Kamu Merasa Harus Selalu Sibuk? Ini 5 Gejala Hustle Culture yang Sering Dianggap Wajar

Maura Valysha Carmelie | Beautynesia
Selasa, 19 Aug 2025 11:00 WIB
5. Terus Membandingkan Diri dengan Produktivitas Orang Lain
Terus Membandingkan Diri dengan Produktivitas Orang Lain/Foto: freepik.com/freepik

Di dunia yang makin cepat ini, kesibukan sering dipuja layaknya prestasi. Punya waktu luang terkadang membuat canggung, bahkan merasa bersalah. Kalau kamu sering merasa harus selalu ada yang dikerjakan atau bangga saat kerja sampai larut malam, hati-hati! Bisa jadi kamu sedang terjebak dalam hustle culture.

Istilah ini merujuk pada budaya yang mengglorifikasi kesibukan dan kerja tanpa henti, seolah-olah produktivitas adalah satu-satunya tolok ukur keberhasilan. Namun, apakah itu benar-benar sehat?

Yuk, kita bedah 5 gejala hustle culture yang seringkali disamarkan sebagai ambisi atau kerja keras padahal bisa jadi kamu sedang mengorbankan banyak hal penting dalam hidup.

1. Merasa Bersalah Saat Tidak Melakukan Apa-Apa

Merasa Bersalah Saat Tidak Melakukan Apa-Apa/Foto: freepik.com/katemangostar

Pernah merasa bersalah kalau kamu hanya rebahan tanpa alasan yang jelas atau merasa tidak produktif walaupun sebenarnya kamu butuh istirahat? Ini adalah tanda umum hustle culture yang menyusup ke pola pikir kita.

Banyak orang yang merasa mereka harus selalu melakukan sesuatu demi merasa berharga. Padahal, tubuh dan pikiran kita juga perlu ruang kosong agar bisa pulih dan tetap berfungsi optimal. Ironisnya, semakin kita memaksakan diri untuk terus aktif, produktivitas justru menurun dan stres meningkat. Istirahat itu bukan bentuk kemalasan, itu strategi bertahan hidup.

2. Menyamakan Value Diri dengan Intensitas Kesibukan

Menyamakan Value dengan Jumlah Kesibukan/Foto: freepik.com/EyeEm

Kalau kamu sering merasa lebih berharga saat punya banyak pekerjaan atau kegiatan dalam satu waktu, ini juga sinyal bahaya. Hustle culture menanamkan ide bahwa semakin kamu sibuk, semakin sukses kamu terlihat. 

Namun, apakah kesibukan itu benar-benar mengarah ke tujuan hidup yang kamu inginkan? Kesibukan yang bermakna dan terarah memang penting, tapi kalau semua aktivitas hanya demi tampak produktif, kamu bisa kehilangan koneksi dengan dirimu sendiri, apa yang kamu suka, apa yang kamu butuhkan, dan apa yang sebenarnya penting.

3. Bangga Karena Lembur dan Kurang Tidur

Bangga Karena Lembur dan Kurang Tidur/Foto: freepik.com/boonsom

Salah satu wajah paling kelihatan dari hustle culture adalah: orang bangga ketika mengatakan dirinya hanya tidur 3 jam atau bahkan harus bekerja hingga pukul 2 pagi. Seolah-olah semakin sedikit istirahat, semakin hebat pula dedikasinya. Padahal, tubuh manusia punya batas.

Lembur terus-menerus tanpa pemulihan bisa menyebabkan kelelahan kronis, gangguan imun, bahkan kondisi kesehatan mental yang serius seperti burnout dan depresi. Kamu memang bisa kerja keras, tapi jangan sampai lupa bahwa kamu juga berhak untuk hidup, bukan hanya bertahan.

4. Mengabaikan Sinyal Tubuh dan Emosi

Mengabaikan Sinyal Tubuh dan Emosi/Foto: freepik.com/New Africa

Sakit kepala, badan pegal, mata lelah, dan suasana hati yang cenderung mudah berubah, tapi kamu tetap memaksa diri untuk lanjut bekerja? Hustle culture sering membuat kita menganggap sinyal-sinyal dari tubuh dan emosi sebagai hal yang sepele. Bahkan, dianggap hambatan menuju produktivitas.

Padahal, tubuh kita selalu berusaha memberi tahu kalau ada yang tidak beres. Mengabaikannya terus-menerus bisa berujung pada kelelahan ekstrem yang butuh waktu lama untuk pulih. Belajar mendengar dan menghormati tubuh itu juga bentuk kerja yang penting, kerja sama dengan diri sendiri.

5. Terus Membandingkan Diri dengan Produktivitas Orang Lain

Terus Membandingkan Diri dengan Produktivitas Orang Lain/Foto: freepik.com/freepik

Media sosial jadi lahan subur untuk hustle culture. Kita lihat orang lain posting soal proyek mereka, jam kerja mereka, coffee shop hopping sambil bawa laptop, dan langsung merasa sangat tertinggal. Tapi yang sering kita lupa, yang diposting orang hanyalah highlight, bukan realita utuh.

Kamu tidak bisa membandingkan babak hidupmu dengan cuplikan paling 'glamor' dari orang lain. Terus membandingkan diri hanya akan membuatmu terjebak dalam lingkaran tak pernah puas dan terus merasa kurang padahal kamu sudah berjuang cukup keras.

Mulailah beri ruang untuk slow living. Istirahat bukan berarti kamu lemah. Menolak kerja lembur bukan berarti kamu kurang berdedikasi. Dan yang paling penting, kesuksesan yang sehat itu bukan yang buat kamu kehilangan diri, tapi justru membuat kamu semakin utuh. Beauties, mulailah rawat diri, bukan hanya kariermu. Karena kamu tak perlu terbakar untuk bisa bersinar. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang dapat ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.