Pemerintahan Taliban kembali menuai sorotan tajam dan kritik dari dunia internasional. Setelah sebelumnya mengeluarkan larangan bagi perempuan untuk berkuliah, kini Taliban memerintahkan semua organisasi non-pemerintah (LSM) lokal dan asing untuk menghentikan karyawan perempuan datang bekerja, menurut surat dari kementerian ekonomi.
Dilansir dari The Guardian, isi surat yang dikonfirmasi Juru Bicara Kementerian Perekonomian Abdulrahman Habib itu menyebutkan, pegawai perempuan LSM tidak boleh bekerja sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
Disebutkan bahwa langkah tersebut adalah akibat dari beberapa perempuan yang diduga tidak mematuhi interpretasi administrasi tentang aturan berpakaian Islam untuk perempuan.
Salah seorang pekerja LSM perempuan Afghanistan yang merupakan pencari nafkah utama di keluarganya, mengatakan bahwa peraturan tersebut membuatnya ketakutan.
"Jika saya tidak dapat bekerja, siapa yang dapat menghidupi keluarga saya?" ungkapnya, dilansir dari BBC.
Pencari nafkah lain menyebut berita itu "mengejutkan" dan bersikeras bahwa dia telah mematuhi aturan berpakaian ketat Taliban.
Lusinan LSM beroperasi di daerah terpencil di Afghanistan, dan banyak dari karyawan mereka adalah perempuan. Adanya beberapa peringatan larangan bagi staf perempuan akan menghambat pekerjaan mereka.
Komite Penyelamatan Internasional mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa lebih dari 3 ribu staf perempuan di Afghanistan memegang peranan penting untuk pengiriman bantuan kemanusiaan di negara itu.
Seorang pejabat di LSM internasional yang terlibat dalam distribusi makanan mengatakan larangan itu merupakan "pukulan besar".
"Kami memiliki sebagian besar staf perempuan untuk menangani masalah bantuan kemanusiaan perempuan Afghanistan. Bagaimana kita mengatasi kekhawatiran mereka sekarang?" ujar pejabat tersebut, dilansir dari The Guardian.