Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, umumkan pembubaran parlemen setelah keputusan itu disahkan oleh Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn, pada Jumat (12/12). Pembubaran parlemen tergolong langkah politik yang jarang diambil, terlebih dilakukan di tengah kebuntuan politik internal serta meningkatkan ketegangan konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja, Beauties.
Keputusan tersebut sekaligus membuka jalan menuju pemilu dini, sebuah fase baru yang membawa harapan sekaligus ketidakpastian bagi arah politik Thailand ke depan. Di balik kebijakan besar ini, tersimpan berbagai fakta yang menggambarkan kompleksitas situasi politik Negeri Gajah Putih, mulai dari rapuhnya koalisi pemerintahan, tekanan konflik eksternal, hingga dinamika politik.