-31 di Aceh.
"Iya (dipecat), dari hasil muktamar yang kami terima ya. Dari hasil yang kita terima yang diserahkan panitia memang begitu, (sesuai) MKEK iya," kata dr Nasrul, Sabtu (26/3), dikutip dari detikHealth.
Sosok Terawan memang sempat beberapa kali menjadi sorotan karena kontroversinya, baik sebagai dokter maupun saat menjabat Menteri Kesehatan. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut sederet kontroversi Terawan.
Terapi Cuci Otak
Eks Menkes dr Terawan Agus Putranto hadiri rapat kerja bersama Komisi IX DPR./ Foto: Rengga Sancaya/detikcom |
Salah satu kontroversi Terawan dalam dunia kedokteran adalah metode cuci otak bernama Digital Subtraction Angiography (DSA), dilansir dari CNN Indonesia. Cuci otak ini digunakan untuk menyembuhkan pasien stroke.
Terawan mengungkapkan pasien yang menjalani pengobatan dengan terapi cuci otak bisa sembuh dari stroke sekitar 4-5 jam setelah operasi. Tak hanya itu, ia juga menyebut terapi cuci otak itu sudah ada nama patennya, yaitu 'Terawan Theory' dan sudah diterapkan di Jerman.
DSA sendiri dinilai belum terbukti secara ilmiah. IDI pun menggelar sidang etik dan memecat sementara dokter Terawan dari keanggotaan pada 2018. Namun, pada akhirnya sanksi etik berupa pencabutan izin praktik ditunda.
Sebut COVID-19 Bisa Sembuh dengan Sendirinya
Ilustrasi virus corona/Foto: Pexels.com/CDC |
Pada masa awal pandemi 2020, Terawan juga mengeluarkan pernyataan yang kontroversial soal dua warga Depok yang terkonfirmasi COVID-19. Ia menyebut bahwa virus COVID-19 merupakan penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya.
"Harus diingat ini penyakit self limited disease, penyakit yang bisa sembuh sendiri. Sama seperti virus lain," ujar Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 2 Maret 2020, dilansir dari CNN Indonesia.
Masker Hanya untuk Penderita COVID-19
Ilustrasi menggunakan masker medis/Foto: Freepik/Freepik |
Tak hanya menyebut COVID-19 bisa sembuh dengan sendirinya, di awal pandemi 2020 Terawan juga menjadi perhatian publik usai mengajurkan orang sehat untuk tidak menggunakan masker. Menurutnya, hanya orang sakitlah yang menggunakan masker. Ia menegaskan pernyataannya berangkat dari standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Kan dari WHO yang sakit aja yang pakai masker. Yang sehat ndak usah, karena kalau sehat makai masker percuma dia nanti megang-megang tetap bisa kena," ujar Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3), dikutip dari CNN Indonesia.
Penolakan Jadi Menkes dan Dicopot Jokowi
Nama Terawan sempat beredar sebagai kandidat yang akan dipilih oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Kesehatan. Namun, terungkap bahwa ada penolakan dari IDI yang menyampaikan keberatannya melalui surat.
"Bila diperkenankan kami ingin menyarankan agar dari usulan calon-calon tersebut mohon kiranya Bapak Presiden tidak mengangkat Dr Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K), sebagai Menteri Kesehatan," tulis surat dari IDI kala itu, dikutip dari detikHealth.
Terawan menjabat sebagai Menteri Kesehatan dari 23 Oktober 2019 hingga 23 Desember 2020. Usai mendapat banyak kritik publik, nama Terawan kemudian masuk dalam daftar menteri yang dicopot Jokowi.
Jokowi sebelumnya menyentil Kementerian Kesehatan masa kepemimpinan Terawan karena serapan belanja anggaran selama pandemi COVID-19 justru rendah.
Pengajuan Nama Anggota KKI
Saat menjadi menkes, timbul konflik terkait penunjukkan anggota Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Terawan dituding menyalahgunakan wewenang karena mengajukan nama-nama anggota yang tidak direkomendasikan organisasi profesi.
"Menteri Kesehatan telah melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sehingga patut diduga adanya penyalahgunaan wewenang," komentar perwakilan organisasi, Ugan Gandar, dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), dilansir dari detikHealth.
Vaksin Nusantara
Terawan Agus Putranto/ Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden |
Usai tidak lagi menjabat sebagai Menteri Kesehatan, masih ada kontroversi yang dibuat oleh Terawan, yakni mencetuskan Vaksin Nusantara.
Vaksin Nusantara digadang-gadang sebagai vaksin COVID-19 berbasis sel dendritik. Tingkat keampuhan vaksin Nusantara disebut bisa disesuaikan dengan masing-masing individu.
Namun, dalam prosesnya mendapatkan uji klinis fase II Vaksin Nusantara tidak mulus. Bahkan tidak direstui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sikap BPOM ini memicu perselisihan dengan Komisi IX DPR RI. BPOM dinilai tidak lagi independen dan berusaha menghalangi vaksin temuan anak bangsa.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Eks Menkes dr Terawan Agus Putranto hadiri rapat kerja bersama Komisi IX DPR./ Foto: Rengga Sancaya/detikcom
Ilustrasi virus corona/Foto: Pexels.com/CDC
Ilustrasi menggunakan masker medis/Foto: Freepik/Freepik
Terawan Agus Putranto/ Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden