Ini Manfaat dan Risiko Sharenting, Akitivitas Membagikan Konten tentang Anak di Medsos
Di zaman sekarang, teknologi telah berkembang pesat dan seiring dengan itu, media sosial pun muncul. Generasi kita saat ini sangat bergantung pada teknologi dan media sosial. Di berbagai media sosial seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan sebagainya tersedia banyak konten yang menghibur dan memenuhi kebutuhan informasi kita sebagai penggunanya.
Sharenting adalah tren orangtua membagikan video dan foto anak-anak mereka secara berlebihan di media sosial. Sharenting tidak selalu berupa video negatif tentang orangtua yang mengerjai atau menyakiti anak-anak. Ada cara-cara sharenting yang sangat positif di mana orangtua dapat tetap terhubung dengan keluarga dan teman-teman yang tinggal jauh. Bahkan, dapat membantu mereka yang baru saja menjadi orangtua dan tidak yakin bagaimana cara menangani anaknya yang baru lahir.
Ada pula beberapa orangtua yang suka memposting tentang keseharian anaknya yang berkebutuhan khusus untuk sharing sekaligus mengedukasi orang-orang yang sepengalaman dengannya. Dengan melihat video dan gambar orangtua lain di seluruh dunia, mereka dapat merasa tidak sendirian dan dapat berbicara dengan orang-orang yang berada dalam situasi yang sama seperti mereka.
Contoh Sharenting
Contoh sharenting/Foto: Pexels/Yankrukov
Mengutip dari Cleveland Clinic, sharenting dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti:
- Membagikan foto rapor untuk menunjukkan kebanggaan atas prestasi anak.
- Mengunggah rekaman video berisi momen lucu maupun menyedihkan sang anak.
- Menulis postingan blog berisi kiat untuk melatih anak belajar melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri sejak dini.
- Membagi pengalaman pribadi anak yang sudah remaja sebagai bukti pertengkaran yang terjadi melalui media sosial.
Manfaat Sharenting
Manfaat sharenting/Foto: Pexels/Gustavo Fring
Dikutip dari YP Discover, "sharenting” dapat memungkinkan orangtua berbagi informasi tentang anak-anak mereka di media sosial. Saat seseorang menjadi orangtua, anak-anak mereka menjadi bagian dari identitas mereka. Jadi, wajar bagi mereka untuk merayakan bagian dari identitas mereka.
Media sosial memudahkan untuk berbagi momen penting dan berharga dengan orang-orang terkasih. Selain itu, memungkinkan orangtua untuk mengumpulkan dan menyimpan kenangan tentang perkembangan anak-anak mereka, seperti yang banyak dilakukan oleh para orangtua muda masa kini.
Bagaimanapun, mengabadikan dan menyimpan momen secara daring sangatlah mudah dan lebih terjaga penyimpanannya alias tidak mudah hilang atau terhapus otomatis.
Risiko Sharenting
Risiko sharenting/Foto: Pexels/Mikhail Nilov
Segala hal yang memiliki manfaat tentunya juga memiliki risikonya. Berikut adalah risiko dari melakukan sharenting di media sosial. Beberapa risikonya, yakni:
1. Melanggar Privasi Anak
Melansir The Morning, setelah dibagikan secara daring, konten dapat menjadi tersebar dan tak terhapus di dunia maya. Bahkan, jika kiriman dihapus oleh yang mempostingnya, salinan atau tangkapan layar mungkin sudah ada di ponsel orang lain, yang menyebabkan potensi hilangnya kendali atas gambar yang dibagikan.
Orangtua tidak bisa lagi mengontrol foto atau video yang telah dibagikan karena orang lain dapat menyimpan, membagikan, atau menyalahgunakannya dengan cepat. Begitulah risiko berada di dunia digital, sulit untuk mengatur siapa yang melihat dan membagikan foto-foto ini.
2. Memperburuk Representasi Diri Anak
Representasi diri seorang anak menjadi harus bersaing atau sesuai dengan representasi orangtuanya tentang dirinya. Dalam beberapa kasus, konflik tersebut merusak kesehatan mental dan memperlambat perkembangan anak Terkadang, orangtua tanpa sadar menciptakan tekanan pada anak-anak mereka dengan menciptakan citra ideal tentang siapa anak mereka di dunia maya.
Mempermalukan anak dengan mengunggah kekurangan kepribadian, ketidaksempurnaan kinerja, atau perilaku tidak pantas anak, kamu dapat memengaruhi prospek pendidikan dan profesional anakmu di masa depan. Hal tersebut juga dapat merusak reputasi mereka di sekolah dan di lingkungan sekitar, bahkan dapat menyebabkan perundungan.
3. Merusak Kepercayaan Anak terhadap Orangtua
Sharenting dapat membuat anak semakin tertutup dan menyembunyikan informasi dari orangtuanya karena takut akan tersebar. Dampak jangka panjangnya adalah putusnya komunikasi antara anak dan orangtua karena sudah tidak ada lagi rasa percaya.
4. Dapat Memancing Cyberbullying
Dengan terlalu banyak berbagi di medsos, kamu dapat mengekspos kehidupan anakmu terhadap para pembully dan orang tidak bertanggung jawab di internet. Anak-anak lain dapat dengan mudah melihat profil medsosmu dan menggunakan momen yang tampaknya lucu atau konyol yang kamu bagikan sebagai bahan membully anakmu. Demikianlah yang dikutip dari Seacoast Moms.
Beauties, itu dia sederet manfaat dan risiko sharenting di media sosial. Kalau sudah menjadi orangtua, apa pilihanmu?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!