Ingin Anak Lebih Peduli? Begini Cara Membangun Empati Sejak Kecil
Sangat penting untuk memiliki empati di kehidupan ini. Hal ini karena empati membuat kita bisa berperilaku secara etis, sehingga dapat membangun berbagai jenis hubungan yang sehat, mencintai dengan tulus, dan meraih kesuksesan profesional.
Namun, semakin kita tumbuh, semakin sering kita menemui orang-orang yang tidak punya empati. Tidak jarang kita melihat seorang pengambil kebijakan, influencer, atau penjual yang tidak memiliki empati, yang tidak benar-benar peduli terhadap keadaan orang lain.
Akan tetapi, empati sebetulnya bukan sekadar mampu membayangkan diri berasa di posisi orang lain. Banyak orang yang sebenarnya bisa mengambil perspektif dari orang lain, tapi sebetulnya tidak terlalu peduli terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain. Di sisi lain, ada juga yang memanfaatkan kemampuan itu dengan tujuan yang keliru, seperti memanipulasi atau bahkan menyakiti banyak orang.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk belajar memiliki empati dan mengajarkan generasi penerus seperti anak-anak untuk lebih peduli. Berikut beberapa cara membangun empati pada anak.
Mudahkan Anak Memahami Emosi dengan Memberi Label pada Perasaan
Mudahkan anak memahami emosi dengan memberi label pada perasaan. Melabeli perasaan membantu anak lebih mudah mengelola emosi. Dengan begitu, ia bisa semakin mengenali apa yang ia rasakan dan membantunya belajar menumbuhkan empati./ Foto: Freepik.com/Jcomp
Anak-anak terutama yang berusia 4-6 tahun lebih mudah memahami dan mengelola emosi ketika ia bisa mengenali perasaan yang sedang ia rasakan. Misalnya dengan mengatakan, “Tindakanmu baik sekali sudah mau menyapa anak yang sendirian di ayunan. Mungkin dia sedang merasa kesepian saat itu”. Dengan mendengar ucapan tersebut, anak akan belajar bahwa kamu menghargai kepeduliannya.
Selain itu, anak juga perlu memahami emosi negatif, jadi kamu tidak perlu takut untuk dengan tenang memberi tahu anak saat mereka kurang peduli. Misalnya, “Temanmu sedih sekali saat kamu merebut mainannya. Apa yang bisa kamu lakukan agar dia merasa lebih baik?”.
Membuat Jurnal Perasaan Minggu Ini
Membuat jurnal perasaan minggu ini. Bantu anak menganalisis emosi seseorang lewat games ‘Perasaan Minggu Ini’. Gunakan foto atau gambar yang ditempel di dinding lalu minta anak untuk menjelaskan emosi yang dialami oleh orang di foto./ Foto: Freepik.com/ Gray StudioPro
Ada juga cara lain untuk mengajarkan anak memahami dan mengenali emosi, yaitu dengan membuat semacam jurnal ‘Perasaan Minggu Ini’. Jadi, setiap minggu, cobalah untuk menempelkan gambar seseorang yang mencerminkan emosi dasar, yaitu sedih, bahagia, terkejut, marah, di kulkas atau papan pengumuman yang mudah dilihat oleh anak.
Lalu, naikkan tingkatnya ke emosi yang lebih rumit, seperti frustrasi, gugup, atau cemburu. Kamu bisa menggunakan foto dari ilustrasi di majalah atau ilustrasi lainnya yang menggambarkan perasaan itu.
Kemudian, ajak anak berbicara tentang emosi tersebut, dan kapan ia pernah merasakan hal yang sama.
Apresiasi Perilaku yang Penuh Empati
Apresiasi perilaku yang penuh empati. Ketika anak berbuat baik, beri tahu apa yang ia lakukan. Sebutkan dan pujilah perilakunya dengan jelas agar ia memahami kebaikannya./ Foto: Freepik.com
Saat anak melakukan suatu tindakan kebaikan, beritahulah tentang apa yang sudah ia lakukan dan sebutkan secara spesifik. Misalnya, “Kamu keren banget sudah mau berbagi stiker favoritmu dengan temanmu. Aku lihat dia tersenyum saat menerimanya, dan aku rasa dia sangat senang sekali”.
Dengan melakukan hal itu, anak akan belajar bahwa tindakannya memiliki makna yang mendalam, bukan sekadar hal kecil yang lewat begitu saja. Anak juga akan paham bahwa kebaikannya mampu membawa kebahagiaan bagi orang lain.
Dorong Anak Bercerita tentang Perasaannya
Dorong anak bercerita tentang perasaannya. Tunjukkan kepedulian dan sikap berempati dengan mendengarkan cerita anak sepenuh hati. Saat ia bercerita tentang orang lain, dengarkan dulu pendapatnya sebelum memberi respon./ Foto: Freepik.com/Tirachardz
Tunjukkan kamu peduli terhadap perasaan anak dengan mendengarkan ceritanya secara sungguh-sungguh. Jika ia bercerita tentang orang lain, dengarkan dulu pendapatnya sebelum memberi tanggapan.
Saat ia mengatakan perasaannya, misalnya ia marah akan hal itu, ulangi dengan kata-kata seperti,” Kamu merasa kesal hari ini karena hal itu?”, agar ia tahu bahwa kamu mendengarkan, memvalidasi perasaannya, dan anak jadi merasa terdorong untuk bercerita lebih banyak.
Selain itu, kamu juga bisa mengajarkan anak soal perasaanmu. Misalnya, “Ibu merasa tidak nyaman saat kamu berteriak pada ibu. Yuk kita pikirkan cara supaya kamu tetap bisa berkomunikasi saat kamu sedang marah”. Hal itu akan membuatnya belajar bahwa orang dewasa juga punya perasaan dan emosi, hal itu normal, dan belajar menghadapinya adalah bagian penting dari proses tumbuh.
Tunjukkan Perilaku Orang lain
Tunjukkan perilaku orang lain. Ajari anak peka pada kebaikan orang lain. Dengan begitu, ia belajar menghargai setiap tindakan baik./ Foto: Freepik.com/Lifestylememory
Ajari anak untuk lebih memperhatikan ketika orang lain bersikap baik. Misalnya, “Masih ingat waktu gurumu sangat ramah menyambutmu di hari pertama sekolah? Dengan kebaikan itu, kamu jadi tidak takut masuk ke dalam kelas ya”. Dengan cara ini, anak akan semakin paham bahwa tindakan orang lain bisa memengaruhi perasaannya.
Kamu juga bisa mengajarkan poin ini melalui buku dongeng, dan tanyakan pada anak bagaimana menurutnya perasaan yang dialami oleh tokoh yang ada di buku.
Ajarkan Aturan Kesopanan Dasar
Ajarkan aturan kesopanan dasar. Sopan santun membantu anak belajar peduli, berempati, dan menghormati orang lain. Nilai ini penting untuk tumbuh kembangnya sejak dini./ Foto: Freepik.com
Sopan santun adalah cara tepat untuk mengajarkan anak tentang kepedulian, empati, dan rasa hormat pada orang lain. Cobalah untuk mengajarkannya mengucapkan kata ‘tolong’ dan ‘terima kasih’.
Kamu juga bisa menjelaskan bahwa kamu lebih suka membantunya mengambilkan sandwich saat ia memintanya dengan sopan, mengucapkan kata ‘tolong’ dan ‘terima kasih’, dan tidak dengan nada yang memerintah.
Meski terkadang hal ini seperti hafalan, ungkapan-ungkapan ini mengajarkan anak betapa pentingnya memperlakukan orang lain dengan hormat. Kamu juga perlu disiplin untuk bersikap sopan pada anak, karena ia akan langsung belajar bahwa ungkapan yang sopan adalah bagian dari komunikasi sehari-hari yang baik, baik di rumah maupun di tempat umum.
Jangan Gunakan Kemarahan untuk Mengendalikan Anak
Jangan gunakan kemarahan untuk mengendalikan anak. Wajar merasa kesal saat anak melakukan kesalahan. Tapi, hindari mengatur perilakunya dengan amarah dan cobalah membantunya membangun empati dari sikap yang kamu lakukan kepadanya./ Foto: Freepik.com
Mungkin mudah bagi kamu untuk merasa kesal saat anak melakukan kesalahan, contohnya ketika ia diam-diam mengambil permen sebelum jam makan malam. Namun, usahakan jangan menggunakan amarah sebagai cara untuk mengatur perilakunya.
Mengajarkannya lewat instruksi dan contoh yang kamu lakukan jauh lebih efektif, meski tetap penting juga memberi tahu anak bahwa kamu sedang kecewa terhadap perilakunya. Jadi, daripada langsung marah, sebaiknya ambil waktu untuk menenangkan diri.
Kemudian, katakan dengan tegas bahwa kamu tahu yang dilakukan oleh anak dan merasa kecewa karena mengabaikan perkataanmu. Selanjutnya, kamu bisa menambahkan konsekuensi yang harus ditanggung oleh anak, misalnya tidak boleh makan snack setelah makan malam.
Berikan Anak Tanggung Jawab
Berikan anak tanggung jawab. Bertanggung jawab akan memudahkan anak belajar menumbuhkan perasaan empati dan peduli. Coba berikan anak tugas sederhana, seperti memberi makan hewan peliharaan./ Foto: Freepik.com.
Seperti yang dilansir dari Baby Center, penelitian menunjukkan bahwa anak yang belajar tanggung jawab juga belajar altruisme dan kepedulian. Oleh karena itu, cobalah untuk memberikannya tugas sederhana, seperti memberi makan hewan peliharaan atau membereskan meja makan.
Jangan lupa juga untuk memberikan pujian atas pekerjaannya, dan tunjukkan bahwa tindakannya bermanfaat bagi semua orang.
Itu tadi Beauties, deretan cara yang bisa dilakukan untuk membantu menumbuhkan empati pada anak.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!