Keren dan Inspiratif! Ini Deretan Perempuan Genius dalam Banyak Bidang Sekaligus

Maura Valysha Carmelie | Beautynesia
Kamis, 23 Oct 2025 11:00 WIB
Keren dan Inspiratif! Ini Deretan Perempuan Genius dalam Banyak Bidang Sekaligus
Keren dan Inspiratif! Ini Kisah Perempuan Genius dalam Banyak Bidang Sekaligus/Foto: wikipedia.org/dezeen.com/library.ethz.ch

Perempuan polymath atau polimatik adalah sosok luar biasa yang menguasai berbagai bidang sekaligus, mulai dari sains, seni, teknologi, hingga filsafat. Di tengah dunia modern yang serba spesialisasi, perempuan polymath membuktikan bahwa kecerdasan multidimensi bukan hanya milik masa lalu, tapi juga menjadi inspirasi masa kini.

Kisah para perempuan jenius lintas bidang ini menunjukkan bahwa batas antara ilmu pengetahuan dan kreativitas bisa melebur jadi satu harmoni indah. Yuk, Beauties, kenalan dengan para perempuan hebat yang buat dunia berdecak kagum!

1. Si Jenius Visioner: Ada Lovelace, Sang Ibu Komputer Dunia

Perempuan polymath: Ada Lovelace. Ia perempuan pertama di dunia komputer dan menjadi simbol awal STEM/Foto: wikipedia.org

Perempuan polymath: Ada Lovelace. Ia perempuan pertama di dunia komputer dan menjadi simbol awal STEM/Foto: wikipedia.org

Kalau kamu pikir dunia teknologi hanya milik laki-laki, tunggu dulu, Beauties! Di abad ke-19, Ada Lovelace sudah menulis algoritma pertama di dunia untuk mesin ciptaan Charles Babbage. Ia dikenal sebagai perempuan pertama di dunia komputer dan menjadi simbol awal STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) untuk perempuan.

Kecerdasannya bukan hanya soal logika matematika, tapi juga imajinasi. Lovelace menyebut pekerjaannya sebagai “poetical science”, perpaduan antara sains dan seni berpikir kreatif. Jadi kalau kamu pernah merasa “kiri-kanan otaknya aktif bareng”, congratulations Beauties, kamu punya semangat Ada Lovelace di dalam dirimu!

2. Leonardo da Vinci Versi Perempuan: Hilma af Klint dan Keajaiban Seni Ilmiah

Prempuan polymath: Hilma af Klint. Ia adalah pelukis Swedia yang menggabungkan ilmu, geometri, dan spiritualitas dalam karya/Foto: wikipedia.org

Prempuan polymath: Hilma af Klint. Ia adalah pelukis Swedia yang menggabungkan ilmu, geometri, dan spiritualitas dalam karya/Foto: wikipedia.org

Sebelum dunia mengenal seni abstrak ala Kandinsky, sudah ada Hilma af Klint sang pelukis Swedia yang menggabungkan ilmu, geometri, dan spiritualitas dalam karyanya. Ia tak hanya melukis, tapi juga meneliti struktur alam dan simbolisme universal, menjadikan dirinya sebagai salah satu polymath perempuan di bidang seni dan sains.

Kini, karya-karyanya dianggap revolusioner karena melampaui zamannya. Hilma adalah bukti bahwa seniman perempuan juga bisa jadi ilmuwan visual yang membuka cara baru memahami alam semesta lewat warna dan bentuk.

3. Marie Curie: Simbol Kecerdasan dan Ketangguhan Ilmuwan Perempuan

perempuan polymath: Marie Curie/Foto: library.ethz.ch

Perempuan polymath: Marie Curie. Ia adalah perempuan pemenang Nobel pertama, sebanyak dua kali di bidang Fisika dan Kimia/Foto: library.ethz.ch

Siapa yang nggak kenal Marie Curie? Ia adalah perempuan pertama yang memenangkan Nobel, bahkan dua kali di bidang berbeda: Fisika dan Kimia! Bersama suaminya Pierre Curie, ia menemukan unsur polonium dan radium yang membuka jalan bagi penelitian radioaktivitas modern.

Yang paling luar biasa, Marie Curie tetap teguh berjuang meski hidup di masa ketika perempuan sulit diterima di dunia ilmiah. Ia jadi inspirasi bagi jutaan perempuan di seluruh dunia untuk tak takut mengejar karier di sains dan penelitian ilmiah.

4. Hypatia dari Alexandria: Filsuf, Matematikawan, dan Pejuang Pengetahuan

perempuan polymath: Hypatia/Foto: britannica.com

Perempuan polymath: Hypatia. Ia adalah seorang filsuf, matematikawan, dan astronom perempuan dari abad ke-4 Masehi/Foto: britannica.com

Sebelum ada universitas modern, sudah ada Hypatia dari Alexandria, seorang filsuf, matematikawan, dan astronom perempuan dari abad ke-4 Masehi. Ia mengajar di perpustakaan legendaris Alexandria dan dikenal karena pikirannya yang terbuka serta keberaniannya melawan dogma.

Hypatia menjadi simbol perempuan cerdas dan independen yang menolak dibatasi oleh norma sosial. Dalam sejarah, ia sering disebut sebagai perempuan polymath pertama di dunia kuno, dan warisannya masih terasa sampai sekarang di dunia filsafat dan pendidikan perempuan.

5. Perempuan Polymath Masa Kini: Dari AI hingga Fashion Futuristik

Perempuan polymath: Fei-Fei Li dan Iris van Herpen. Fei-Fei Li adalah ilmuwan AI yang aktif dalam etika teknologi. Iris van Herpen, desainer fashion yang memadukan seni, sains material, dan teknologi 3D printing./Foto: hai.stanford.edu/dezeen.com

Perempuan polymath: Fei-Fei Li dan Iris van Herpen. Fei-Fei Li adalah ilmuwan AI yang aktif dalam etika teknologi. Iris van Herpen, desainer fashion yang memadukan seni, sains material, dan teknologi 3D printing./Foto: hai.stanford.edu/dezeen.com

Bukan hanya tokoh masa lalu, Beauties. Sekarang juga banyak perempuan polymath modern yang berkarya di berbagai bidang. Sebut saja Fei-Fei Li, ilmuwan AI yang juga aktif dalam etika teknologi, atau Iris van Herpen, desainer fashion yang memadukan seni, sains material, dan teknologi 3D printing.

Mereka membuktikan bahwa era digital membuka peluang baru bagi perempuan multitalenta untuk menciptakan karya lintas disiplin. Dunia kini butuh lebih banyak wanita polymath yang berpikir kreatif, kritis, dan berani bereksperimen!

Saat Ilmu dan Imajinasi Menyatu

Perempuan polymath adalah bukti inovasi terbesar lahir dari keberanian untuk menjelajahi banyak hal sekaligus./Foto: freepik.com/benzoix

Perempuan polymath adalah bukti inovasi terbesar lahir dari keberanian untuk menjelajahi banyak hal sekaligus./Foto: freepik.com/benzoix

Dari masa ke masa, perempuan polymath selalu jadi pengingat bahwa batas antara sains dan seni hanyalah ilusi. Mereka menulis sejarah dengan otak dan hati, membuktikan bahwa inovasi terbesar lahir dari keberanian untuk menjelajahi banyak hal sekaligus.

Jadi, Beauties, jangan takut kalau kamu punya minat di banyak bidang. Dunia butuh lebih banyak perempuan yang berpikir seperti Lovelace, Curie, dan Klint karena masa depan diciptakan oleh mereka yang berani jadi polymath versi dirinya sendiri.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang dapat ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE