Ketika anak-anak telah dewasa, biasanya mereka akan meninggalkan rumah dan merantau untuk melanjutkan pendidikan, bekerja, atau menjalani kehidupan setelah menikah. Nah, pada saat itu orang tua rentan mengalami Empty Nest Syndrome atau sindrom sarang kosong. Apa itu?
Dilansir dari Psychology Today, sindrom sarang kosong mengacu pada kesedihan dan emosi rumit lainnya yang sering dialami orang tua ketika anak-anaknya meninggalkan rumah. Orang tua akan merasa kesepian dan sedih ketika anak-anak mereka meninggalkan ‘sarang’ dan biasanya ibu lebih merasakan kesedihan tersebut dibanding ayah.
Beauties, perlu diketahui bahwa sindrom ini bukanlah diagnosis klinis, tetapi itu hanyalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan sedih dan kesepian. Perasaan tersebut dapat membingungkan dan mengejutkan karena tampaknya bertentangan dengan perasaan bangga atas perkembangan anak.
Gejala
Empty nest syndrome sering merasa sedih/ Foto: Pexels/ RODNAE Productions |
Empty Nest Syndrome memiliki beberapa gejala seperti adanya perasaan sedih karena sang anak sudah menjajaki kehidupan baru, kehilangan, depresi, kesendirian, orang tua merasa kesulitan ketika sang anak tidak ada di rumah, muncul rasa khawatir mengenai kesejahteraan anak di perantauan, kehilangan tujuan hidup karena biasanya disibukkan dengan mengurus anak.
Jika orang tua menangis secara berlebihan dan dalam waktu yang lama, terutama jika kehidupan sehari-hari dan pekerjaan terhambat maka harus mendapatkan bantuan profesional.
Penyebab
Penyebab sindrom sarang kosong/ Foto: Pexels/ Karolina Grabowska |
Sebenarnya wajar bagi anak untuk meninggalkan rumah orang tua ketika telah mencapai perkembangan tertentu dan sindrom sarang kosong ini tidak seburuk yang ditakuti orang tua, selama mereka membangun ikatan dan komunikasi yang baik dengan anak.
Hubungan positif bisa memberi semua pihak kesempatan yang baik untuk interaksi yang sehat, sang anak bisa bekerja menuju kemandirian dan orang tua bisa menikmati waktunya.
Penanganan
Orang tua bisa memulai hobi baru/ Foto: Pexels/ Centre for Ageing Better |
Mengutip dari Web MD, fase transisi yang dialami oleh orang tua biasanya bisa berlangsung hingga beberapa bulan. Untuk menangani fase tersebut, orang tua bisa melakukan beberapa beberapa kegiatan seperti melakukan hobi baru, memelihara hewan, olahraga, berkebun, berkomunikasi dengan anak, menjadi relawan, dan kegiatan bermanfaat lainnya.
Beauties, Empty Nest Syndrome tidak selalu buruk, karena ada juga hal positif yang bisa dirasakan orang tua selama anaknya di perantauan, seperti adanya hubungan yang lebih baik dengan pasangan, memiliki perasaan bangga saat anak berhasil, hubungan yang lebih baik dengan anak, lebih bebas, dan bisa memiliki hubungan yang baik dengan sekitar, atau saudara.
Dalam kehidupan memang selalu ada perpisahan termasuk dengan orang tua, hal tersebut dilakukan agar kita sebagai anak bisa hidup mandiri. Namun selama merantau, jangan lupa untuk selalu berkomunikasi dengan orang tua supaya bisa mengobati rasa sedih dan kesepiannya mereka.
-----------
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!