8 Tips Nonton Konser saat Musim Hujan agar Tetap Seru dan Nyaman
Life
Gegara Aksi Kontroversial di Malaysia, Matty Healy Dicap Punya White Savior Complex, Apa Itu?
Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Selasa, 25 Jul 2023 12:30 WIB
Foto: Instagram
Beauties beberapa waktu lalu Matty Healy, vokalis band The 1975, bikin gaduh akibat ucapan dan aksi tak terpujinya saat konser di Malaysia. Tampil di panggung Good Vibes Festival, ia justru protes hukum anti-LGBT yang berlaku di negara itu.
Pria asal Inggris ini juga nekat mencium pemain bass Ross MacDonald. Aksinya pun menyebabkan pembubaran konser, dibatalkannya GVF, hingga gagal tampil di Indonesia dan Taiwan.
Tak sedikit orang yang mengecam perbuatannya tersebut. Berseliweran di media sosial bagaimana kata-kata dan perilaku Matthew Timothy Healy bisa berdampak bagi komunitas minoritas tersebut. Di sisi lain, istilah 'white savior complex' turut disebutkan untuk mendeskripsikan tindakan Matty.
Yuk mengenal istilah itu dan beberapa contoh lainnya yang pernah terjadi!
White Savior Complex
 Matty Healy/ Foto: Instagram |
White savior complex (atau white saviorism) diartikan sebagai penyelamat kulit putih. Melansir Forbes, white saviorism merupakan kepercayaan bahwa orang kulit putih hadir untuk menyelamatkan, mengajar, dan melindungi rekan non-kulit putih mereka.
Meski terdengar seperti sifat altruistis, sifat ras kulit putih yang seolah menjadi penyelamat ras lain dipandang tidak baik karena jika tidak dilakukan dengan tepat, justru menghambat jalannya pemecahan masalah.
Bahaya White Savior Complex
Melansir laman Health, Savala Nolan selaku penulis dan direktur Thelton E. Henderson Center for Social Justice UC Berkeley School of Law mengungkapkan bahwa meski tidak bermaksud menyakiti, white saviorism justru memperpanjang supremasi kulit putih sebagai sistem yang ada di masyarakat.
Centers of Disease Control and Prevention (CDC) juga menjelaskan penelitian telah menunjukan bagaimana supremasi kulit putih menyebabkan kesehatan yang buruk untuk masyarakat Black, Indigenous, People of Color (BIPOC).
Contoh White Savior Complex
Foto: Redferns for ABA/Burak Cingi
Kony 2012
Istilah while savior complex merupakan turunan dari istilah yang dipakai tahun 2012 oleh seorang penulis Nigeria-Amerika Teju Cole. Ia menulis cuitan Twitter menyebut ‘White Savior Industrial Complex’ (WSIC) ditujukan pada film dokumenter Kony 2012 yang menangkap kisah Joseph Kony, seorang penjahat perang asal Uganda.
Film diproduksi oleh Invisible Children, Inc. dan berhasil mengumpulkan donasi sebesar 5 juta USD, tapi tidak disalurkan untuk mereka yang membutuhkan.
Sebab itu, Cole menuliskan melalui akun Twitternya, “1- From Sachs to Kristof to Invisible Children to TED, the fastest growth industry in the US is the White Savior Industrial Complex.”
White Saviorism & Matty Healy
 The 1975/ Foto: Instagram.com/the1975 |
Aksi Matty Healy yang ungkap dukungannya untuk komunitas LGBT dengan protes hukum yang berlaku dianggap sembrono karena tidak peka terhadap kondisi dan budaya di Malaysia. White savior complex pun dicap untuk sang mantan Taylor Swift.
“Matty Healy adalah pria performer cishet kulit putih dari negara dunia pertama. Kapan mereka akan belajar aksi progresif budaya barat TIDAK BEKERJA di sebagian besar negara Asia karena perbedaan budaya. White savior complex sangat berkode kolonial,” tulis sebuah akun Twitter.
Aksi bule yang ingin bertindak bak pahlawan tersebut justru buat Malaysia dan Indonesia saling mendukung terkait hal ini.
Sementara sebelumnya, kisah Kristen Gray yang menjual e-book tentang cara tinggal di Bali saat pandemi karena murah serta desainer Belanda berusaha menciptakan kembali baju kurung karena dia ingin masyarakat Malaysia berpakaian cantik juga pernah terjadi di kedua negara.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
(dmh/dmh)
