Ini Penyebab Thailand dan Kamboja Berperang hingga Sebabkan 16 Orang Meninggal Dunia

Rini Apriliani | Beautynesia
Jumat, 25 Jul 2025 15:41 WIB
Thailand dan Kamboja Terlibat Perang Perbatasan, Lebih dari Satu Abad!
Lokasi perbatasan Thailand dan Kamboja/Foto: (Dok Google Earth)

Peperangan terjadi di dua negara yang termasuk ke dalam Asia Tenggara, yakni Thailand dan Kamboja. Sejak Kamis, peperangan ini telah menjadi sorotan global. 

Diketahui dari kabar terbaru, peperangan telah menyebabkan 16 orang meninggal dunia dan banyak korban harus mengungsi. Lantas, apa penyebab perang Thailand dan Kamboja ini? 

Thailand dan Kamboja Terlibat Perang Perbatasan, Lebih dari Satu Abad!

Lokasi perbatasan Thailand dan Kamboja yang menjadi titik ketegangan antara kedua negara.

Lokasi perbatasan Thailand dan Kamboja/Foto: (Dok Google Earth)

Melansir The Guardian, perang yang terjadi antara Thailand dan Kamboja ini bukanlah masalah baru. Perselisihan ini telah terjadi lebih dari seabad, saat Prancis yang menduduki Kamboja hingga 1953, pertama kali memetakan perbatasan darat. 

Perselisihan ini telah berulang kali terjadi selama bertahun-tahun yang dipicu oleh sentimen nasional. 

Awal mula kembali memanasnya Thailand dan Kamboja adalah Mei 2025 lalu. Saat itu, pasukan setempat saling baku tembak di wilayah yang diperebutkan, hingga membuat seorang tentara Kamboja meninggal dunia.

Dalam dua bulan terakhir, hal ini memicu serangkaian aksi balas dendam oleh kedua pemerintah. Thailand, memberlakukan pembatasam perbatasan dengan Kamboja, sedangkan Kamboja melarang impor buah dan sayuran, penayangan film Thailand, hingga memutus akses internet dari Thailand. 

Ini yang Terjadi pada Kamis, hingga Menyebabkan Korban Jiwa

Smoke rises from a structure, amid the clashes between Thailand and Cambodia, in Kantharalak district, Sisaket province, Thailand, July 24, 2025, in this screengrab obtained from a handout video. TPBS/Handout via REUTERS    THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. THAILAND OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN THAILAND.

Foto: TPBS/Handout via REUTERS

Terkait yang terjadai pada Kamis kemarin, Thailand dan Kamboja memberikan versi berbeda tentang apa yang terjadi. 

Melansir BBC, Dewan Keamanan Nasional Thailand (NSC) mengklaim, pada Kamis, pukul 07.30 waktu setempat, militer Kamboja mengerahkan pesawat tak berawak untuk melakukan pengawasan pada pasukan Thailand yang ada di dekat perbatasan. 

Tak lama kemudian, personel militer Kamboja membawa granat berpeluncur roket berkumpul di perbatasan. Saat itu, disebutkan tentara Thailand mencoba bernegosiasi dengan berteriak, tapi tidak berhasil. 

Kata juru bicara NSC, Kamboja melepaskan tembakan sekitar pukul 08.20, yang memaksa pihak Thailand untuk membalasnya. Negeri Gajah Putih ini menuduh Kamboja mengerahkan senjata berat, termasuk peluncur roket BM-21 dan artileri, yang menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum di sepanjang perbatasan Thailand. 

Sementara itu, Kamboja mengklaim bahwa tentara Thailand duluan yang memicu konflik itu sejak sekitar pukul 06.30, ketika mereka melanggar perjanjian sebelumnya dengan maju ke kuil Khmer-Hindu di dekat perbatasan dan menempatkan kawat berduri di sekitar pangkalannya. 

Kemudian, tentara Thailand mengerahkan pesawat tak berawak tepat setelah pukul 07.00 dan melepaskan tembakan ke udara sekitar pukul 08.30, menurut Maly Socheata, juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja. 

Pada pukul 08.46, tentara Thailand secara preemptif melepaskan tembakannya ke arah tentara Kamboja, sehingga mereka tidak punya pilihan lain selain menggunakan hal membela diri. 

Maly Socheata selanjutnya menuduh Thailand mengerahkan pasukan berlebihan, menggunakan senjata berat dan melakukan serangan udara di wilayah Kamboja. 

Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai mengatakan bahwa perselisihan yang terjadi dengan Kamboja ini rumit dan harus diselesaikan dengan hati-hati, serta jalan dengan hukum internasional. 

Sementara itu, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet mengatakan negaranya ingin menyelesaikan perselisihan secara damai. Ia mengatakan negaranya tidak punya pilihan selain menanggapi dengan kekuatan bersenjata terhadap agresi bersenjata. 

Akibat kejadian ini, setidaknya 16 orang meninggal dunia. 15 orang korban meninggal di Thailand dan satu di Kamboja. Lalu, lebih dari 120.000 orang yang tinggal di sepanjang perbatasan tersebut mengungsi. Demikianlah mengutip Al Jazeera

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.