Beberapa orang menyukai dan meletakkan genre horor di nomor satu soal selera film, sementara yang lain ogah dan mungkin sampai nggak terpikir ingin 'menyentuh' tontonan film yang bikin bulu kuduk merinding seram.
Rupanya hal ini ada alasan psikologinya lho, Beauties. Apa saja?
Menangkap Sensasi Stres yang Berbeda
Mengutip Huffington Post, menurut sosiolog dan penulis Scream: Chilling Adventures in the Science of Fear, Mergee Kerr, film yang bisa merangsang rasa takut dan picu detak jantung, membuat tubuh merasa seakan perlu mengeluarkan energi.
Dari situ, beberapa orang menafsirkannya secara positif sehingga menganggap nonton film horor itu menyenangkan. Sama halnya seperti kamu usai mengikuti kelas yoga yang intens.
Sementara bagi yang tak suka, akan menafsirkan stres tersebut sebagai serangan panik, Beauties. Nah, dari sini jelas sudah berbeda banget ya.
Pengalaman Masa Kecil Beri Pengaruh
Rupanya bagaimana paparan orang tua pada anaknya sejak masih kecil, bisa beri pengaruh apakah si kecil nantinya akan suka genre film horor atau enggak.
Menurut Kerr, jangan ajak anak nonton film horor sebelum mereka punya pemikiran baik tentang jenis monster yang nyata, atau terlalu dini ajak anak main roallercoaster.
Tampaknya membuat anak parno sejak dini seperti menakut-nakuti misal tidak mau makan, dan sebagainya, meski terkadang jadi cara yang efektif namun hal itu bisa terbawa sampai besar nanti, Beauties.
Orang yang takut nonton film horor juga dinilai sebagai pribadi yang sensitif dan cenderung berempati. Nah, kalau kamu sendiri, tim yang suka nonton film horor atau sebaliknya nih, Beauties?
-------------
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!