Bulan Ramadan tinggal menghitung hari saja. Bulan yang paling dinanti dan dirindukan umat muslim ini diperkirakan akan jatuh pada minggu pertama bulan April. Meskipun masih beberapa hari lagi, tapi suasana menyambut bulan penuh berkah ini sudah mulai terasa.
Di beberapa daerah di Indonesia bahkan sudah mulai melakukan beberapa tradisi menjelang bulan Ramadan. Salah satunya adalah masyarakat Pulau Bangka. Setidaknya, ada tiga tradisi yang sering dilakukan masyarakat Pulau Bangka untuk menyambut bulan suci Ramadan.
Penasaran apa saja itu? Yuk, cari tahu dalam ulasan di bawah ini.
Perang Ketupat
tradisi pulau Bangka/Foto: travel.detik.com |
Perang ketupat merupakan salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat Desa Tempilang, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat. Tradisi ini bertujuan untuk meminta keselamatan dan perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar terhindar dari hal-hal buruk yang nggak diinginkan. Biasanya, tradisi perang ketupat ini dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Syakban.
Nah, sebelum perang ketupat di mulai, dukun laut dan dukun darat akan membacakan mantra pada 40 buah ketupat. Setelah itu, ketupat-ketupat tersebut disusun rapi di atas tikar pandan.
Lalu, 20 orang pria muda berdiri saling berhadapan untuk saling memperebutkan dan melempar ketupat-ketupat tersebut. Jika suasana sudah kacau, salah seorang dukun akan meniup peluit tanda perang ketupat tahap pertama selesai dan dilanjutkan tahap kedua dengan proses yang sama.
Perang ketupat akan diakhiri dengan upacara Nganyot Peraeu, yakni upacara menghanyutkan perahu mainan yang terbuat dari kayu ke laut sebagai tanda mengantar para makhluk halus pulang supaya nggak mengganggu masyarakat Desa Tempilang.
Ruwahan
Bulan Ramadan/Foto: belitungtimurkab.go.id |
Tradisi masyarakat Pulau Bangka untuk menyambut bulan Ramadan berikutnya adalah ruwahan atau sedekah ruwah. Tradisi ini dilakukan di hampir setiap wilayah di Bangka Belitung. Biasanya, masyarakat Bangka Belitung melaksanakan tradisi ruwahan pada pertengahan bulan Syakban.
Adapun tujuan dari tradisi ini adalah untuk menghormati arwah orang-orang yang sudah meninggal, misalnya anggota keluarga. Tradisi ini dilakukan dengan cara menyiapkan makanan berupa nasi lengkap dengan lauk pauk dan buah-buahan, lalu diantar ke masjid dan selanjutnya akan dibacakan doa untuk anggota keluarga yang sudah meninggal dari orang yang melakukan ruwahan tersebut.
Ziarah Kubur
Bangka Belitung/Foto: news.detik.com |
Tradisi yang satu ini biasanya dilakukan 30 hari menjelang Ramadan atau saat sudah memasuki bulan Syakban. Sama seperti ziarah kubur pada umumnya, tradisi ini juga dilakukan dengan cara membersihkan makam, menabur bunga, dan memanjatkan doa untuk anggota keluarga yang sudah meninggal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT karena sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadan.
Nah, itulah tiga tradisi yang sering dilakukan masyarakat Pulau Bangka menjelang bulan suci Ramadan. Kalau di daerahmu, seperti apa tradisi menyambut bulan penuh berkah dan ampunan ini? Komen di bawah, ya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!