Taylor Swift, seorang ikon pop global, tidak hanya dikenal karena musiknya yang memukau dan penampilannya yang berkilau. Penyanyi berusia 34 tahun ini juga telah menggunakan platform-nya untuk membahas isu-isu penting yang sering kali diabaikan, salah satunya adalah dismorfia tubuh.
Dengan pendekatan yang tulus dan penuh empati, Taylor mengajak kita untuk merenungkan hubungan kita dengan tubuh kita sendiri. Melansir dari Hindustan Times, ini 3 cara yang dilakukan Taylor Swift dalam membahas masalah dismorfia tubuh di hadapan publik.
1. Film Dokumenter
Taylor Swift/Foto: Instagram.com/taylorswift |
Dalam film dokumenter Miss Americana, Taylor membuka diri tentang persepsi negatif dan rasa tidak suka terhadap tubuhnya. Perjuangan dengan citra tubuh penyanyi Bad Blood ini mencapai puncaknya pada tahun 2014, di mana Taylor sering melewatkan waktu makan dan merasa kehilangan kesadaran di tengah-tengah pertunjukan.
Akibat standar kecantikan yang beredar di kalangan umum membuat Taylor merasa perlu untuk menyesuaikan diri dengan standar masyarakat, yang berujung membahayakan kesejahteraannya.
Transparansi perjuangan Taylor melawan dismorfia tubuh telah menginspirasi perubahan persepsi pada penggemarnya, mendorong mereka untuk mengadopsi praktik yang lebih sehat dan memprioritaskan kesehatan mental dan fisik mereka. Penggemar yang berjuang melawan masalah citra tubuh dan gangguan makan yang sama seperti Taylor, merasa dilihat dan termotivasi untuk mencari bantuan.