Hujan Buatan Jabodetabek Diklaim Bisa Kurangi Polusi Udara, Benarkah?
Beberapa pekan terakhir sejumlah wilayah di Indonesia mengalami kondisi kualitas udara yang cukup mengkhawatirkan. Tak terkecuali wilayah Jabodetabek yang memasuki kategori cenderung tidak sehat. Upaya pun dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi tingginya polusi udara di wilayah tersebut.
Salah satunya dengan melakukan rekayasa cuaca untuk memicu terjadinya hujan buatan. Inovasi ini pun diklaim sebagai salah satu solusi agar dapat mengurangi polusi udara. Seperti apa gambaran tentang hujan buatan Jabodetabek ini? Lalu benarkah proses hujan buatan bisa menurunkan tingkat polusi udara? Simak penjelasannya hanya di sini, Beauties!
Kata BMKG soal Hujan Buatan Jabodetabek
Melihat lebih dekat hujan buatan Jabodetabek yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara/Foto: freepik/rawpixel.com
Hujan yang mengguyur pada wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (27/8) kemarin ternyata tak terlepas dari peran modifikasi cuaca yang dilakukan oleh pemerintah, Beauties. Hal ini pun dikonfirmasi langsung oleh perwakilan dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG).Â
Seperti dilansir melalui DetikNews, Dwikorita selaku kepala BMKG mengungkapkan bahwa hujan yang turun berasal dari penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa BMKG bekerja sama dengan TNI AU, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan rekayasa cuaca tersebut.
Secara singkat Kepala BMKG Dwikorita menyebutkan rekayasa cuaca dilakukan dengan mempercepat potensi pertumbuhan awan hujan. Cara ini bertujuan untuk memicu terjadinya hujan. Tak sampai di situ, dirinya juga memastikan bahwa modifikasi cuaca tersebut sebagai upaya untuk mengurangi polusi udara yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Selain melakukan modifikasi cuaca, pemerintah daerah juga mengupayakan penyemprotan water mist di wilayah tersebut. Hal ini berkaitan dengan penerapan TMC yang harus mengandalkan munculnya awan. Memasang water mist dari gedung tinggi pun menjadi opsi selanjutnya untuk menekan polusi udara.Â
Benarkah Hujan Buatan dan Water Mist Bisa Mengurangi Polusi Udara?
Mengenal dampak dari dilakukannya hujan buatan terhadap polusi udara/Foto: freepik/rawpixel.com
Menyusul telah dilakukannya upaya hujan buatan di wilayah Jakarta dan sekitarnya, sayangnya cara ini dinilai kurang efektif hingga perlu dikaji kembali, Beauties. Hal ini diungkapkan oleh Budi Haryanto selaku guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) melalui CNBC Indonesia. Dirinya menyebut bahwa hujan buatan dan metode water mist di suatu wilayah dapat mengikat polusi pada saat itu saja. Budi Haryanto pun menambahkan polusi udara dapat berpotensi kembali muncul jika sumber polusi itu sendiri masih ada.Â
Lebih lanjut, Puji Lestari selaku guru besar Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) juga mengungkapkan pendapatnya lewat CNN Indonesia. Pada kesempatan ini dirinya menyebut bahwa metode water mist dari atap gedung tinggi dinilai perlu dikaji lagi efektivitasnya. Meskipun bisa mengurangi polusi udara, tetapi sifatnya hanya jangka pendek saja.
Tak sampai di situ, Puji juga menyoroti besarnya air yang dibutuhkan untuk menerapkan metode water mist. Ia juga mengungkapkan masalah lain yang dapat muncul saat dilakukannya penyemprotan dengan water mist. Salah satunya kelembapan udara yang akan meningkat di bagian bawah gedung. Beberapa pertimbangan tadi pun membuat langkah untuk menekan polusi udara masih perlu dievaluasi kembali.Â
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Â