Jatuh Cinta Bikin Berat Badan Naik, Mitos atau Fakta?

Ayuliy Lestari | Beautynesia
Jumat, 06 Dec 2024 06:30 WIB
1. Perubahan Pola Makan dan Kebiasaan Sosial
Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Jatuh cinta memang bisa membawa kebahagiaan dan perubahan besar di dalam hidup kita. Tapi terkadang, juga memengaruhi hal-hal yang tak terduga, seperti berat badan. Yups, perasaan bahagia, kegembiraan, atau bahkan stres yang muncul dalam hubungan romantis sering kali memengaruhi pola makan dan kebiasaan sehari-hari.

Dalam beberapa kasus, jatuh cinta bisa membuat seseorang lebih sering makan bersama pasangan, mengonsumsi makanan yang lebih menggugah selera, atau bahkan mengurangi aktivitas fisik karena lebih banyak menghabiskan waktu bersama orang yang dicintai. Dampaknya, peningkatan berat badan bukanlah hal yang mustahil.

Namun, apakah jatuh cinta selalu berhubungan dengan kenaikan berat badan? Berikut fakta-faktanya.

1. Perubahan Pola Makan dan Kebiasaan Sosial

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Ketika seseorang jatuh cinta, mereka sering kali menghabiskan waktu bersama pasangan, yang bisa melibatkan makan bersama atau berbagi makanan, terutama makanan berkalori tinggi. Pola makan yang lebih banyak makan di luar atau konsumsi makanan yang lebih menggugah selera dapat menyebabkan peningkatan asupan kalori, yang berujung pada peningkatan berat badan.

Sebuah penelitian oleh Luszczynska & Schwarzer (2005) berjudul ”Social-cognitive theory of eating behavior” menunjukkan bahwa interaksi sosial, termasuk hubungan romantis, dapat memengaruhi kebiasaan makan seseorang.

Mereka menyatakan bahwa kebiasaan makan yang berhubungan dengan kebersamaan dan perasaan nyaman sering kali menyebabkan peningkatan konsumsi makanan yang tidak terkontrol. Dalam konteks ini, pasangan romantis bisa menjadi faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan seseorang, baik positif maupun negatif.

2. Perubahan Hormon dan Nafsu Makan

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Jatuh cinta mengaktifkan sistem hormon tubuh, termasuk peningkatan kadar oksitosin, dopamin, dan kortisol. Hormon-hormon ini berperan dalam mengatur mood, stres, dan rasa kenyang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan hormon ini bisa memengaruhi nafsu makan seseorang, salah satunya yang dikemukakan oleh Drewnowski & Almiron-Roig (2010) dalam jurnal Appetite.

Jurnal tersebut membahas bagaimana perasaan emosional seperti kecemasan, stres, atau kebahagiaan dapat memengaruhi perilaku makan seseorang. Mereka menemukan bahwa perubahan dalam status emosional, yang sering terjadi dalam hubungan romantis, dapat memicu perilaku makan berlebih. Hormon seperti kortisol yang dipicu oleh stres atau kecemasan dapat meningkatkan nafsu makan, terutama terhadap makanan berkalori tinggi.

3. Perilaku Makan Emosional (Emotional Eating)

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Stres atau kebahagiaan yang muncul saat jatuh cinta dapat memengaruhi perilaku makan emosional, di mana seseorang makan untuk mengatasi perasaan, baik itu perasaan bahagia atau cemas. Perilaku ini dapat menyebabkan peningkatan konsumsi makanan yang tinggi kalori, yang pada akhirnya berujung pada peningkatan berat badan.

Penelitian oleh Herman & Polivy (2008) dalam jurnal Appetite membahas bagaimana stres emosional, termasuk perasaan yang datang dari hubungan romantis, bisa menyebabkan perilaku makan berlebihan. Mereka menjelaskan bahwa makan berlebihan sering kali terjadi sebagai respons terhadap perubahan emosional yang tidak terkontrol, yang bisa terjadi ketika jatuh cinta atau dalam hubungan romantis.

4. Kurangnya Aktivitas Fisik

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Saat jatuh cinta, beberapa orang mungkin lebih fokus pada kegiatan sosial, seperti berkumpul atau beristirahat bersama pasangan, yang bisa mengurangi waktu untuk berolahraga. Kebiasaan berkurangnya aktivitas fisik ini dapat berkontribusi pada penambahan berat badan.

Penelitian oleh Kohl & Cook (2013) dalam ”Physical activity and weight gain” menunjukkan bahwa kurangnya aktivitas fisik atau pengurangan waktu untuk berolahraga dapat memengaruhi keseimbangan energi dalam tubuh, yang berujung pada peningkatan berat badan. Jika jatuh cinta mengarah pada penurunan aktivitas fisik, hal ini bisa berkontribusi pada penambahan berat badan.

5. Peningkatan atau Penurunan Kualitas Tidur

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Beberapa orang melaporkan kualitas tidur yang lebih baik ketika mereka jatuh cinta, yang bisa mengurangi stres dan memperbaiki keseimbangan hormon tubuh. Namun, ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa ketidakstabilan emosional dalam hubungan bisa mengganggu tidur, yang berkontribusi pada perilaku makan yang tidak teratur dan peningkatan berat badan.

Sebuah studi oleh Kelley & Luster (2015) berjudul ”Sleep and emotional eating” menemukan bahwa kualitas tidur yang buruk atau stres emosional yang dihasilkan dari hubungan bisa memengaruhi perilaku makan. Tidur yang buruk sering kali dikaitkan dengan peningkatan nafsu makan, khususnya terhadap makanan tinggi kalori.

Jadi, jatuh cinta memang menyebabkan peningkatan berat badan karena beberapa faktor emosional dan sosial yang memengaruhi kebiasaan makan dan aktivitas fisik seseorang. Namun, dampaknya sangat bervariasi antar individu.

Tidak semua orang mengalami peningkatan berat badan akibat jatuh cinta. Beberapa orang justru menjadi lebih termotivasi untuk menjaga kesehatan tubuhnya saat berada dalam hubungan yang sehat dan mendukung.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE