Hati-Hati! Di 5 Tempat di Eropa Ini, Memberi Tip Besar Bisa Dianggap Kasar

Kebiasaan memberi tip sangat bervariasi di berbagai belahan dunia, yang mana hal ini mencerminkan perbedaan budaya yang mendalam. Di berbagai negara, seperti Amerika Serikat misalnya, memberi tip dianggap sebagai kewajiban tak tertulis, di mana gaji yang rendah membuat pelayan mengandalkan uang tip sebagai tambahan.

Sebaliknya, memberi tip dianggap kasar di Eropa. Bahkan sekali pun ingin memberi apresiasi atas pelayanan yang baik, lebih baik memberikan tip yang tidak terlalu besar di beberapa negara ini. Dilansir dari Gamin Traveler, ada beberapa negara Eropa tanpa budaya memberi tip tersebut!

Prancis

Di Prancis, biaya layanan sudah termasuk dalam total tagihan restoran atau kafe, yang dikenal sebagai “service compris”. Ini berarti pelanggan tidak diharuskan memberikan tip tambahan yang besar. Memberikan tip yang berlebihan dapat dianggap sebagai ketidaktahuan terhadap kebiasaan lokal.

Sebagai gantinya, kamu bisa membulatkan sedikit total tagihan atau meninggalkan tip kecil sekitar 1-2 Euro (sekitar Rp18 ribu-Rp36 ribu) jika layanan yang diberikan sangat memuaskan. Untuk minuman di kafe, meninggalkan uang receh kecil sangat dihargai, tetapi tidak memberikannya pun tidak akan membuatmu dikritik.

Italia

Ilustrasi/Foto: Freepik/mrsiraphol

Di Italia, praktik pemberian tip berbeda dengan beberapa negara lain. Biasanya, restoran dan kafe sudah memasukkan biaya layanan dalam tagihan mereka, yang disebut “coperto” atau “servizio incluso”. ”Coperto” adalah biaya tetap per orang yang mencakup penggunaan meja, roti, dan layanan dasar, sedangkan “servizio incluso” menunjukkan bahwa biaya layanan sudah termasuk dalam harga makanan.

Jika kamu merasa ingin menghargai layanan yang diberikan, kamu dapat meninggalkan sedikit uang receh sekitar 1-2 Euro (sekitar Rp18 ribu-Rp36 ribu), terutama untuk minuman seperti kopi atau makanan ringan. Untuk hidangan yang lebih formal, membulatkan jumlah tagihan sedikit ke atas sudah dianggap sopan, tetapi memberi tip dalam jumlah besar tidak diperlukan dan bukan bagian dari kebudayaan setempat.

Spanyol

Ilustrasi/Foto: Freepik

Di Spanyol, budaya memberi tip berbeda dengan beberapa negara lain di mana memberi tip besar dianggap umum. Di sini, memberi tip bukanlah kewajiban dan biasanya hanya dilakukan dalam jumlah kecil sebagai bentuk apresiasi atas layanan yang sangat baik.

Misalnya, di restoran, jika kamu merasa puas dengan layanan yang diberikan, kamu dapat meninggalkan uang receh sekitar 1-2 Euro (sekitar Rp18 ribu-Rp36 ribu). Namun, untuk layanan di konter atau kafe kecil, memberi tip biasanya tidak diperlukan.

Jerman

Ilustrasi/Foto: freepik: Drazen Zigic

Karena staf layanan di Jerman menerima upah yang layak, memberi tip tidak dianggap wajib. Penduduk lokal cenderung membulatkan jumlah tagihan sebagai bentuk apresiasi, misalnya jika tagihan sebesar 22,50 Euro (sekitar Rp399 ribu), mereka mungkin membulatkannya menjadi 23 Euro (sekitar Rp408 ribu).

Untuk layanan yang sangat memuaskan, memberikan tip sebesar 5-10 persen dari total tagihan dianggap cukup. Selain itu, alih-alih meninggalkan uang tip di atas meja, etiket yang berlaku adalah menyerahkan tip tersebut langsung kepada pelayan saat melakukan pembayaran.

Belanda

Ilustrasi/Foto: Pexels/Louis Hansel

Karena pekerja di sektor layanan di Belanda umumnya menerima upah yang adil, biaya layanan sering sudah termasuk dalam tagihan. Oleh karena itu, pelanggan tidak diharapkan memberi tip besar.

Sebagai gantinya, lebih umum untuk membulatkan jumlah tagihan atau meninggalkan sejumlah kecil uang, seperti 1-2 Euro (sekitar Rp18 ribu-Rp36 ribu), sebagai apresiasi untuk layanan yang sangat baik. Untuk pesanan sederhana, seperti membeli kopi atau minuman di bar, memberi tip biasanya tidak diperlukan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!