
Fakta Kisah Kematian Siswa SMP Penerima Hadiah dari Presiden

Sebuah kabar mengejutkan datang dari seorang siswa Sekolah Menengan Pertama (SMP) dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang pernah menerima hadiah dari Presiden Joko Widodo. Seorang Siswa berjenis kelamin laki-laki berinisial YSS (14) ditemukan tewas bunuh diri oleh tetangganya Kristofel Key (57) tepat dibelakang rumah lamanya.
Selengkapnya ini fakta dibalik meninggalnya YSS
1. Merupakan Penerima Hadiah dari Presiden Joko Widodo

YSS diketahui merupakan penerima hadiah dari Presiden setelah menjawab pertanyaan Lima Sila dalam Pancasila di acara penyerahan Kartu Indonesia Pintar di SMK Negeri 3 Kota Kupang pada hari Senin (8/1/2018) lalu. Ia mendapat hadiah Sepeda, dan sampai saat ini hadiah tersebut masih tersimpan rapi di kediamannya.
2. Ibunya Meninggal Karena di Bunuh Ayah Kandungnya

Cerita yang memilukan, tapi Ibunda YSS telah tewas pada 2012 silam dibunuh oleh Ayah kandungnya Antonius Sinaga. Lebih memilukan lagi, bahwa jasad sang Ibunda dikubur dan dicor dibelakang kediaman mereka. Kini sang Ayah tengah menjalani masa tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Penfui Kupang.
3. Menyimpan Dendam pada Sang Ayah

YSS menulis surat wasiat sebelum melakukan bunuh diri. Ia menulis dua tujuan hidupnya yang gagal Ia lakukan. Pertama, adalah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) dan yang kedua adalah membunuh Ayahnya. Tujuannya adalah agar Antonius sang Ayah membacanya. Diketahui memang YSS sangat disayangi dan dekat Ibunya. YSS pun tak pernah mengunjungi Ayahnya selama ditahan.
4. Meregang Nyawa di TKP yang Sama dengan Sang Ibu

Tempat Kejadian Perkara (TKP) YSS bunuh diri adalah di tempat yang sama dengan sang ibu. Tempat itu adalah dekat rumah dimana jasad Ibunya dicor oleh Ayahnya sendiri. Ia meregang nyawa dengan menggantung dirinya menggunakan tali nilon berwarna biru.
5. YSS Merupakan Siswa Berprestasi

Diantara teman, guru dan keluarga, YSS merupakan seorang siswa yang berprestasi. Pada saat duduk dibangku kelas 5 Sekolah Dasar (SD) dirinya pernah mengikuti lomba olimpiade Matematika dan IPA sampai ke tingkat Provinsi NTT.
Namun menurut penuturan Bibinya, belakangan ini siswa kelas 2 SMP itu menurun prestasinya.
6. Sering di Olok Olok

Selain menulis dua tujuan hidupnya yang gagal Ia lakukan, YSS juga menulis jika dirinya sering diolok-olok. Hal itu dikarenakan kasus yang terjadi dalam keluarganya. Ia sering diolok-olok sebagai keturunan pembunuh dan tukang cor oleh beberapa orang di sekitarnya.
Kisah pilu dari YSS ini bisa kita jadikan pelajaran agar lebih peduli dengan keadaan sekitar. Mungkin saja, teman kita sedang dalam kesulitan dan butuh bantuan. Tidak ada salahnya saling mengulurkan tangan dan membantu sesama bukan?