Baru-baru ini, peneliti menyimpulkan bahwa artificial intelligence atau AI mampu meretas kata sandi melalui ketikan suara keyboard dengan lebih akurat.
Ilmuwan komputer dari Universitas Durham, Universitas Surrey, dan Universitas Royal Holloway London, mensimulasikan serangan dunia maya di mana model pembelajaran mendalam mengklasifikasikan ketikan keyboard menggunakan rekaman audio dari Zoom dan mikrofon smartphone.
Melansir Mashable, jenis serangan cyber yang disebut serangan saluran samping akustik (ASCA) ini dipelajari pada awal tahun 2000-an, tetapi belum mendapat banyak perhatian hingga akhir-akhir ini. Namun karena maraknya konferensi video, orang yang bekerja dari jarak jauh di kafe dan tempat umum, serta kemajuan jaringan saraf, para peneliti menunjukkan bagaimana ancaman ini bisa menjadi lebih umum.
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/wirestock |
Penelitian yang diterbitkan sebagai bagian dari 2023 IEEE European Symposium on Security and Privacy Workshops, mengungkapkan bagaimana mereka menggunakan algoritme pembelajaran mesin untuk membuat sistem yang dapat mengidentifikasi tombol mana yang ditekan pada laptop berdasarkan suara, sebuah pendekatan yang diterapkan oleh para peneliti pada perangkat cipher Enigma dalam beberapa tahun terakhir.
Studi tersebut melaporkan bagaimana para peneliti menekan masing-masing dari 36 tombol pada MacBook Pro, termasuk semua huruf dan angka sebanyak 25 kali berturut-turut, menggunakan jari yang berbeda dan dengan tekanan yang berbeda-beda. Suara direkam baik melalui Zoom dan smartphone yang ditempatkan tidak jauh dari keyboard.
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/jannoon028 |
Hasilnya mengungkapkan bahwa sistem dapat secara akurat menetapkan kunci yang tepat untuk suara 95 persen saat perekaman dilakukan melalui smartphone dan 93 persen saat perekaman dilakukan melalui panggilan Zoom. Mereka juga mengatakan bahwa penelitian tersebut menggunakan metode paling mutakhir dan sejauh ini telah mencapai akurasi tertinggi.
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/rawpixel.com |
Para peneliti menambahkan ada sejumlah cara untuk mengurangi risiko serangan cyber ini, termasuk memilih kata sandi biometrik jika memungkinkan atau mengaktifkan sistem verifikasi dua langkah. Jika gagal, mereka mengatakan sebaiknya gunakan tombol shift untuk membuat campuran huruf besar dan kecil, atau angka dan simbol.
Profesor Feng Hao dari University of Warwick, mengatakan orang harus berhati-hati untuk tidak mengetik pesan sensitif termasuk kata sandi pada keyboard selama panggilan Zoom.
“Selain suara, gambar visual tentang gerakan bahu dan pergelangan tangan yang halus juga dapat mengungkap informasi saluran samping tentang tombol yang diketik pada keyboard meskipun keyboard tidak terlihat dari kamera,” katanya.
Wah, bagaimana menurutmu, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!