5 Kebiasaan di Jepang yang Harus Kamu Ketahui Sebelum Berkunjung ke Sana

Dewi Maharani Astutik | Beautynesia
Kamis, 27 Feb 2025 09:30 WIB
5 Kebiasaan di Jepang yang Harus Kamu Ketahui Sebelum Berkunjung ke Sana
5 Kebiasaan di Jepang yang Harus Kamu Ketahui Sebelum Berkunjung ke Sana/Foto: pixabay/ANTHR_Photoblog

Jepang adalah negara yang unik karena berhasil mempertahankan banyak aspek budaya tradisional, seperti upacara teh, seni bela diri, dan festival kuno, tetapi tetap menjadi salah satu pemimpin dunia dalam inovasi teknologi dan desain. Selain itu, masyarakat Jepang terkenal dengan etika kerja yang sangat disiplin serta penghormatan terhadap alam dan sesama yang sangat tinggi.

Kombinasi antara budaya Jepang, kedamaian, dan kemajuan teknologi membuat Jepang memiliki daya tarik yang berbeda dibandingkan negara lain sehingga banyak wisatawan yang ingin berkunjung ke Jepang.

Namun, dilansir dari Go World Travel, demi menghormati warga lokal Jepang, kamu bisa mempelajari dulu beberapa kebiasaan di Jepang ini sebelum berkunjung ke Jepang!

Belajar Frasa Dasar Penting

Ilustrasi/Foto: Freepik
Ilustrasi/Foto: Freepik

Belajar frasa dan kata dasar dalam bahasa Jepang bisa memberikan pengalaman yang menyenangkan saat berinteraksi dengan orang Jepang. Salah satu frasa yang sering digunakan adalah “Ohayo” yang berarti “Selamat Pagi” atau “Halo” yang bisa digunakan untuk menyapa orang di jalan. Selain itu, “Arigatou” yang berarti “Terima kasih” sering diucapkan dalam situasi sehari-hari, bahkan untuk bantuan kecil sekalipun.

Frasa lain yang juga penting adalah “Sumimasen” yang dapat diterjemahkan sebagai “Permisi” atau ”Maaf” yang sering digunakan untuk meminta perhatian seseorang atau meminta izin dalam etika di Jepang. Dengan mempelajari frasa-frasa dasar ini, kamu bisa menunjukkan penghargaan terhadap budaya Jepang serta menciptakan kesan yang baik dalam interaksi sosial.

Menghindari Pengucapan Angka 4

Ilustrasi/Foto: Freepik/jcomp

Dalam bahasa Jepang, angka 4 diucapkan sebagai “shi” yang memiliki pelafalan serupa dengan kata yang berarti “mati”. Oleh karena itu, angka 4 dianggap sangat tidak beruntung dalam budaya Jepang dan banyak orang menghindari pengucapan dan penggunaan angka ini dalam berbagai situasi.

Sebagai contoh, banyak bangunan, terutama rumah sakit dan hotel, yang menghindari penggunaan angka empat pada lantai atau nomor kamar mereka. Dalam beberapa kasus, lantai atau nomor kamar yang seharusnya bernomor empat digantikan dengan angka lain, seperti 5.

Menghindari Jabat Tangan

Ilustrasi/Foto: Freepik

Di banyak budaya, seperti di Jepang dan beberapa negara Asia lainnya, jabat tangan dianggap sebagai bentuk pelanggaran terhadap ruang pribadi seseorang. Sebagai gantinya, mereka lebih memilih memberi penghormatan berupa sedikit membungkukkan badan sedikit, yang dikenal sebagai “ojigi”. Bungkukan ini dapat bervariasi dalam kedalaman dan durasinya tergantung pada situasi dan status orang yang disapa.

Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai sopan santun dan penghargaan terhadap ruang pribadi lebih penting daripada kontak fisik langsung, seperti berjabat tangan. Mengutamakan sopan santun dengan menghindari kontak fisik langsung menunjukkan perhatian terhadap perasaan dan batasan orang lain serta dianggap lebih berarti daripada sekadar formalitas sosial.

Tidak Makan di Jalan

Ilustrasi/Foto: Freepik

Di Jepang, hampir tidak ada sampah berupa botol, kaleng, atau kertas yang berserakan di mana pun. Setiap jalan terjaga kebersihannya dengan sangat baik. Salah satu rahasianya adalah kebiasaan orang Jepang yang tidak makan atau minum sambil berjalan.

Makan di tempat, seperti restoran atau gerai, biasanya dilakukan di meja atau area yang disediakan. Mereka lalu akan membawa sampah mereka untuk dibuang di rumah atau membuangnya di tempat sampah yang tersedia di area tertentu.

Kebiasaan saat Naik Taksi

Ilustrasi/Foto: Freepik

Banyak pengemudi taksi di Jepang mengenakan sarung tangan putih sebagai bagian dari standar layanan tinggi yang ditawarkan oleh taksi Jepang serta tanda profesionalisme dan kesopanan. Pengemudi taksi di Jepang juga lebih suka menjaga ketenangan selama perjalanan dan tidak mengobrol kecuali penumpang yang memulai percakapan. Selain itu, hampir semua taksi di Jepang dilengkapi dengan pintu otomatis yang akan dibuka dan ditutup oleh pengemudi.

Jika kamu tidak fasih berbahasa Jepang, minta bantuan kepada orang di sekitar atau bertanya pada mesin pencari bagaimana cara menyebutkan tujuanmu dalam bahasa Jepang. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari kebingungan dan memastikan pengemudi tahu dengan tepat tempat yang ingin kamu tuju.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE