Israel gencar melancarkan serangan di Rafah, Senin (6/5) malam. Sebelumnya, militer Israel telah memerintahkan evakuasi 100 ribu warga Palestina dari Rafah untuk membuka jalan bagi apa yang mereka sebut sebagai operasi militer "terbatas" di kota tempat 1,5 juta warga Palestina berlindung, sebagaimana dilansir dari Al Jazeera.
Akibat serangan tersebut, dilaporkan lima orang tewas di wilayah Tal as-Sultan di sebelah barat Rafah, termasuk perempuan dan anak-anak, Senin (6/5). Sementara pada Selasa (7/5), sebanyak delapan orang tewas dalam serangan Israel di Rafah, Gaza selatan.
Dilansir dari CNN Indonesia, pasukan Zionis juga menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak, usai mengebom sebuah rumah milik keluarga Abu Amra di Rafah barat.
Di Rafah timur, serangan Israel terhadap sebuah rumah menewaskan empat orang. Bom Israel menghantam rumah keluarga Al-Hams di lingkungan al-Jnaina di Gaza selatan.
Seorang warga Palestina, Abdullah Abu Heish (45) mengatakan dia melarikan diri bersama keluarganya ke rumah seorang kerabat di lingkungan barat Rafah.
"Tentara Israel memperingatkan kami untuk mengevakuasi daerah kami. Kami akan berusaha mengambil barang-barang secepatnya. Kami berusaha menghindari kematian [tetapi] meninggalkan harta benda dan kenangan yang bisa terhapus kapan saja," katanya kepada The Guardian.
"Kami sangat frustrasi karena kami mengharapkan dunia untuk melindungi kami dan mencegah [serangan] ini, namun sayangnya hal ini terjadi sekarang," tambahnya.