
Hati-hati! Bercanda Tentang Body Shaming, Bisa Beri Dampak Buruk Pada Korban, Lho

Memulai percakapan dengan sekadar basa-basi terhadap teman yang sudah lama tidak dijumpai pastinya sering dilakukan. Namun, hati-hati jika perkataan yang dilontarkan akan berpotensi menyakiti hati teman atau mungkin kamu yang mengalami hal tersebut.
Biasanya kalimat basa-basi yang sering didengar yaitu “Wah sudah lama tidak bertemu, kamu jadi gendutan ya sekarang”, “Kok sekarang jerawatan sih? Padahal dulu mulus banget, nggak dirawat ya wajahnya?”, ”Sekarang subur banget, pasti banyak makan ya?” dan sebagainya.
Meski basa-basi atau maksud bercanda, tetapi kalimat tersebut bisa dibilang body shaming, lho. Body shaming adalah tindakan mengomentari atau mengejek bentuk fisik orang lain, baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Misalnya dengan mengomentari tubuh seseorang yang gemuk, terlalu kurus, wajah yang berjerawat, kulit gelap, dan lain-lain.
Body shaming biasanya terjadi karena adanya standar kecantikan yang mengharuskan seseorang terutama wanita harus memiliki tubuh yang tinggi semampai, badan langsing dengan kulit putih, berhidung mancung, rambut panjang, wajah mulus tanpa jerawat. Sehingga ketika melihat seseorang yang jauh dari standar akan langsung diberi komentar.
Meski komentar yang diberikan awalnya tidak berniat body shaming, tetapi hal tersebut tetap bisa menghilangkan rasa percaya diri seseorang. Lalu, apa lagi dampak dari body shaming?
Menyebabkan Obesitas
![]() obesitas/Pexels.com |
Bagi beberapa orang yang mengalami body shaming pastinya akan merasa stres dan berdampak negatif. Pada kasus yang dialami oleh orang yang memiliki kelebihan berat badan, alih-alih mengurangi porsi makan, justru adanya body shaming akan cenderung mendorong mereka menjadi lebih banyak makan dan menambah berat badan, hingga obesitas.
Dikutip dari Healthline, body shaming yang diberikan pada orang yang memiliki kelebihan berat badan akan mengalami 3,2 kali lebih kemungkinan untuk tetap obesitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa body shaming tidak memotivasi seseorang untuk menurunkan berat badan.
Gangguan Makan
![]() Gangguan makan/Pexels.com |
Selain obesitas, body shaming juga bisa menyebabkan gangguan makan misalnya anoreksia, kondisi ketika seseorang menahan diri mereka kelaparan demi menurunkan berat badan, karena dianggap terlalu gemuk.
Mengutip dari Times Now News, akibat yang ditimbulkan dari anoreksia yakni dehidrasi, sembelit, kurang gizi, bahkan siklus menstruasi tidak teratur.
Masalah Pada Kesehatan Mental
![]() kesehatan mental/Pixabay.com |
Selain mengganggu terhadap pola makan, terlalu sering mendapatkan kalimat negatif mengenai body shaming juga dapat menimbulkan kecemasan, depresi dan menarik diri dari kehidupan sosial. Korban akan memikirkan kata-kata yang diberikan dari orang lain sehingga membuat mereka cemas sampai menderita serangan panik dan depresi.
Bunuh Diri
![]() Bunuh diri/Pixabay.com |
Dampak paling berbahaya yang ditimbulkan dari body shaming adalah bunuh diri. Depresi merupakan salah satu penyebab utama meningkatnya risiko bunuh diri karena orang-orang yang mengalami obesitas lebih cenderung mengalami depresi.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pada 2.436 orang dengan obesitas berat dikaitkan dengan risiko perilaku bunuh diri 21 kali lebih besar dan risiko percobaan bunuh diri 12 kali lebih besar.
![]() Love yourself/Pexels.com |
Pada tubuh setiap orang pastinya memiliki keunikan masing-masing dan tidak semua orang harus mengikuti standar kecantikan yang ada.
Menghadapi komentar negatif dari orang lain pun tidaklah mudah, Ladies. Untuk itu, pastikan kamu tidak melakukan body shaming terhadap orang lain, ya!