Kisah Inspiratif Chris Gardner: Dulu Gelandangan, Kini Jadi Miliarder Sukses
Hidup itu bagaikan roda berputar. Kadang di bawah, kadang berada di atas. Hidup itu anugerah, yang setiap harinya memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berubah. Ya, siapa saja berhak memiliki kesempatan untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Hal itu pula yang dialami oleh seorang miliarder ternama, Chris Gardner. Siapa sangka, sosok yang kini bergelimang harta itu pernah merasakan hidup susah. Chris Gardner yang kini menjelma menjadi seorang miliarder, dulu pernah menjadi seorang gelandang jalanan.
Mengutip dari laman BBC, Gardner di usia mudanya menghabiskan waktu selama empat tahun di Angkatan Laut AS. Pada 1974, Gardner pun pindah ke San Fransisco dan bekerja sebagai penjual alat kesehatan.
Hidup Gardner tidak berjalan mulus. Pada 1980-an, saat usianya menginjak 27 tahun, Gardner terpaksa menjadi gelandangan bersama anaknya yang masih bayi, selama satu tahun di San Fransisco. Kala itu, Gardner sudah pisah dengan sang istri dan memutuskan untuk membawa dan mengurus sang bayi.
Gardner bekerja sebagai seorang karyawan di sebuah perusahaan pialang saham dan digaji rendah. Namun, uang yang dimiliki Gardner saat itu tidak cukup untuk membayar jaminan sewa apartemen dan membuatnya harus hidup di bawah garis kemiskinan.
Hal itu pula yang membuat Gardner dan anaknya, Chris Jr, tidur berpindah tempat di mana pun yang memungkinkan mereka untuk beristirahat. Mereka pernah tidur di toilet stasiun kereta api, taman, penampungan gereja, hingga bahkan di kolong meja di tempat kerjanya setelah rekan-rekan kerja pulang.
Untuk makan sehari-hari, Gardner dan anaknya makan di dapur umum. Gardner juga kerap menitipkan sang putra ke tempat penitipan anak dengan uang seadanya. Dengan begitu, ia bisa leluasa bekerja.
Meski diterpa kesulitan, Gardner mengalami kemajuan pesat dalam pekerjaannya. Ia pun diangkat sebagai karyawan tetap setelah menyelesaikan masa magangnya di perusahaan Dean Witter Reynolds (DWR)
Gardner pun akhirnya mampu menyewa rumah untuknya dan sang anak. Sejak saat itu, karier Gardner pun melesat dengan cepat. Pada 1987, Gardner berhasil mendirikan perusahaan investasi sendiri yang diberi nama, Gardner Rich & Co.
Perusahaan yang didirikan Gardner bergerak di bidang penanganan utang-piutang, ekuitas dan transaksi berbagai produk-produk ekonomi lainnya. Gardner Rich & Co bermula dibangun di sebuah apartemen kecil yang bermodalkan perabotan sederhana.
Namun berkat kerja keras Gerald, ia berhasil mengembangkan Gerald & Co hingga akhirnya menjual kepemilikan sahamnya di perusahaan pada 2006 silam.
Sosok Ibu yang Inspiratif
Ilustrasi ibu dan anak laki-laki/Foto: Freepik/Jcomp
Di balik kisah hidup Gerald, ada sosok ibu yang begitu menginspirasi pria kelahiran 9 Februari 1954 itu. Gerald tumbuh tanpa sosok ayah, ia tidak pernah tahu siapa ayah kandungnya.
Gerald dibesarkan dalam suasana kemiskinan oleh sang ibu, Bettye Jean dan ayah tirinya yang kerap mabuk-mabukan serta bersikap kasar. Gerald kecil juga pernah menghabiskan waktu tinggal di sebuah rumah asuh.
Meskipun sengsara sejak kecil, Gerald mengatakan bila sang ibu adalah sosok inspiratif baginya.
"Saya memiliki ibu yang masih kuno pemikirannya yang mengatakan kepada saya setiap hari, "Nak, kamu bisa melakukan atau menjadi apa pun yang kamu inginkan”, dan saya percaya itu, saya menjadi apa yang saya inginkan 100 persen,” ujar Gerald dalam artikel BBC yang tayang pada 2016 lalu.
Kisahnya Diangkat ke Film Hollywood
Otobiografi Chris Gardner: The Pursuit of Happyness/Foto: BBC
Saat usianya menginjak 62 tahun, kekayaan Gardner begitu melimpah, yakni sekitar 60 juta USD atau lebih dari Rp800 miliar. Gardner menikmati usaha dan kerja kerasnya selama ini sampai bisa keliling dunia sebagai seorang motivator.
Bukan hanya itu, ia juga tercatat sebagai donatur dan mensponsori sejumlah badan amal untuk para tunawisma, serta organisasi-organisasi yang menentang kekerasan terhadap perempuan.
Kisah hidup Gardner yang begitu pelik dimulai dari melewati masa kanak-kanak yang penuh kesulitan, hingga sempat dipenjara saat magang di DWR, membuat Hollywood melirik. Saat itu, Gardner menuang kisah hidupnya ke dalam otobiografi karyanya yang laris di pasaran, The Pursuit of Happyness.
Film dengan judul yang sama pun dirilis pada tahun 2006, dan Will Smith dinominasikan sebagai Aktor Terbaik Oscar untuk perannya sebagai Gardner dalam film tersebut.
Menoleh hidupnya kembali ke belakang, Gardner mengatakan kepada BBC bahwa ia tidak akan mengubah apa pun.
"Saya melewati penderitaan sebagai seorang anak jadi saya tidak ingin anak-anak saya mengalaminya," kata Gardner. "Saya membuat keputusan saat saya berusia lima tahun, sehingga anak-anak saya akan tahu siapa ayah mereka.”
"Saya meraih keberhasilan sesudahnya, karena saya membuat keputusan tepat,” imbuh Gardner.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!