Hati-Hati, 8 Kebiasaan yang Bisa Membuat Data Online Bocor

Regitha Mandasari Putri Suryana | Beautynesia
Selasa, 14 Oct 2025 10:30 WIB
1. Menggunakan Password yang Sama untuk Semua Akun
Menggunakan password yang sama untuk semua akun/ Foto : Freepik/ Rawpixel

Di era digital seperti sekarang, data pribadi sudah jadi “aset” paling berharga, mulai dari nomor HP, alamat email, akun media sosial, hingga data perbankan. Sayangnya, kebocoran data sering kali bukan disebabkan oleh hacker super canggih, melainkan dari kebiasaan kecil yang kita lakukan setiap hari tanpa sadar.

Hal-hal sederhana ternyata bisa membuka celah besar bagi pencurian data dan penyalahgunaan identitas. Yuk, kenali lebih dalam kebiasaan yang membuat data online kamu bocor supaya kamu bisa lebih waspada dan tetap aman.

1. Menggunakan Password yang Sama untuk Semua Akun

Menggunakan password yang sama untuk semua akun/ Foto : Freepik/ Rawpixel

Kata sandi adalah garis pertahanan pertama data digital kamu. Tapi sayangnya, banyak orang masih memakai password yang sama di semua akun, karena alasan “biar gampang diingat”.

Masalahnya, jika satu akun bocor (misalnya dari toko online atau media sosial), hacker bisa langsung mencoba password itu di akun lainmu, termasuk email dan mobile banking. Itulah kenapa data pribadi bisa bocor secara berantai hanya karena satu password lemah.

Gunakan password berbeda untuk setiap akun. Kombinasikan huruf besar, kecil, angka, dan simbol. Jika sulit mengingatnya, gunakan password manager agar tetap aman dan praktis.

2. Login Menggunakan Wi-Fi Publik Tanpa Perlindungan

Login menggunakan Wi-Fi publik tanpa perlindungan/ Foto : Freepik/ Freepik

Wi-Fi gratis memang menyenangkan, tapi jaringan publik sangat mudah dimata-matai. Peretas bisa melakukan man-in-the-middle attack, yaitu menyusup di antara koneksi kamu dan situs yang kamu buka, mencuri username, password, bahkan data transaksi online.

Jika harus terhubung ke Wi-Fi umum (misalnya di kafe atau bandara), hindari membuka akun penting seperti internet banking atau email kerja. Gunakan VPN agar koneksi terenkripsi dan tidak mudah dilacak.

3. Klik Link Asal di Email atau Pesan

Klik link asal di email atau pesan/ Foto : Freepik/ Freepik

Phishing menjadi salah satu cara paling umum pencurian data digital. Biasanya, kamu menerima pesan yang tampak meyakinkan, dari bank, marketplace, atau perusahaan besar, lengkap dengan logo resmi dan tautan palsu yang meniru situs aslinya. Begitu kamu klik dan login, datamu langsung terekam oleh penipu.

Jangan asal klik tautan. Periksa alamat email pengirim dan domain situsnya dengan cermat. Jika ada kejanggalan, jangan isi data apa pun. Lebih aman buka situs resmi langsung dari browser.

4. Sembarangan Menginstal Aplikasi

Sembarangan menginstal aplikasi/ Foto : Freepik/ Freepik

Aplikasi bajakan atau yang tidak resmi sering kali mengandung malware yang bisa mencuri data di ponselmu tanpa izin. Bahkan aplikasi yang terlihat “normal” pun bisa meminta akses berlebihan, seperti kamera, mikrofon, atau lokasi, yang tidak seharusnya dibutuhkan.

Selalu unduh aplikasi hanya dari sumber resmi seperti Google Play Store atau App Store. Baca ulasan pengguna dan cek izin akses sebelum menekan tombol “Install”. Jika izin terasa aneh, lebih baik batalkan instalasi.

5. Lupa Log Out dari Akun selain Perangkat Pribadi

Lupa log out dari akun selain perangkat pribadi/ Foto : Freepik/ Freepik

Banyak orang lupa log out setelah mengakses akun di komputer kantor, warnet, atau laptop teman. Padahal, tindakan kecil ini bisa membuat orang lain dengan mudah mengakses data pribadi, membaca email, bahkan mengubah kata sandi. Biasakan selalu log out setelah selesai, terutama di perangkat umum. Aktifkan juga fitur two-step verification agar akun tetap aman meski kamu lupa keluar.

6. Mengunggah Data Pribadi di Media Sosial

Mengunggah data pribadi di media sosial/ Foto : Freepik/ Freepik

Banyak orang tidak sadar bahwa unggahan pribadi bisa jadi tambang emas bagi pelaku kejahatan siber. Misalnya, mengunggah boarding pass, KTP, atau tanggal lahir.

Data sederhana seperti itu bisa digunakan untuk identity theft (pencurian identitas). Pikir dua kali sebelum memposting informasi pribadi. Jaga batas privasi dan atur akun media sosial ke mode “private”.

7. Tidak Mengaktifkan Verifikasi Dua Langkah (2FA)

Tidak mengaktifkan verifikasi dua langkah (2FA)/ Foto : Freepik/ Freepik

Two-Factor Authentication (2FA) bisa jadi pelindung terbaik data digitalmu. Fitur ini menambah satu lapisan keamanan setelah password biasanya berupa kode OTP atau notifikasi ke perangkat lain.

Sayangnya, banyak orang menganggapnya ribet dan tidak perlu. Padahal, dengan 2FA aktif, meski password bocor, akunmu tetap aman. Aktifkan di semua akun penting, terutama email, media sosial, dan rekening digital.

8. Mengizinkan Akses ke Aplikasi Pihak Ketiga Tanpa Cek

Mengizinkan akses ke aplikasi pihak ketiga tanpa cek/ Foto : Freepik/ 8photo

Beberapa aplikasi meminta akses ke akun utama seperti Google atau Facebook agar login lebih cepat. Namun, tidak semua aplikasi itu aman. Jika mereka disusupi malware, datamu ikut bocor.

Periksa secara berkala aplikasi apa saja yang terhubung dengan akun utama, dan cabut izin untuk aplikasi yang tidak lagi kamu gunakan.

Kebocoran data tidak selalu terjadi karena teknologi canggih di tangan hacker, tapi sering dimulai dari kelalaian kecil pengguna. Dengan mengenali kebiasaan yang bisa membuat data online kamu bocor, kamu bisa mulai memperkuat keamanan digital dari hal sederhana,  jaga password, waspadai link mencurigakan, dan selalu update perangkat.

____ 

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.