Ingin Didengar Lebih Baik? Coba 4 Trik Psikologi agar Orang Lain Lebih Mendengarkanmu
Sudah berbicara dengan jelas, tapi orang lain tampak tak benar-benar mendengarkanmu, Beauties? Dalam dunia yang penuh notifikasi dan distraksi, kemampuan untuk membuat orang lain mendengarkan bukan hanya bakat tetapi juga keterampilan psikologis yang dapat dilatih lho.
Dari teori persuasi klasik hingga riset komunikasi modern, para ahli sepakat bahwa orang mendengarkan bukan karena apa yang dikatakan, tapi karena bagaimana penyampaiannya. Berikut empat trik psikologi yang terbukti efektif membuat orang lain lebih mendengarkanmu.
Bicaralah dengan Relevansi, Bukan Volume
Agar orang benar-benar mendengarkanmu, sampaikan pesan yang relevan dengan mereka. Bukan seberapa keras kamu bicara, tapi seberapa berarti kata-katamu bagi yang mendengar./Foto: Freepik/freepik
Manusia hanya benar-benar mendengarkan hal yang berarti untuk mereka. Menurut teori Elaboration Likelihood Model dari Petty dan Cacioppo, otak memproses pesan lewat dua jalur yaitu rasional (central route) dan emosional yang berdasarkan kesan (peripheral route).
Chip Heath, penulis Made to Stick mengatakan “To make people care, you have to make them see why it matters to them personally.”
Jadi, bukan tentang berbicara lebih keras, tapi tentang berbicara lebih tepat sasaran. Kaitkan pesan yang akan disampaikan dengan apa yang sedang mereka alami atau pedulikan. Dengan cara ini kamu akan melihat mereka mulai benar-benar mendengarkan.
Tunjukkan Bahwa Kamu Layak Didengar
Orang cenderung mendengarkan mereka yang sudah dipercaya banyak orang. Gunakan bukti sosial dan kisah nyata agar pendapatmu terasa valid, relevan, dan layak didengarkan./Foto: Freepik/freepik
Dalam psikologi sosial, Robert Cialdini menyebut prinsip social proof. Sebuah kecenderungan dimana manusia akan mengikuti perilaku orang lain sebagai bukti bahwa sesuatu layak dipercaya. Ketika orang melihat bahwa banyak orang menghargai pendapatmu, secara naluriah mereka akan lebih percaya dan mendengarkanmu.
Itu sebabnya testimoni, contoh nyata, atau cerita dari orang lain dapat membuat orang lain akan memperhatikan dan mendengarkan omonganmu. Dalam bukunya Influence, Cialdini menulis “We view a behavior as more correct in a given situation to the degree that we see others performing it.”
Ciptakan rasa aman dengan bukti sosial. Ungkapkan kisah bahwa ide atau pendapatmu pernah membantu orang lain, atau bahwa sudut pandangmu didukung oleh pengalaman kolektif. Di kepala manusia, mendengarkan seseorang yang “sudah didengarkan banyak orang” terasa lebih nyaman daripada mendengarkan orang asing.
Jangan Menantang, Tapi Validasi Dulu
Agar didengarkan, jangan paksa orang lain menerima pendapatmu. Validasi dulu keyakinan mereka, ciptakan rasa aman, lalu sampaikan pesan dengan empati agar lebih diterima./Foto: Freepik/freepik
Kadang kita terlalu bersemangat ingin menjelaskan sesuatu, sampai lupa bahwa otak manusia tidak suka dipaksa berubah. Teori Cognitive Dissonance dari Leon Festinger menjelaskan bahwa ketika seseorang mendengar hal yang bertentangan dengan keyakinannya, ia akan mengalami ketegangan psikologis dan secara refleks menutup diri.
Jadi Beauties, jadilah pendengar yang baik dulu sebelum ingin didengarkan orang lain. Setelah kamu mengetahui siapa pendengarmu, mulailah dengan obrolan yang sesuai dengan keyakinan mereka. Setelah muncul rasa aman dan percaya, kamu dapat mengutarakan pendapatmu.
Jadilah Orang yang Disukai, Bukan yang Paling Benar
Agar orang mau mendengarkanmu, jadilah pribadi yang hangat dan tulus. Tunjukkan empati, dengarkan dengan perhatian, dan bangun koneksi yang membuat orang merasa dihargai./Foto: Freepik/freepik
Kita semua cenderung lebih mendengarkan orang yang kita sukai. Dale Carnegie dalam How to Win Friends and Influence People dijelaskan bahwa “You can make more friends in two months by becoming interested in other people than in two years by trying to get other people interested in you.”
Jika kamu ingin didengar, tunjukkan bahwa kamu juga peduli mendengarkan. Gunakan nama mereka, tatap mata, dengarkan tanpa menyela. Kehangatan dan rasa hormat menciptakan ruang psikologis yang membuat orang nyaman membuka diri. Hal ini juga sesuai dengan teori Ingratiation dari Edward E. Jones yang menjelaskan bahwa kesukaan lahir dari empati, kesamaan, dan perhatian tulus.
Dalam percakapan apa pun, likeability seringkali lebih kuat daripada credibility. Orang mungkin lupa kata-katamu, tapi mereka tidak akan lupa bagaimana perasaan yang kamu berikan saat bicara.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!